Kuroi. Kuroi. Kuroi*. Aku tidak tau ini dimana. Hanya kegelapan yang menjadi pelindungku. Tidak. Ada setitik cahaya yang masuk dalam penglihatanku. Cahaya putih yang semakin membesar.
.
.
.
Aku membuka mataku. Kuarahkan pandanganku ke segala penjuru. Aku hanya melihat ruangan putih yang penuh dengan obat. Rumah sakit? Mungkin saja. Kuarahkan lagi iris azure-ku ke tempat tidur yang menjadi penopangku dari dinginnya lantai. Aku melihat seseorang tengah tidur. Wajahnya tertutup dengan rambut blonde yang dimilikinya. Jika diteliti dari rambutnya, dia adalah shota."Len...?" Gumamku menyadari siapa si shota itu
"Hmmm..." Len menggeliat seperti anak kecil yang tidurnya diganggu. "Kaa-san, susuku sudah siap?"
"Len mengigau...? KAWAIII!!!" Batinku berseru. "Len.. Bangun.."
"Hmmm? Rin? Kenapa kau ada di kamarku?" Tanyanya setengah sadar
Tunggu. Ada yang mengganjal penglihatanku. Len.. LEN TIDAK..!!
"KYAAAAA!!" Teriakku sekencang mungkin"HUWAAAAA!! Rin! Kau kenapa?!" Tanya Len kaget
"KELUAR KAU, HENTAI!!"
"Hentai?! Apa maksudmu?!" Len melihat dirinya sendiri. Mata Len terbelalak melihat dirinya yang tidak memakai baju dan hanya memakai boxer bergambar banana (author: seksehh~ 😆).
SKIP TIME
"Kagamine-san, bagaimana kabarmu?"
"Kudengar kau sempat diculik, apa itu benar?"
"Syukurlah kau selamat, Kagamine-san"
Baru saja aku masuk sekolah, sudah banyak anak laki-laki yang menyambutku. Memang iya, aku gadis imut yang pendiam. Tapi aku tidak percaya jika banyak yang selalu memerhatikan kehadiranku.
"Arigatou, telah mengkhawatirkanku. Aku baik-baik saja" ucapku dengan senyuman 'manis'. Kami semua berbincang sampai istirahat, kecuali jam belajar tentunya.
Saat istirahat, aku hendak ke meja Len untuk mengajaknya makan, tapi segerombolan laki-laki mendatangiku lagi. Aku sempat resah melihat mereka yang seakan-akan tidak ingin diriku bersama dengan Len. Ingin sekali ku'singkirkan' semuanya dan menyampari Len.
Len POV
Bel masuk, istirahat, juga saat pulang, aku tidak memiliki waktu untuk bersama Rin. Semua cowok mendekatinya dan berbicara, sedangkan aku hanya termenung dari jauh melihat mereka. Mereka sangat asyik mengobrol sampai kurasa Rin sudah tidak mementingkanku. Ingin rasanya kutaik dia dan menjadikannya 'milikku' seorang.
Aku berjalan lemas ke rumahku yang jaraknya cukup jauh. Jika naik mobil, butuh waktu 20 menit diluar macet, jika naik bus butuh 2 kali pemberhentian, dan jika jalan kaki butuh waktu 30-35 menit. Langkah demi langkah membawaku ke suatu gang sempit. Aku memasuki gang itu dan berdiam diri disana. Tidak ada yang bisa menggantikanku, tidak ada. Zettai!**
Kudengar langkah kaki ringan memasuki gang gelap uang kusinggahi. Aku mencari sumber suara dan mendapati seseorang tengah berjalan dengan santainya.
"Ah~ Sangat menyenangkan dengan Kagamine Rin-chan~ Besok aku akan PDKT lagi denganya~" gumam orang itu
Aku bangkit dan berdiri di tengah gang. Orang itu menabrakku. "Jangan ganggu dia" gumamku menahan amarah
"Hah? Apa yang kau bicarakan? Dan siapa kau?" Tanyanya. "Minggir, aku mau lewat!"
"Tidak akan kubiarkan kau bertemu dengannya lagi!" Bentakku tidak tahan. Aku mengeluarkan pisau lipat dari saku seragamku. Kuarahkan pisau itu ke lehernya.
"He-hei! Apa yang ka-kau lakukan?!" Dia panik, dia panik.. Dou demo ii***
"Enyahlah!!"
"Hentikan!!"Aku terkejut mendengar suara itu. Segera kuhentikan apa yang ingin kulakukan. Setelah kuperhatikan baik-baik siapa yang berteriak tadi, aku melepaskan pisau dari genggamanku dan langsung berlari.
.
.
.
------------------------------------------------------
Ngegantung banget kayaknya 😅Untuk segalanya, arigatou gozaimasu *menunduk. Akan kulanjutkan cerita ini!! Ooooo!! *teriak
* = gelap
** = pasti
*** = terserah/gak peduli/masa bodoh
KAMU SEDANG MEMBACA
Yandere Mode..? [✔️]
Fiksi PenggemarFF ini mungkin akan sangat sadis, tapi semoga saja saya masih berbaik hati dan tidak membiarkan hal itu terjadi..