06 :: Short Story :: I Kept Waiting

101 2 0
                                    

Inspirasi lagu dari

Rossa—Ku Menunggu

















Ada rasa cemburu menguras hati, ada rasa rindu, ada rasa aku ingin menyapamu, ada rasa ingin mendekap hangat tubuhmu, ada rasa ingin berbincang ria denganmu dan tertawa canda bersamamu. Tetapi, aku tidak bisa, karena kamu sudah bersamanya. Namun, ku tetap menunggu—AD.












—— —— —— —— —— —— ——




Tik...Tik...Tik...Tik.



Hujan deras mengguyuri kota Jakarta. Aku melirik jam tanganku. Jam 09.00 A.M. suasana pagi yang diselimuti oleh awan hitam melekam. Susana dingin menusuk tulang, menambah seseorang untuk malas ke luar rumah. Hujan tak kunjung berhenti dari jam enam pagi.

Hujan-hujan seperti ini enaknya dikamar sambil dibungkus selimut tebal. Ugh, mantap! Atau dingin-dingin itu enaknya minum coklat panas sejenak. Beuh, apalagi itu.

Aku menggosok-gosok tanganku lalu kuusapkan pada lenganku sambil bersidekap. Ugh, rasanya aku ingin pulang ke rumah saja. Bikin coklat panas lalu capcus ke kamar dengan dibungkusi selimut. Taps!

Namun, demi kerja part time. Maka aku harus bekerja untuk membayar uang kost-san plus uang spp kuliah yang belum ku bayar. Hidup itu memang rumit bukan?

Hujan-hujan begini cafe malah masih sepi. Harusnya, Secret Cafe itu ramai oleh pengunjung disaat hujan-hujan seperti ini. Menikmati minuman hangat disaat hujan turun. Beuh, bukan main mantap tiada duanya. Tapi, orang-orang malah tetap ingin menerjang hujan. Tak perduli dengan  baju yang sudah lepek.

Apa mereka lebih memilih dingin menyelimuti tubuh mereka dibandingkan masuk Secret Cafe sambil menikmati minuman hangat?

"Tuhan, tolong kirimkan pelanggan untuk hari ini." Doaku dalam hati.

Sampai sepuluh menit kemudian, seseorang datang ke cafe ini. Aku melihat dia memakai sepatu nike hitam, celana jeans, kemeja flanel biru dengan kaos putih di dalamnya bertuliskan 'im coming for you'. Aduh, aku jadi deg-deg-kan.

Kemudian aku mengamati dia dari bawah sampai ke atas—wajahnya, hidung mancung, mata hazel, bibir tipis plus bibir bawahnya terbelah dan dagunya agak maju ke depan. Dia membuka beanie hatnya yang basah karena kehujanan.

Lalu, ia geleng-gelengkan kepalanya hingga membuat rambutnya acak-acakan juga percikan air keluar dari rambutnya.

Busyet dah, Dia ganteng bener. Aku jadi engga kuat nahan melihatnya. Dia berasal dari planet mana yah? Hingga nyasar ke bumi ini. Perasaan, aku belum pernah melihat makhluk tampan macam dia. Apa jangan-jangan dia alien yang nyangsang ke bumi? Mungkin, gara-gara lagi bercanda sama alien-alien lainnya. Terus dia terjatuh dan nyangsang. Malangnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 09, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kumpulan Cerpen & CerbungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang