15

39.5K 1.9K 8
                                    

kini Audi, Anna dan Selina sedang berada di lapangan basket untuk latihan. Audi yang tak tahan dengan pancaran sinar matahari yang lama tidak memperdulikan jika kulitnya merah atau terkelupas.

Anna khawatir dengan keadaan Audi yang seperti ini. Anna tidak tahan melihat Audi menyiksa dirinya sendiri.


"lo kenapa sih di? lo bisa cerita ke gue" ucap Selina secara blak blakan karena tidak tau apa-apa. walaupun Anna juga tidak tau apa-apa tapi dia tau Audi sedang tidak ingin berbicara banyak.




Audi menarik nafas panjang lalu membuangnya dengan kasar "jadi tadi malam simon...." beralihlah ke cerita simon yang menamparnya tadi malam.



Anna mendengus kesal dicampur dengan emosi dan kecewa terhadap Simon. pasalnya tidak pernah sekalipun Simon menyakiti perasaan adiknya.



Selina tiba-tiba melempar bola basket dengan sangat kasar dan berjalan pergi. Anna dan Audi yang melihat Selina begitu emosi langsung membuntuti kemana arah Selina pergi.



Selina berjalan ke koridor anak kelas 12. dan berhenti di kelas 12IPA1.

"SIMON VANNES BURKE SINI LO!" bentak Selina saat membuka pintu dengan kasar.



"kamu siapa? tidak sopan sekali! disini ada guru!" bentak guru mata pelajaran yang berada di dalam kelas Simon dengan nada tidak terima.



"mending bapak diam jika tidak ingin terlibat masalah!" ucap Selina dingin lalu menarik tangan Simon keluar.


plak.

satu tamparan mulus mendarat di pipi Simon. Selina menampar Simon saat sudah berada di depan kelas.



"bangsat lo yah! lo nampar adik lo sendiri demi jalang nenek sihir itu? what a fucking brother?" tanya Selina penuh emosi.



"owh ternyata si cabe bawa decking?" tanya Simon tersenyum sinis ke arah Audi.






Anna yang mendengar itu tidak percaya dengan apa yang barusan didengar olehnya.


Audi menarik nafas dalam lalu membuangnya pelan. "from now i'm not your sister! dan ini terakhir kalinya gue bicara sama lo! lo bukan abang gue dan gue bukan adik lo lagi"




"siapa juga yang mau punya adik kayak lo?" tanya Simom tanpa ada nada penyesalan.



"ternyata Simon Vannes Burke udah berubah total! now i'm not your cousin anymore!" ucap Anna dengan nada kecewa.


"i don't care" jawab Simon santai.



"lo bajingan gak pantes jadi abang Audi" emosi Selina yang tak reda dari tadi ia tahan.

plak.

lagi-lagi Selina menampar Simon. Anna yang melihat itu segera menarik Selina sebelum Selina berbuat yang lebih lanjut.

pasalnya Selina belajar karate dan telah memegangi sabuk hitam. dan pernah sewaktu Selina kelas 8 ia pernah mematahkan tulang laki-laki kelas 11 yang mengusili Kate.





Anna membawa Selina ke ruangannya. yah Anna memiliki ruangan pribadi di sekolah ini begitu juga dengan Audi.





Audi duduk di sofa yang berada di ruangan Anna. ia menutup mata mencoba mencerna semuanya.


flashback on

"mommy abang gak cayang lagi cama didi masa abang mau pelgi" ucap Audi kecil dengan muka sedihnya.


"audi sayang abang kan mau pergi sekolah" ucap Daddy Audi.



"tapi kan audi mau main cama abang"



"plincess nanti siang abang pulang kok nanti kita main plinces plinces sama pangelan" ujar Simon yang baru masuk TK.



"huuu abang janji ya?" tanya Audi dengan mata berbinar-binar.





"iya abang janji dong kan abang cayang cama plincess abang" ucap Simon sedari memeluk Audi.




"ah kalian lebay macam mau pisah jauh dan lama aja" cibir mommy.



"hus mommy" ucap daddy memukul tangan mommy ringan bahkan tidak terasa.



"yasudah abang pelgi cekolah jangan lama-lama ya dadah abang" ucap Audi kecil.



"iya audi dadah abang cayang audi" ucap Simon lalu berjalan ke mobil untuk pergi ke sekolah.



flashback off

tes.

sebutir air yang ditahan sejak tadi akhirnya lolos melewati pipi Audi.




"di lo jangan nangis dong! lo harus kuat lo itu Audi Kyline Burke yang gak pernah rapuh" ucap Selina menghibur.




Audi berdiri dari sofa menghapud airmatanya kasar lalu berjalan menuju pintu keluar.





"besok lomba lo berdua istirahat yang cukup besok jam 6 udah sampe di sekolah gue gak nerima terlambat ataupun kalah" pinta Audi dengan nada datarnya lalu berjalan keluar dari ruangan Anna.






Anna menarik nafas dalam lalu membuangnya kasar. "ini semua karena Simon" geram Anna.




"udah An sekarang yang penting kita harus ngerubah Audi jadi ceria lagi" ucap Selina.



Anna hanya diam. dia tidak tau harus bicara apa.


di tempat lain Audi sedang mengendarai mobil sportnya dengan kecepatan maksimal membelah aspal jalanan.





setelah sampai di rumah Audi memarkirkan mobilnya di garasi lalu berjalan masuk ke dalam rumah.






"mungkin gue gak bisa di posisi itu lagi" guma Audi saat melihat seseorang yang duduk di ruang tamu dengan seorang perempuan.





"lo....."



hayo lo apa
sorry gantung

Six TroublemakerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang