Jesya masih bengong. Menatap Bobi seperti hilang kesadaran. Gadis itu mengerjap-ngerjap, mungkin saja ia masih mengantuk dan berhalusinasi.
Tapi Bobi masih di sana.
Memegang boneka besar seukuran setengah badannya. Dengan cengiran lebar khas bunny-smile nya.
Ibaratnya tuh jadi kelinci lagi bawa beruang putih.
Masih dengan piyama biru muda bergambar bunga merah jambu Jesya tenganga. Ia menggaruk kecil rambut lembabnya yang terikat asal.
"Ngapain lo?" tanya Jesya dengan wajah bengongnya.
Bobi dengan riang mendekat. Bobi yang di sekolah sok badboy jadi cowok bandel nan bobrok dan sering godain cewek.... Pagi ini meluk boneka beruang putih besar sambil tersenyum lebar.
"Mau surprise dong biar kayak relationship goals..."
.... Gagal ganteng.
Jesya mencibir. Sama sekali tidak terlihat tersentuh.
Nggak. Dalam hati dia sudah lumer sendiri.
"Nih, ucapan terima kasih dari Abang Bobi," kata Bobi menyodorkan boneka itu, membuat Jesya otomatis menerima dan memeluk leher boneka. Bobi menyeringai lebar, "kemaren nggak kayak biasa, nyokap gue malah terima aja dan nggak bahas Iren lagi," ucapnya dengan riang.
Alis Jesya terangkat tinggi, "ih, serius?" tanyanya tanpa sadar meninggikan suara ikut senang.
"Jadi hari ini... gue mau ajak lo pergi untuk merayakannya!" kata Bobi dengan senyum lebar. Bobi mendekat, dengan beruang putih itu kini satu-satunya pemisah diantara mereka. Pemuda itu mendengus, "lo udah mandi, kan? Baru mandi?" Ia mendengus lagi, "shampoo lo harum, Jes."
"Ck, apasih lo," kata Jesya segera mundur menjauh.
Bobi mengangkat alis, kemudian menyeringai lagi. "Cepet sana ganti baju. Kita sarapan!"
Jesya mendesah pasrah. Ia membalikkan tubuh, tapi kemudian menoleh lagi. "Berdua aja?"
"Iyalah. Ngapain rame-rame," sahut Bobi tersenyum.
Jesya agak mengernyit, tapi kemudian berbalik memasuki rumah. Ketika wajahnya membelakangi pemuda itu, senyumnya mengembang begitu saja mengeratkan pelukan pada beruang putih di kedua tangannya.
**
Jesya memandangi pemuda di depannya itu, yang kini sibuk merunduk pada hape duduk berhadapan di meja kafe pinggir pantai.
Iya, pinggir pantai.
Pagi pagi gini, Bobi ngajak Jesya makan di pinggir pantai.
"Eh, nanti malam ke rumah Hanbin?" tanya Bobi merunduk membaca chat dari hapenya.
"Iya. Si Embun ulang tahun. Terus katanya karena ada banyak makanan jadi temen-temennya Hanbin diundang pas malem," jawab Jesya dengan tangan kini memainkan sendok pada mashed potatoes-nya.
"Tapi anak-anak pada minta sore nih, Jes," kata Bobi lalu mendongakkan kepala. Bibirnya agak berkerut kecil, "kan gue mau ngajak jalan lo sampe sore..."
KAMU SEDANG MEMBACA
2A3: Passing By ✔ ✔
Fiksi Remaja"Jes, lo harus bantu gue. Jadi pacar gue sekarang. Ok? Sip." "Bob gantian nih. Lo jadi pacar gue. Gandengan sini. Yang mesra, jangan bikin malu." Kalau kata Hanna sih: 'awas baper lu berdua' [ Cerita sudah pernah dipublikasikan dari tanggal 2 Agust...