2. Lombok... (Grace)

55 1 0
                                    

Menyendiri di Pulau Lombok adalah keinginanku sejak lama. Kesibukkanku di Jakarta dengan berbagai macam tugas dan deadline yang menumpuk membuatku kehilangan liburanku. Dengan mengambil liburan sepuluh hari ini aku manfaatkan untuk mencari inspirasi di pulau yang sangat indah ini. Mencari kata-kata yang tepat untuk aku jadikan lirik lagu dan aku persentasikan sebagai ujianku nanti. Memang tidak mudah jika kalian ingin menghadapi ujian semester terakhir, itu akan membuat kalian stress dan gugup untuk menghadapi itu semua belum lagi kalian akan menghadapi skripsi nanti. Skripsiku akan dilaksanakan beberapa bulan kedepan lagi.

Mungkin kalian akan berfikir kalau usiaku sudah dua puluh empat tahun, tapi kalian salah. Usiaku baru saja menginjak delapan belas tahun. Terkejut mengapa aku sudah kuliah bahkan hampir selesai? Yap, aku mendapatkan jalur akselerasi yang dimana hanya bersekolah dua tahun dari biasanya. Sejak aku SMP aku sudah masuk kedalam jalur akselerasi dan hal itu juga terulang saat aku di SMA. Aku memang sangat beruntung bisa mendapatkan itu semua, tapi menurutku mengukuti jalur biasa tanpa akselerasi lebih mengasyikan.

Setelah lulus SMA dengan cepat, aku melanjutkan pendidikanku di perguruan tinggi jurusan Art and Music. Aku memang suka sekali dengan menggambar dan musik. Tapi untuk ujianku disemester terakhir ini aku mengambil ujian musik, karena semester lalu aku mengikuti ujian lukis.

Aku disini, di pulau ini aku akan merelakskan semua ketegangan dan mencari inspirasi untuk lagu apa yang akan aku berikan untuk ujian nanti. Selain itu aku juga ingin mencari pemandangan yang indah di pulau ini untuk mempersiapkan skripsiku nanti. Saat skripsi nanti aku akan diuji melalui lukisan dan musik.

Aku menginap disalah satu kamar di Qunci Villas Hotel yang posisinya sangat strategis untuk melihat kearah pantai yang indah. Ini suasana yang sangat aku impikan sejak lama dan akhirnya terwujudkan juga.

*

Aku rasa, berjalan disekitar hotel akan menjadi hal yang sangat menarik untuk mengawali hari liburanku ini. Aku berjalan dengan santai dan menuju resto hotel untuk makan pagi disana. Cuaca yang sangat mendukung membuat aku semangat untuk melakukan aktivitas di pulau ini.

Aku memesan menu sarapan pagi yang sudah disediakan oleh resto ini dan memfoto keadaan sekitar hotel. Bahagia itu sederhana.

Saat aku sedang berfoto, aku melihat para staff dan seluruh waiters sedang di instruksikan untuk—entahlah. Aku rasa hotel ini akan kedatangan seseorang atau sekelompok orang yang sangat penting atau mungkin terkenal. Hotel ini memang terlihat tidak terlalu banyak pengunjungnya dan itu yang membuatku senang, bahkan aku rasa itu menjadi salah satu alasan untuk menjadikan hotel ini sepi karena ada orang penting menginap disini dan mereka membutuhkan privasi, sama sepertiku. Tapi aku bukan orang terkenal atau penting dalam berbagai hal.

Lima belas menit menunggu pesananku datang dan diantarkan oleh pelayan yang menurutku ia sangat cantik, “Maaf, memangnya hotel ini akan kedatangan siapa? Karena saya perhatikan, para staff disini sedang mempersiapkan sesuatu untuk orang yang sangat penting,” tanyaku kepada pelayan itu.

“Hotel ini akan dikunjungi oleh boyband terkenal diseluruh dunia dan mereka menginginkan privasi agar tidak ada paparazzi dan penggemar mereka yang mengambil foto atau meliput kegiatan mereka,” Jawaban pelayan itu membuat penyataanku benar. Tapi kehadiran boyband itu tidak akan merubah rencanaku berubah, karena aku membutuhkan privasi begitupun mereka.

Selesai sarapan aku mengganti pakaianku dengan pakaian pantai dan aku berjalan menuju Pantai Senggigi. Aku membawa kamera yang tergantung di leherku dan ponselku aku masukkan kedalam short pants yang aku kenakan. Aku hanya memakai sandal dan berjalan dipinggir pantai serta memfoto semua keindahan pantai ini. Pasir putih serta warna air laut yang masih bersih membuatku mudah mendapatkan foto ikan-ikan yang berenang dilaut itu. Ini seperti didalam mimpi.

Aku belum ada niatan untuk menyelam dilaut yang masih jernih itu. Mungkin nanti aku akan melakukannya. Aku juga sudah membuat daftar kemana saja aku akan pergi untuk satu minggu kedepan.

Aku memilih berjemur dipinggir pentai setelah berjalan melihat pemandangan yang indah. Dengan membawa kamera aku bisa memfoto apa saja yang aku suka. Aku mengambil ponselku didalam celana dan memfoto pemandangan dihadapanku. Aku meng-uploadnya ke twitter,

@Grace_Marissa: Lombok… You’re so perfect! x

Aku memang suka meng-upload pemandangan indah dimanapun aku berada ke sosial media. Entah kenapa tapi aku suka melakukannya.

*

Tak terasa matahari sudah benar-benar diatas kepalaku sekarang. Waktunya makan siang dan berpindah. Aku tidak terlalu kuat dengan matahari yang benar-benar diatas kepala, lagi pula aku lupa membawa topi.

Aku mencari resto terdekat untuk makan siang dipinggir pantai. Sesampainya di resto yang tidak begitu jauh dari pantai aku duduk dan memesan makanan laut yang menurutku cocok dengan suasananya. Aku juga sangat suka dengan makanan laut.

Saat menunggu makanan datang, aku membuka ponselku dan membuka aplikasi Skype. Aku ingin menghubungi adikku yang berada di Jakarta. Sebelum aku berangkat ke Lombok ia berpesan untuk menghubunginya saat aku sudah sampai di Lombok.

Setelah ON, aku melihat dikontak siapa saja yang ON dan kebetulan adikku sedang ON. Aku rasa dia sengaja ON setiap saat agar aku menghubunginya. Aku menekan tombol call dan menunggunya menjawab.

Sebelum adikku menjawab, pelayan datang dengan membawa makanan pesananku. Aku sangat-sangat senang sekali karena sudah lama aku tidak memakan kepiting yang merupakan makanan kesukaanku.

“Kak Graceeee!!!” Suara cempreng menggelegar dari ujung sana. Kebiasaan adikku saat menjawab Skype dariku. Terlihat seperti kami tidak bertemu selama bertahun-tahun saja. “Kakak sedang apa? Sekarang dimana? Sama siapa?”

Pertanyaan yang bertubi-tubi ia tumpahkan kepadaku, “Makan siang. Resto pinggir pantai. Sendiri.” Aku membalasnya dengan suara yang datar dan ekspresi yang datar juga.

Saat bibirku mengucapkan kata-kata pantai, raut wajah berubah bersinar dan seakan ingin menghujatku berbagai macam pertanyaan.”Pinggir pantai!? Aku ingin lihat, ingin lihat!!!!” Teriaknya dari ujung sana membuat aku mengecilkan volume di headphones-ku. Rasanya aku ingin segera mematikan video call ini, karena sudah tidak sanggup dengan teriakannya yang sangat histeris.

Aku menunjukkannya pemandangan pantai yang membentang luas dihadapanku dan menunjukkan makanan yang sedang aku makan. “Sudah? Tadi yang terakhir adalah makanan yang sedang aku makan, jika kau menanyakannya.”

“Whoa!!! Itu sangat indah dan sea food? Aku ingin sekali makanan sea food tapi sedang tidak keluar rumah minggu-minggu ini,” Curahatannya dengan ekspresinya yang memelas. Aku tidak akan terpengaruh dengan wajah seperti itu karena sudah tahu apa makna dibalik ekspresi wajah itu.

“Tidak usah menunjukkan ekspresi wajah seperti itu. Lagi pula aku tidak bisa membagi makanan ini denganmu. Kamu berada di Jakarta dan aku di Lombok.”

“Aku ingin ke Lombok menyusulmu,” Ucapannya membuatku terkejut dan tertawa keras. Memangnya berani dia pergi ke Lombok sendiri, dasar anak kecil.

“Terserah kamu saja. Sudah ya, aku ingin melanjutkan makan. Sampai ketemu di Jakarta anak kecil…”

Mati.

Aku tidak melihat lagi bagaimana ekspresinya saat aku mematikan sambungan Skype-nya karena aku juga sudah malas melihat dan mendengar ucapannya yang selalu berharap. Setelah mematikan sambungan, aku menghabiskan makanan yang aku pesan. Indahnya Pantai Senggigi membuat aku semangat makan kepiting ini.

****

HAII!!! Akhirnya gue post cerita baru dan sedikit meninggalkan Moment disana :p Gue belum dapet pencerahan untuk Moment dan tiba-tiba gue dapet banyak inspirasi untuk menaruh latarnya di Lombok. Walaupun gue belom pernah ke Lombok, tapi gue usahain kok sama kayak di Lombok aslinya . Hehe, gue akan post ini seminggu dua kali gimana? Atau seminggu sekali aja? Vote dan Comment jangan lupa yaa :D

Dan menurut gue masih banyak yang jadi silent reader, mending sekarang ngaku aja... Siapa yang jadi silent reader? Lebih baik kalian vote atau kasih komen ke gue untuk cerita kedepannya gimana :D Oke?

Lombok Island - 7 Unexpected Days (Stories of Seven Days)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang