#18

762 12 0
                                    

Setelah berjalan sejauh beberapa li dan tiba di depan mulut sebuah lembah yang diapit sepasang puncak, mendadak Nyoo Hong leng berhenti berjalan, kemudian setelah berpaling dan memandang sekejap ke arah para jago, dia berkata.
"Barang siapa enggan mengikuti perjalanan kami, silahkan berbelok ke selatan dan berlalu dari sini, bila kebetulan bernasib baik dan tidak sampai bertemu dengan para peronda dari pihak Sam seng bun, maka bila waktu sebelum terang tanah nanti akan berhasil meninggalkan daerah berbahaya ini."
Tiada jago yang menjawab, tiada pula yang celingukan kesana kemari, tampaknya semua orang sudah mengambil keputusan masing-masing dan tak perlu menengok ke arah yang lain.
Malahan tiada orang yang berniat meninggalkan tempat itu, sambil menghela napas Nyoo Hong leng berkata.
"Bila penyerangan kita ke dalam perguruan Sam seng bun meski bisa berjalan lancar, toh beberapa pertarungan sengit tak bisa dihindari, apakah saudara sekalian bisa selamat tanpa cedera apapun, aku sama sekali tidak menjamin."
"Sekalipun harus mati kami tak menyesal, nona tak usah memikirkan hal yang bukan-bukan" ujar para jago serentak.
Kembali Nyoo Hong leng berkata.
"Buyung Im seng sedang berada di atas puncak tersebut dan sedang beristirahat dalam sebuah gua rahasia, aku akan menengok keadaan lukanya lebih dulu. Dengan kepandaian silatnya yang lihai, bila lukanya sudah sembuh dan kita bisa mengajaknya turut serta berarti kalian akan mempunyai kesempatan yang lebih besar lagi untuk meninggalkan tempat ini dalam keadaan hidup."
"Terserah keputusan nona, kami semua hanya akan turut perintah." kata Tong Lim.
"Baik, silahkan saudara sekalian beristirahat dulu di sini, aku akan pergi menyiapkan sedikit hidangan buat kalian semua. Ketahuilah jebakan dan perangkap yang diatur orang-orang Sam seng bun amat lihai, aku rasa belum terlambat bila kita berangkat setelah terang tanah nanti."
Selesai berkata dia membalikkan badan dan berjalan menuju ke arah dinding tebing.
"Nona Nyoo, apakah kau memerlukan bantuan siaumoay ?" seru Kwik Soat kun cepat.
"Bila cici bersedia membantu, tentu saja hal ini lebih baik lagi."
"Siaumoay bersedia membantumu !"
Maka berangkatlah kedua orang itu bersama-sama mendaki dinding tebing.
Sementara itu Seng Cu sian sekalian sudah merasa kagum sekali terhadap Nyoo Hong leng, maka apa yang diucapkannya hampir boleh dibilang menurut sekali, mereka lantas duduk bersila di atas tanah dan mengatur pernapasan.
Kwik Soat kun dengan mengikuti di belakang Nyoo Hong leng telah tiba di puncak tebing tersebut. Nyoo Hong leng segera mendorong sebuah pintu batu dan masuk ke dalam sebuah gua.
Terhadap keadaan dalam gua tersebut, tampaknya Nyoo Hong leng hapal sekali, dengan cepat dia telah mengambil korek api dan menyulut sebuah obor.
Kwik Soat kun memperhatikan sekejap sekeliling tempat itu, ujarnya.
"Di sinikah nona merawat lukamu ?"
Nyoo Hong leng menggeleng.
"Tempat ini merupakan tempat Buyung Im seng merawat lukanya, siaumoay tidak merawat luka di sini."
Sementara itu Kwik Soat kun telah selesai memperhatikan keadaan disekitar sana, ternyata di situ kosong melompong dan tidak nampak bayangan tubuh dari Buyung Im seng, tanpa terasa dia lantas menegur.
"Kini Buyung Im seng berada dimana ?"
"Inilah tipu muslihat yang diatur Buyung Tiang kim locianpwe, hingga sekalipun ada orang yang berhasil menemukan goa ini, tak nanti mereka akan menemukan pintu rahasia menuju ke ruang gua yang sesungguhnya...."
Sembari berkata dia lantas mendorong ke arah dinding, sebuah pintu rahasia segera terbuka.
Tampak Buyung Im seng masih tetap mengenakan jubah hijaunya, sekarang dia sedang terbaring dan nampaknya sedang tertidur nyenyak sekali....
Disamping Buyung Im seng berbaring pula seorang hwesio kepala gundul yang mengenakan jubah hitam.
Dengan terkejut Kwik Soat kun segera bertanya.
"Siapakah orang ini ?"
"Khong Bu siang !"
"Apa ? Khong Bu siang ?" Kwik Soat kun semakin terperanjat.
"Benar, sebetulnya dia memang seorang hwesio, setelah menjadi Toa sengcu dari perguruan tiga malaikat dia mulai memelihara rambut lagi, apa yang terlihat sekarang tak lebih hanya paras muka aslinya saja."
"Siaumoay betul-betul terkecoh, sungguh tak kusangka kalau dia adalah seorang hwesio."
"Dewasa ini, meski aku sudah mengetahui banyak urusan karena Buyung Tiang kim memberitahukan hal itu kepadaku, dari catatan yang ditinggalkan aku pun sudah banyak mengetahui budi dendam yang terjadi dalam dunia persilatan selama puluhan tahun terakhir, namun catatan tersebut lebih menitik-beratkan pada perjalanan atas kejahatan serta ilmu silat pribadinya, oleh sebab itu aku harus membuktikan satu persatu sebelum dapat memahami semua duduk persoalan yang sesungguhnya..."

Lembah Tiga Malaikat (San Seng Men) -  Wo Lung ShenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang