Mine...

668 40 8
                                    

Junhao Fanfiction
Minghao's POV

Kakiku melangkah kaku menyusuri koridor sekolah. Aku tahu, semua mata memandangku sinis. Hal itu membuat diriku selalu menunduk selama perjalanan ke kelas.
Bahkan di kelaspun, tak ada sama sekali yang senang denganku. Hanya satu orang, mungkin.

Aku tak mengerti, apa sebenarnya yang mereka segani dari aku. Kupikir, semua manusia sama.
Tidak menutupi orang yang memiliki penampilan culun sepertiku.
Karena aku memakai kacamata juga celana yang kepanjangan, membuat telingaku hingga kini sudah sangat sabar mendengar ribuan caci dan maki. Setidaknya aku pintar, itu saja.

Bagiku, cinta adalah hal yang biasa untuk usia remaja sepertiku. Aku yang telah jatuh cinta, tak berani mengutarakan perasaanku.
Karena aku tahu, jika sekalipun aku mengatakannya, semua orang akan menyadarkanku. Bahwa aku tidak memiliki hak jatuh cinta pada orang se-sempurna 'dia'.

"Kau sudah datang, hao-hao?" Begitulah suara nyaring milik Seungkwan yang pertama kali terdengar tepat ketika aku memasuki ruang kelas.

Hanya dialah yang selalu di sampingku. Dengan perawakannya yang ceria selalu membuatku nyaman. Bahkan hanya mendengar suaranya sajar akan membuat diriku otomatis tersenyum.

"I-iya. Baru saja aku datang." ujarku ke arahnya.
Seungkwan menghampiriku lalu menggiringku duduk di bangku–ku yang terletak tepat di samping bangkunya.

"Ayo! Duduk dulu. Aku ingin memberi tahumu suatu hal." ujarnya tepat ketika diriku sudah terduduk.

"Apa yang akan kau beritahu?" Seungkwan tersenyum mendengar pertanyaanku. Ada apa dengannya hari ini?

"Seseorang yang aku sukai, Vernon." Seungkwan menutupi tawanya dengan ibu jari dan telunjuk yang tercakup lalu menunduk.

"Ada apa dengannya?" Masih dengan hal yang dia lakukan sekarang, dia menggeleng.

"Dia menang perlombaan basket melawan SMA MTC." Alisku seketika naik ketika Seungkwan mengakhiri kalimatnya.

"Kenapa memangnya? Aku sudah tau dia hebat dalam permainan basket. Aku yakin dia pasti menang." aku meletakkan tas ranselku tepat di gantungan yang letaknya pada sisi samping meja.

"Bukan begitu. Kau langsung menyerocos saja." ucapnya. Perlahan-lahan dirinya terduduk di pinggir mejaku. Sudah pemandangan yang biasa untukku.

"Vernon, mengundangku untuk pergi  ke acara perayaan kemenangan timnya. Kau mau ikut?" aku menatapnya lembut. Alisku sedikit terangkat.

"Kau kan tau. Tempat seperti itu bukanlah tempat yang pantas untukku." ujarku sembari mengeluarkan buku-buku dari tas. Tangan milik Seungkwan menepuk pundakku keras, membuat diriku terkaget akibatnya.

"Iya. Aku tau. Tempatmu hanyalah sebuah perpustakaan yang hanya dipenuhi suara AC dan langkah kaki saja, itu sangat boring. Sekali-sekali kau hibur dirimu. Pergilah ketempat yang ramai lalu bersosial dengan yang lain. Arasseo?" Lagi-lagi suara ocehan 'merdunya' terdengar. Aku hanya bisa tersenyum palsu ke arahnya.

"Baiklah, Mr. Boo. Akan kucoba." Kuberikan senyuman terlebarku.

Kriinggg Kriinggg

"Oh tidak, sudah bel masuk." ujar Seungkwan. Badannya spontan berdiri dan melangkah ke arah tempat duduk miliknya kemudian terduduk tegap.

Their Own StoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang