12. Day 4 - Gili Trawangan: Only Us. (Grace)

8 0 0
                                    

Ternyata empat personil One Direction ini jago sekali dalam urusan berselancar. Aku benar-benar takjub dengan keahlian mereka masing-masing. Kurang lebih dua jam kami asik berselancar dan saatnya sudah tiba. Waktu hampir menunjukkan pukul lima sore dan aku kembali kebibir pantai. Aku sudah melihat Zayn bersorak gembira saat aku turun terlebih dahulu dari teman-temannya.

"Kau sangat hebat sekali dalam hal berselancar." ucapnya seraya memberiku satu botol air mineral. Ya, dia sangat pengertian sekali memberiku dan keempat temannya air mineral.

Saat aku menerima botol air itu yang diikuti oleh Niall, Liam, dan Louis, aku melihat Harry mengambil botol itu dengan acuh dan tatapan yang menurutku menyeramkan kepada Zayn. Ada apa dengan anak ini? Bukankah tadi dia baik-baik saja? Entahlah, aku tidak bisa membaca mood yang dirasakan Harry.

Setelah kejadian tadi, Harry langsung berjalan meninggalkan kami dengan tatapan yang tidak aku mengerti itu. Namun untungnya Louis berinisiatif untuk menyusulnya, dia bilang Harry hanya membutuhkan sedikit waktu dan dia memang seperti itu setelah melihat kejadian yang menyakiti hatinya. Entah apa maksudnya, mungkin tadi setelah berselancar dan dalam perjalanan kepinggir pantai ia melihat kucing mati? Itu pasti sangat menyakiti hatinya.

Aku dan yang lain-kecuali Zayn-mengganti pakaian kami. Setelah itu menuju resto yang terletak tidak jauh dari pantai untuk makan makanan yang mengganjal perut. Aku tidak ingin makan banyak karena aku tahu kalau nanti malam di Gili ini akan ada pesta malam hari. Walaupun seperti itu, aku tidak ingin meminum alkohol dan aku akan menikmati makanan yang akan mereka keluarkan tanpa meminum alkohol. Aku sangat benci dengan alkohol.

Seperti yang aku bilang tadi, aku hanya makan sedikit untuk mengganjal perutku. Kalau Niall tidak usah ditanya, anak ini memesan banyak sekali makanan. Aku hanya melongo melihatnya. Liam dan Zayn hanya memesan secukupnya untuk perut mereka.

"Um, Ni. Apa kau tidak salah dengan pesananmu itu?" ucapku yang sedikit ngeri melihat pesanan Niall.

Niall menggeleng, "Tidak. Aku sangat lapar, kau tahu."

Aku hanya menggeleng mendengar ucapannya, "Well, berarti kau tidak akan bisa menikmati hidangan malam nanti yang sudah disiapkan oleh pihak Gili."

Niall yang mendengar ucapanku terkejut karena dia memang tidak tahu kalau ada hidangan malam. "Hidangan malam? Mengapa kau tidak memberi tahuku, kalau seperti itu aku tidak akan memesan banyak makanan tadi," ucapnya sambil mendengus kesal. Kami hanya tertawa mendengar ucapan Niall. "Tapi tidak apa. Aku akan menghabisinya dan kalau boleh tahu acaranya mulai jam berapa?"

"Sembilan malam,"

"Well, tidak apa. Perutku masih kuat untuk menyantapmu beautiful food. Jarak sekarang ke jam sembilan lumayan lama," Lagi-lagi kami tertawa lepas mendengar pernyataan Niall yang sangat menggilai makanan.

Disaat kami sedang menyantap makanan ini denagn nikmatnya, Louis datang dengan wajah yang sedikit ceria. Apakah anak ini sudah mengurusi Harry?

"Hey blondie! Bagi aku makananmu," seru Louis kepada Niall, karena hanya Niall-lah yang berambut pirang disini. Dengan sigap Niall menghadang tangan Louis yang hendak mengambil makanannya.

"Kau tidak boleh mengambil yang ini. Yang itu saja," ucapnya menunjuk makanan yang masih utuh didalam piring.

Kami semua heran dengan ucapan Niall yang sama sekali mengizinkan Louis mengambil pesanannya dan dengan cepat Louis mengambil makanan yang ditunjuk Niall, "Tumben kau ingin berbagi. Jangan bilang kau menyukaiku? Aku sudah memiliki Harry, Ni." Ucap Louis sedikit menggeliat.

Aku tertawa melihat Louis yang seperti itu dan kembali melihat Niall yang bicara padahal ia sedang mengunyah, "Niall! Kau jorok sekali sih, telan dulu baru bicara. Menjijikan tahu,"

Lombok Island - 7 Unexpected Days (Stories of Seven Days)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang