Introducing: The Paramayogas

3.1K 307 84
                                    

Nama: Fadli Kuncoro Paramayoga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nama: Fadli Kuncoro Paramayoga

Panggilan: Fadli

Jurusan: Sistem Informasi '13

"Fadliiii!"

Bukan kali pertama gue dikagetkan sama suara nyaring Letisha yang cuma terdengar kalau dia lagi sama orang-orang terdekatnya. Bukan kali pertama juga suara nyaring itu muncul di saat-saat yang gak tepat kayak pas gue baru aja mau ketiduran atau pas gue lagi konsen-konsennya. Sayang gue gak bisa marah karena cewek ini emang punya sifat (dan wajah) yang bakal bikin semua orang maafin dia, sekaligus dia pacar dari senior yang  paling gue hormatin di fakultas ini.

"Apaaa?" Tanya gue sambil melepas earphone yang lagi memperdengarkan movie scores Harry Potter, emang tiap lagi butuh konsentrasi gue lebih seneng denger movie scores karena lebih efektif membangkitkan semangat.

Letisha duduk di sebelah gue buat ngintip sedikit ke buku gue dan langsung mengangkat bahu tanda kurang peduli. "Itu, gue baru denger adek lo masuk sini juga yaa?"

"Iya, Manajemen dia."

"Wiiih, selamat ya! Lucas kan ya?"

"Iya, Jovan sih udah mau masuk semester 3 hahaha."

Letisha senyum sambil nepuk bahu gue. "Hebat banget ya orangtua kalian."

"Kenapa?"

"Bisa punya anak tiga-tiganya cakep terus pinter." Kata Letisha sambil pouting sebelum kemudian menatap langit. "Bisa gak ya nanti gue kayak gitu..."

"Bisa lah, lo kan cantik banget, bang Tara juga mukanya manis. Udah gitu kalian sama-sama pinter."

"Hahahaha." Letisha langsung ketawa kenceng, yang entah kenapa tetep keliatan cantik. Haduh, kadang kalau mikir begini aja gue langsung ngerasa gak enak sama bang Tara. "Tara bisa kesenengan kalau tau dia dibilang manis."

"Tapi emang iya kan?" Ujar gue sambil lanjut nulis-nulis lagi.

"Iya. Eh, lo nulis apa sih? Lagu?"

"Nggak, puisi."

"Serius? Sejak kapan?"

"Hmm." Gue berhenti sejenak buat mengingat-ingat, kapan ya tepatnya gue mulai bikin puisi. Tapi tiba-tiba aja hape gue geter karena ada telepon masuk dari Jovan yang bikin gue mengerutkan dahi. Tumben amat? Padahal Jovan bukan tipe orang yang seneng nelepon. "Bentar, Sha."

Letisha mengangguk sambil ngasih kode ke gue, nanya apa dia boleh baca buku gue dan tentu gue iyakan, gak ada apa-apa juga disitu selain puisi gue.

"Halo, Jo? Kenapa?"

"Kak, daritadi chat gue gak dijawab-jawab."

"Oh, gue nggak buka hape daritadi, kenapa?"

"Ini nih adek lo, bikin repot."

The Little ThingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang