Kesepakatan

3.9K 139 17
                                    

Setelah bel pulang berbunyi, semua anak-anak kelas langsung berebutan untuk keluar kelas terkecuali untuk Zahira dan Kalea.

Entah kapan mereka akan terus diam-diaman seperti ini, karena keduanya seperti saling enggan berbicara. Zahira yang terlalu takut Kalea marah, dan Kalea sendiri yang bingung akan bersikap bagaimana kepada Zahira.

Tidak mungkin Kalea marah pada Zahira karena perempuan itu terbukti tidak bersalah. Ia perlahan bisa mengerti situasi dan kondisi sekarang ini. Kalea tidak boleh egois, ia harus bisa mengendalikan semuanya sebaik mungkin.

"Zah, gue yang seharusnya minta maaf. Lo enggak bersalah sama sekali, maaf tadi sempet begitu sama lo, karena gue masih enggak mood banget dan... gue lagi kesel."

Zahira tertegun mendengar itu. Apa telinganya tidak salah? Sungguhkah Kalea mengatakan itu?

Dan, Zahira merasa kalau kejadian ini seolah berjalan begitu cepat. Ia berharap, hari ini juga ia bisa menyelesaikan semua masalahnya.

"Aku bisa ngerti—"

"Apa lo suka sama Virgo?"

Zahira sempat menegang mendengar pertanyaan itu. Namun, sebisa mungkin untuk terlihat biasa saja agar Kalea tidak khawatir.

"Aku enggak suka, Zah," Zahira tersenyum tulus. Mencoba menatap mata Kalea ia melanjutkan kalimatnya, "Aku mau cerita boleh?"

Sebagai jawaban, Kalea hanya mengangguk.

"Kamu masih inget 'kan saat itu, saat hujan deres banget, lalu kamu dijemput dan nawarin aku pulang tapi aku enggak mau?" seloroh Zahira yang ditanggapi Kalea dengan anggukkan lagi. "Saat kamu udah pergi, Virgo dateng, bawa payung. Dia nawarin aku buat pulang bareng dengan alasan katanya enggak mau ninggalin cewek sendirian di saat sepi-sepi pas itu."

Dada Kalea sempat mencelos kala Zahira menyebutkan nama Virgo. "Te, terus?"

Zahira mengelah napasnya, "Lagi-lagi aku nolak karena aku enggak suka ngerepotin orang, lagian payung yang dipake Virgo ukurannya cuma pas buat satu orang. Dan Virgo nawarin lagi, biar aku yang pake payungnya dan dia yang basah-basahan. Intinya, Virgo enggak akan mbiarin seorang cewek dia tinggal sendirian.

"Akhirnya aku ngasih saran, kalo aku sama Virgo biar adil saling kena air hujan. Lepas payung, jadi sama-sama basah, itu adil 'kan?" Zahira menggenggam tangan Kalea kuat-kuat. "Tapi sungguh, Kal, aku enggak ada maksud apa-apa. Virgo terlalu keras kepala, jadi gimana mungkin aku nolak?"

Kalea yang membayangkan itu sedikit sesak, tapi itu tidak pantas ia rasakan karena keduanya, Virgo dan Zahira, tidaklah salah. Virgo terlalu baik, menjaga sahabatnya. Tapi mengapa Kalea sempat kecewa pada Zahira?

Soal perasaan, ya mungkin Virgo telah jatuh kepada sahabatnya tanpa sadar. Bersama seseorang ketika hujan, dan menikmati itu semua, siapa yang tidak bawa perasaan? Ah, tergantung pribadi sebenarnya.

Kontan, Kalea tersenyum. "Gue salah paham, maaf."

"Aku juga minta maaf. Maaf banget," Zahira memeluk Kalea tiba-tiba yang ditanggapi Kalea dengan memeluk kembali. Tapi, itu singkat. "Demi kamu, Kal, aku enggak mau nanggepin Virgo yang semenjak kejadian itu dia terus-terus ngirim pesan ke aku. Persahabatan kita lebih penting, tau gak."

"Virgo labil," mau tidak mau Kalea terkekeh. "Zah, daripada kita berurusan sama Virgo, gimana kalo kita sekalian ndiemin dia? Ya enggak nanggepin lagi, karena gue enggak mau marahan lagi sama lo."

Zahira mengangguk semangat. "Gampang."

Tetapi tiba-tiba, ia merasa ada yang janggal. Yakin Kalea bisa? tanyanya dalam hati. Karena Kalea dan Virgo sudah dekat lama, dan mungkin akan susah untuk Kalea sendiri.

"Tapi, kamu yakin kamu bisa? Masalahnya, kamu 'kan udah suka—"

"Ssstt," Kalea menempelkan satu jarinya ke bibir Zahira. "Udah, enggak usah dipikirin. Gue bisa, kok."

Awalnya, Zahira masih tidak yakin. Namun dengan keyakinan Kalea yang dibuat sendiri, membuat Zahira yakin dan mendukung apapun pilihan sahabatnya itu.

Dan keduanya pun bangkit dari kursi, keluar kelas dengan tangan yang berangkulan. Bercanda bersama, mengobrol bersama, seperti awal tanpa beban sekalipun.

==========

Tindakan yang paling bodoh adalah dia yang menepikan sahabatnya hanya demi kepentingan pacarnya. —Anonymous

==========

Author's note
Semoga berkesan ya, walaupun cuma cerpen hehehehe
Sangat ditunggu komentar dan votenya:)

Maaf apabila masih banyak kekurangan, dan gue akan memperbaiki sebaik mungkin:)

08 Oktober 2016

Dilema SahabatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang