#10

2K 22 0
                                    

Liang Giok seng segera berhenti seraya berpaling, katanya. "Tidak bisa ruang tamu itu hanya akan melayani nona seorang, lagi pula mereka sudah terkena jarum beracun tak nanti nona sanggup memunahkan racun yang mengeram di tubuh mereka setelah Seng-cu menyanggupi untuk membiarkan mereka menemanimu, itu berarti beliau pasti akan mengutus orang untuk menyembuhkan luka racun yang mereka derita, sekarang lebih baik kau ke ruang tamu sendirian saja, sebab jika kau memaksa untuk membawa serta mereka semua, hal ini malahan justru akan mencelakai jiwanya."
Nyoo Hong leng termenung dan berpikir sebentar, akhirnya dia menurunkan kembali tubuh Buyung Im seng dan mengikuti di belakang Lian Giok seng menuju ke sudut ruangan. Dari satu bagian rahasia pada sudut ruangan itu, Lian Giok seng segera mengetuk dindingnya beberapa kali. Nyoo Hong leng sudah menduga dia bakal membuka pintu rahasia itu dengan menekan tombol-tombol rahasia yang berada di sana, maka dia terus memperhatikan dengan seksama, tai menanti jari tangannya sudah menyentuh pada tombol rahasia itu, keadaan sudah terlambat, dia tak sempat lagi untuk mengingat kembali berapa kali kah orang itu mengetuk di atas dinding sebagai kode rahasianya.
"Kraaakk...!" Pintu rahasia di atas dinding itu segera terpentang lebar.
"Aku akan membukakan jalan untukmu." kata Lian Giok seng kemudian.
Dia segera melangkah masuk dulu ke dalam ruangan. Nyoo Hong leng mengikuti di belakangnya, setelah melewati sebuah lorong sempit yang memanjang, akhirnya sampailah mereka di dalam sebuah ruangan kecil.
Lian Giok seng lantas mengambil korek api dan segera memasang lilin yang berada di sudut ruangan tersebut. Dengan cepat seluruh ruangan itu menjadi terang benderang bermandikan cahaya. Diam-diam Nyoo Hong leng menarik napas panjang-panjang, dia merasa ruangan tersebut sama sekali tidak terasa sumpek atau menyesakkan napas, jelas memiliki peredaran yang amat sempurna.
Terdengar Lian Giok seng berkata. "Ruang Seng-tong merupakan tempat yang paling penting dari perguruan kami, banyak sekali jebakan yang kami pasang di sekitar tempat ini, aku harap yang tidak begitu hapal dengan jalanan di sekitar sini, maka lebih baik jangan mengambil tindakan untuk mencoba-coba melarikan diri dari tempat ini."
"Kau sangat hapal bukan dengan daerah di sini? Hanya sekali mengulurkan tangan saja kau sudah dapat memasang api pada lilin ruangan ini."
"Benar! Setiap benda yang berada dalam ruangan ini benar2 telah kukuasai di luar kepala."
"Malam ini Seng-cu kalian hendak mengadakan perjamuan bagiku, entah kau sebagai komandan pengawal ruangan akan turut menghadirinya ataukah tidak .....?"
"Soal ini....tampaknya nona sudah tahu, kalau aku tak dapat memberikan jawabannya, maka sengaja kau ajukan pertanyaan tersebut kepadaku...?" "Ilmu silat yang kau miliki sangat lihay, tenaga dalam yang kau milikipun jauh lebih sempurna daripada tenaga dalamku, tapi aku merasa sayang untukmu" ucap Nyoo Hong leng dingin.
Lian Giok seng tertawa hambar.
"Apa yang patut disayangkan?" tanyanya.
"Rela menjadi budak orang dan melakukan hidup yang rendah serta melakukan di tempat semacam ini."
Ternyata Lian Giok seng sama sekali tak menjadi marah oleh hinaan tersebut, maka sambil tersenyum tanyanya. "Sudah cukupkah nona memaki diriku?"
Tatkala dilihatnya orang itu sama sekali tidak nampak gusar oleh cemoohannya, Nyoo Hong leng menjadi naik pitam sendiri, sambil tertawa dingin katanya, "Aku lihat kau betul-betul sudah bertebal muka sampai mukamu mengering dan tak mungkin akan merasa malu lagi, hmm.. betul-betul tak kusangka kalau dalam dunia terdapat orang yang begitu tak tahu malu macam dirimu itu, sekalipun ku caci maki dirimu sampai serak tenggorokanku juga percuma saja."
Lian Giok seng segera mendongakkan kepalanya dan tertawa terbahak-bahak. "Haaahhh... haaahhh... haaahhh.. benar-benar makian yang memuaskan hati, selama hidup sekalipun belum pernah aku dimaki orang dengan makian seperti ini."
Diam-diam Nyoo Hong leng lalu berpikir. "Orang ini benar-benar mempunyai muka yang sangat tebal dan tidak takut dihina, percuma saja aku memakinya terus-menerus."
Karena kesalnya dia tidak memaki lebih jauh sambil membalikkan badan dia lantas mengambil tempat duduk, memejamkan matanya dan sama sekali tidak menggubris diri Lian Giok seng lagi.
Ternyata ruangan itu mempunyai dekorasi yang sangat indah dan mewah, selain terdapat meja terbuat dari batu, juga terdapat beberapa buah kursi yang beralaskan kasur dan kain pembungkus yang indah dan halus sekali..." Lian Giok seng segera menutup pintu ruangan itu, kemudian sambil menghampiri gadis tersebut, bisiknya lirih.
"Nona, apakah kau sangat menguatirkan keselamatan Buyung Im seng...?"
"Kalau benar, mau apa kau?" jawab Nyoo Hong leng dengan suara yang dingin dan kaku.
"Ingin menyelamatkan dirinya?"
Nyoo Hong leng agak tertegun setelah dihadapkan pertanyaan tersebut. "Apa maksudmu berkata demikian?" serunya kemudian setelah termenung sebentar, "apakah kau ingin memancing sesuatu keterangan dari dalam mulutku ini...?"

Lembah Tiga Malaikat (San Seng Men) -  Wo Lung ShenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang