Tembakan 7#

5 0 0
                                    

Sebulan berlalu dengan indahnya, kini Amy kembali mengisi kekosongan di samping Llyn.

"Ana........ Ini gimana???????"

"Ya gitu.........."

Amy menyenderkan kepalanya pada bahu pemuda yang tengah membaca buku Kimia itu. Ia menyikut sisi perut Llyn dengan kesal. Llyn tertawa kecil dan mengambil buku latihan Amy dari tangan gadis itu.

"Ya udah. Yok sini dijelasin biar adek cepet ngerti."

"Kayak bisa ngajar aja......."

"Ga mau???? Ya u-"

"E, lah Amy mau!!!!!!! Gimana, gimana???????"

Llyn terkekeh pelan. Ia telah menduganya. Amy selalu begitu. Ia begitu hafal gerak-gerik sahabatnya yang satu itu. Mendadak, suasana riuh mendera seperti hujan di luar. Luas dan berisik. Llyn mengintip dari jendela dan hanya dapat terbengong. Amy jadi penasaran, namun tubuh Llyn menghalangi jendela. Nasib yang pendek. Akhirnya, ia bertumpu pada bahu Llyn dan ikut mengintip. Di ujung pandang mereka, di pinggir lapangan basket, Romeo tengah bertekuk lutut di hadapan dewinya, Sylvia. Yah, memang akhir-akhir ini mereka dekat sehingga digoda oleh yang lainnya untuk berpacaran.

"Kak Romeo nembak Sylv??????"

"Iya."

"Kok Sylv ga mati???????"

"A, aku serius, Sylv!!!"

"Ya udah, apa?"

" Kalo emang menurut astronomi bintang paling terang di dunia adalah Bintang Kejora, di hati Sylvia terangan Bintang Kejora atau Kak Romeo????"

Ketua klub astronomi itu merona. Ia menyentuh lembut pucuk kepala Romeo walau agak tidak sopan karena ia jauh lebih muda dengan gemulai dan anggun.

"Bintang Kejora."

"Hah?"

"Kan Bintang Kejoranya Kak Romeo."

Romeo sempat terbengong. Ia menatap tak percaya sosok Sylvia.

"Demi Dewi Venus........ Aku masih bermimpi..........."

Mendadak, Romeo membopong Sylvia ke kelas yang jelas membuat semua orang terpaku.

"Lo baru nembak, Rom!!!!!!! Belom ngelamar!!!!!!!!!!!!!"

Romeo menurunkan Sylvia di depan kelas seraya mencubiti pipi gadis itu.

"Kak Romeo punya janji apa," tanya Sylvia antusias.

Romeo menggeleng pelan seraya menjawab, "ga ada. Gue cuma pengen ngasih bukti. Buat apa janji kalo gak dibuktiin??????"

Sylvia tersenyum manis seraya menepuk kepala Romeo dengan cara berjinjit.

"Jangan mesraan di depan kelas," sindir Llyn.

"Daripada mesraan di pojok kelas kayak kalian," balas Romeo nakal.

Llyn dan Amy saling berpandangan bingung. Siapa yang mesraan? Bukannya tempat mereka masing-masing memang di situ?? Terus kok di bilang mesraan???

"Bego lah, lu pada."

Sylvia tertawa kecil seraya memukul pelan bahu Romeo. Ia mendekati meja sahabat kecil itu disertai senyum kecil.

"Jangan dihiraukan. Dia memang rada goblok, kan?"

"Bentar...... Rasanya pernah denger... Goblok itu apa, yah?"

Sylvia menoyor kepala Llyn. Masa arti goblok tidak tahu?????!!!!!!! Keempatnya tertawa pada akhirnya, meninggalkan Putri yang merasa terkucil disertai cemberutan tak ramah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 18, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

We Can't Break The Wall, Can We? [On Hold]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang