Lisa: Merasa sangat lain

4.2K 403 24
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nama: Kirana Elisabeth Marwan

Panggilan: Lisa

Jurusan: Hukum '16

Kondisi: Bingung


"Lis! Gila, nggak ngenalin loh gue. Kapan ngecat rambut?"

Sebelum dia bisa menyentuh rambut gue, langsung aja gue tepis tangannya. Siapapun dia, gue tetep nggak suka rambut gue dipegang-pegang.

"Ye, masih aja galak."

Gue langsung memandang Cecilia Katherine dengan pandangan nggak tertarik, bukan karena gue sebel sama dia—ya mana mungkin sih gue sebel sama temen gue sejak SD tanpa sebab—tapi lebih karena gue lagi nggak pengen ngomong sama siapa-siapa.

"Lo nggak makan?" Tanya Cecil lagi, "Makan lah. Tambah kurus deh lo gue liat."

"Udah dari dulu perasaan gue kurus." Kata gue, tapi kemudian gue sadar kalau, iya juga, gue laper. "Kemana aja sih lo, baru liat sekarang dari gue masuk."

"Ya biasa sih, tugas disana-sini. Lagian kan sekarang gue anak kastrat." Ujar Cecil dengan bangga, sampai sempet-sempetnya menyilang tangan dengan sombongnya.

Gue otomatis langsung ngedorong bahu Cecil pelan dan senyum ngeledek, "Gaya banget lo masuk kastrat. Sok kritis."

Cecil cuma ketawa denger jawaban gue sebelum kemudian ngeliatin gue dari atas sampai bawah, "Gue yakin lo bakal jadi anak kastrat juga, Lis."

"Terus jadi bawahan lo gitu ya?" Cecil langsung mengangguk mantap. "Ih, males banget. Lo pasti suka marah-marah nggak jelas."

"Ye, ngelunjak ya ini anak." Tangan Cecil dengan ringannya noyor kepala gue, tapi gue tau kok itu bercanda. "Ngapain aja lo setahun nggak kuliah?"

"Living my life to the fullest." Kata gue sambil senyum, karena secara nggak sengaja gue jadi inget seseorang yang sering banget gue temuin di dalam waktu setahun itu, dari awalnya nggak sengaja sampai disengajain dengan cara janjian.

"Idihhh." Cecil langsung nyubit pipi gue keras-keras seakan gue nggak punya saraf yang bisa memunculkan rasa sakit. "Senyum apaan tuh? Pacaran ya lo!"

"Lain kali nyubitnya pake tang aja sekalian, Cil." Ucap gue dengan nada sarkastik se-sarkas mungkin. "Nggak pacaran. Belom."

"Cieelah! Cerita dong! Siapa tuh? Anak mana?"

"Anak sini kok, seangkatan lo."

Cecil otomatis langsung melotot. "Anak hukum?? Ketemu dimana lo, woy? Gue aja yang mendekam disini mulu nggak dapet anak hukum."

"Ih. Maksud gue anak kampus sini juga, tapi bukan hukum."

"Ye, lo bilangnya anak sini, gue mikirnya hukum lah." Cecil langsung keliatan sewot, sementara gue cuma bisa ngetawain kepanikan dia yang nggak dapet-dapet pacar. "Terus anak mana?"

The Little ThingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang