13. Day 5: Back to Hotel (Harry)

0 0 0
                                    

Aku merasakan sesuatu yang lembut menyelimutiku dan aku merasa sangat hangat serta nyaman. Aku membuka mataku dan melihat ada selimut yang menyelimutiku. Aku bangkit dan melihat kalau Grace sudah tidak ada diatas tempat tidur. Anak itu selalu bangun lebih awal dariku.

Aku jadi teringat tentang semalam. Semalam adalah malam yang paling indah yang pernah aku lalui. Menunggu Grace makan dan menahan nafsuku untuk ke bar yang sangat dekat dari kafe dimana Grace makan. Sebenarnya Grace membiarkanku untuk pergi ke bar, tapi aku tidak ingin meninggalkannya sendiriran dan karena itu aku harus menahannya. Ditambah lagi ternyata Grace tidak suka dalam kehidupan malam seperti yang biasa aku lakukan dengan para the lads. Gadis ini memang berbeda. Ia bilang, ia akan mengganti semuanya dan aku diajaknya ke tempat movie on the beach. Aku rasa baru kali ini aku menonton film di pantai dan ternyata sangat seru. Ya, itu pertama kalinya aku menonton film di pantai dan lebih beruntungnya aku ditemani oleh gadis manis yang membuat jantung terus berdegup kencang bila didekatnya.

Ditengah-tengah film aku merasakan seseorang menaruh kepalanya dipundakku dan aku melihat Grace sudah memejamkan matanya. Aku yakin sekali kalau dia sangat lelah karena seharian tidak beristirahat. Aku mengelus rambutnya dan mengecup pucuk kepalanya. Entah setan mana yang merasuki untuk melakukan hal itu, aku harap Grace tidak tahu akan hal itu.

Setelah filmnya selesai aku menggendong Grace yang sudah pulas dalam tidurnya. Aku tidak tau harus membawa dia kemana dan aku memutuskan untuk membawanya untuk tidur dikamarku. Eh tenang dulu, aku tidak berbuat macam-macam dengannya. Aku hanya ingin dia nyaman tidur diatas ranjang dan aku tidak tidur diranjangku walaupun aku ingin. Aku tidur di sofa yang ada dikamar itu. Seketika aku teringat kejadian di Gili Air dua hari yang lalu.

"Kau sudah bangun?" tanya seseorang yang sudah ku tahu pasti kalau itu adalah Grace. Aku menoleh dan tersenyum kearahnya. "Disana ada susu hangat, tadi aku keluar sebentar dan memesan susu hangat untukmu. Cuaca disini sangat dingin di pagi hari,"

Sangat perhatian sekali dia, "Kau sudah mandi?" tanyaku heran. Karena rambut dia sudah basah namun pakaiannya masih seperti yang tadi malam.

Gadis itu hanya terkekeh, "Ya, aku sudah mandi."

"Tapi mengapa kau masih memakai pakaian yang tadi malam?"

Dia melihat kearah bajunya lalu tertawa lagi, "Bajuku sudah habis. Lagipula hari ini kita akan kembali ke hotel, kan?"

"Mengapa kau tidak mengambil bajuku saja? Kau jorok sekali,"

Dia hanya memincingkan mata tajamnya kearahku, "Bajumu saja tinggal satu. Bagaimana aku ingin meminjamnya, bodoh. Sudah, lebih baik kau cepat mandi agar kita bisa cepat kembali dan aku berganti pakaianku,"

*

Perjalanan menuju Bangsal akan memakan waktu empat puluh menit dan itu artinya aku akan berada di boat empat puluh menit bersama Grace. Entahlah, aku belum melihat keempat temanku itu dari tadi. Aku yakin tadi malam mereka pergi ke bar dan berpesata disana.

Aku hanya tertawa mendengar ucapannya yang menurutku lucu. Sesekali dia memotret pemandangan laut dari atas boat ini. Yang aku herankan adalah mengapa kameranya masih tetap hidup sampai detik ini? Entahlah, mungkin dia membawa charger kameranya.

"Kau tahu? Adikku adalah seorang Directioner dan dia sangat menggilaimu," cerita gadis itu ditengah keributan suara boat ini.

Mataku meliriknya yang sedang menatap lurus kedepan, "Aku tahu. Aku tahu karena memang aku sudah membuat para gadis didunia ini menggila. Termasuk kau. Aku tahu itu," Akhirnya dia melihatku dan terkekeh, "Hanya dalam mimpimu saja, Curls!" Hey! Dia mengacak-ngacak rambutku dan apa? Curls? Aku sering sekali mendengar dia berkata itu, ataukah mungkin itu panggilan sayangnya untukku? Harry! Kau terlalu jauh untuk memikirkan itu!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 01, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Lombok Island - 7 Unexpected Days (Stories of Seven Days)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang