***
'Syukurin lo! Siapa suruh malah ngeliatin (namakamu).. Huh! Untung Kak Eny tahu.. Hahaha..' batin laki-laki ini yang duduk disebelah Aldi, dia Iqbaal. Ia tersenyum puas. Ia sempat melihat (namakamu) yang minum air putih dari botol mineralnya. Tiba-tiba perasaannya menjadi terpompa dan melambung tinggi. 'Dia cantik,' batinnya lagi.
Ceklek
Semua menoleh kesumber suara. Disana berdiri dua orang gadis yang masih memakai sragam sekolah.
"Maaf kak, kami hanya ingin melihat teman-teman kami latihan.." kata salah satu gadis itu, dia Salsha.
"Boleh Kak?" tanya yang satunya lagi, dia Zidny.
"Oh, boleh-boleh. Tapi kami minta kalian tidak mengganggu mereka yaa.." pinta Kak Eny.
Salsha dan Zidny tersenyum, "Makasih Kak," kata mereka, mereka segera duduk dikursi yang berada didekat pintu. Semua segera melanjutkan latihan mereka. Dan menganggap Salsha dan Zidny tak terlihat.
"Zid, lo suka Iqbaal?" bisik Salsha.
"Heh?" Zidny terkejut.
"Iya, lo suka Iqbaal kan?" ulang Salsha.
Zidny menghempaskan nafas beratnya, "Iya, tapi Iqbaal kurang peka sama gue. Padahal, gue udah ngasih kode," jawab Zidny.
Salsha menepuk bahu Zidny, "Lo tenang aja, gue bakal bantuin lo jadian sama Iqbaal. Gue kan sahabat lamanya.." Salsha tersenyum.
"Lo bener-bener baik Sha," kata Zidny pula.
"Tapi, lo bantuin gue juga ya buat jadian sama Aldi dan nyingkirin cewek sok itu," kata Salsha.
"Cewek sok? Yang mana Sha?" Zidny memperhatikan mereka –orang yang sedang latihan– satu persatu.
"Itu loh yang rambutnya dikuncir kuda,"
"Ohh dia.." Zidny mengangguk mengerti. "Eh, bukannya dia anak baru yang jadi lolosan terbaik ya.." pikir Zidny.
"Iya, dia lolosan terbaik tahun ini. Andaikan gue pindah kesini lebih cepet, pasti gue bakal nempatin posisi dia.." kesal Salsha, tangannya mengepal.
"Yaudahlah Sha.. Gak ada untungnya menyesali.." kata Zidny, ia memperhatikan wajah Iqbaal. Iqbaal menoleh ke arah Zidny. Zidny tersenyum manis pada Iqbaal. Tetapi Iqbaal hanya membalas dengan senyum canggung. Lalu pandangannya beralih lagi pada kertas yang ia pegang.
'Ishh! Kok kayak gak tulus sih..' batin Zidny kesal.
***
Sabtu pagi yang cerah. (namakamu) terlompat dari tempat tidurnya. Jam wekernya yang tadi berbunyi, kini sudah kembali lagi pada tempatnya dnegan keadaan diam. Ia melangkah menuju jendela, membuka tirai gorden dan membuka salah satu jendela. Tak lama ia berdiri disana, ia beralih pada meja riasnya dan mengambil gelang rambut. Dengan asal, ia mengikat rambutnya yang lumayan panjang itu.
"Bun, masak apa?" tanyanya, ketika ia sampai di dapur dan melihat Bundanya memasak.
Bundanya menoleh, "Nasi goreng kesukaan Ayahmu.. Kamu gak ikut Kakak kamu?"
"Kemana Bun?" ia menghampiri Bundanya.
"Ke taman, mau jalan-jalan.." jawab Bunda.
"Aku ke kamar Kak Ali dulu ya Bun," pamit (namakamu), tanpa menunggu jawaban Bundanya, ia segera berlari ke kamar kakaknya.
"Kak," (namakamu) mengetuk pintu kamar Ali. "Kak Ali,"
Ceklekk
"Ada apa?" tanya Ali. Ia sudah siap dengan pakaian olahraganya. Ia juga sudah memakai sepatu lari.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kakak! I Love You! [CJR] - Completed
FanfictionCerbung yang udah pernah gue post di facebook. cerbung ini sebagai cemilan jika para readers menunggu kelanjutan dari Little Family. Pemerannya biasa, (namakamu) sama CJR. So, lets enjoy and care. Ayu Indarti