#3 You

634 86 6
                                    

#3 You
Between
LeeHyunRa
Caramel Macchiato

You are Oppa’s friend
I didn’t know I will like you this much
If I say I’m a grown up,
You laugh and just walk away
You are Oppa’s friend
You will carry me on your back if I want so
[CLC – Oppa’s Friend (오빠친구)]


Sakit, itulah perasaan yang kini dirasakan  oleh Minkyeong. Bagaimana tidak sakit, jika beberapa jam yang lalu Minkyeong dengan jelas mendengar pengakuan cinta Jiyeon kepada Joshua – dan jelas-jelas Oppa tetangganya itu ‘sepertinya’ akan menerima pernyataan cinta itu.

Minkyeong tidak bodoh – sejak awal Minkyeong tau jika Jiyeon – salah satu sunbae-nya memang menyukai Joshua. Bukankah itu terlihat dari sikap Jiyeon yang seolah anti akan Minkyeong. Tapi, Minkyeong sendiri tak menyangka jika ternyata Joshua pun memiliki rasa pada sunbae yang terkenal cantik itu.

Jadi, perhatian Joshua selama ini – apakah semuanya hanya sebatas rasa khawatir seorang kakak terhadap adiknya? Apakah sampai detik ini – Minkyeong tak memiliki kesempatan untuk dekat dengan Joshua? Apa semuanya telah berakhir? Apa sampai akhir Joshua hanya menganggap Minkyeong sebagai seorang adik kecil? Jahat.

--

Senin. Hari ini adalah hari pertama Minkyeong keluar dari kamarnya setelah semenjak tiga hari yang lalu ia mengunci dirinya didalam kamar. Dan selama itu pula, Minkyeong secara sadar mengabaikan semua panggilan dan chat dari tetangga tampannya – Joshua. Tapi, anehnya selama itu juga Joshua tak kunjung muncul di rumah Minkyeong. Biasanya, saat Minkyeong merajuk dan mengabaikan teleponnya seperti ini – Joshua akan mendatangi rumahnya dan menyeret Minkyeong agar bermain dengannya.

Tapi, apa ini? Joshua tak sedikitpun menaruh khawatir padanya. Hah – apa yang Minkyeong pikirkan. Bukankah sudah jelas-jelas saat ini Joshua memiliki kekasih, jadi untuk apa dia mengkhawatirkan gadis yang selama ini ia anggap sebagai adik kecilnya – konyol.

Seperti hari ini, hari ini Minkyeong terpaksa menaiki taxi untuk pergi ke sekolah. Joshua? Entahlah – tak seperti biasanya, hari ini Joshua tak menjemputnya. Mungkin pria itu lebih memilih menjemput kekasihnya. Bukankah itu wajar? Memangnya siapa Minkyeong ini – dia hanya sekedar adik kecil, yang sialnya jatuh hati pada kakak yang sampai kapanpun tak akan memandangnya sebagai seorang wanita.

Sungguh menyedihkan bukan?

“Hey – kau pergi sendiri? Kemana Joshua sunbae?” todong Yuju, setelah Minkyeong turun dari taksi yang mengantarnya.

Minkyeong menggeleng. “Entahlah -  mungkin dia menjemput kekasihnya” celetuk Minkyeong sekenanya.

“Kekasih? Joshua sunbae – memiliki kekasih? DAEBAK” heboh Yuju tak percaya.

Melihat kehebohan sang sahabat, Minkyeong pun hanya bisa melangkahkan kakinya lesu dan berharap bahwa sekolah hari ini akan segera berakhir. Meninggalkan sosok Yuju yang kini masih menebak-nebak siapa kekasih Joshua sunbae. ‘Bukankah ini adalah Hot Gosip’ pikir Yuju yang tanpa sadar, jika gadis ini telah ditinggal oleh Minkyeong.

“YAAAKKK – Kim Minkyeong! Tunggu akuu..”

--

Lelah, itulah yang dirasakan Joshua saat ini. Bagaimana tidak lelah, jika selama tiga hari empat malam – ia, Taehyung, Jiyeon, Nayoung dan beberapa teman lainnya harus bekerja ekstra demi tugas drama mereka bersama. Ya, selama tiga hari ini Joshua harus rela menginap di apartemen Taehyung bersama temannya yang lain demi merampungkan penampilan drama mereka.

Padahal setiap pulang sekolah mereka selalu melakukan latihan di ruang musik, tapi tetap saja bagi Nayoung dan Taehyung itu semua tak cukup. Sebagai sutradara dan penulis naskah drama, dua anak manusia itu sungguh sangat overprotective pada perkembangan karakter seluruh pemain, terutama Jiyeon dan Joshua – selaku sang pemeran utama.

“Josh – kau lelah?” tanya Jiyeon lembut seraya satu tangannya menyodorkan sebotol susu vanilla. “Minumlah, kau belum sarapan bukan?”

Joshua tersenyum, tanpa ragu Joshua pun menerima susu itu dengan senang hati. “Terimakasih Ji. Hey, hari ini kita tak akan menginap lagi bukan?”

Jiyeon menatap Joshua, “Memangnya kenapa? Kau tak suka kita menginap? Bukankah itu menyenangkan?”

Joshua menggeleng. “Tidak, itu menyenangkan – tapi, aku merindukan rumah”

“Kau merindukan rumah? Tidak biasanya..” celetuk Jiyeon yang kini diakhiri sebuah senyuman palsu. ‘Kau tak merindukan adik gadunganmu itu bukan?’ – batin Jiyeon menebak, tapi Jiyeon terlalu pengecut untuk menanyakannya secara langsung.

“Hey, aku ser-“ ucapan Joshua seketika terputus saat matanya dengan jelas menatap Minkyeong – sang adik kesayangannya tengah dirangkul oleh seorang pria yang tak ia kenal.

“Dia siapa?”

Jiyeon yang sejak tadi betah duduk disamping Joshua pun, kini mengikuti arah mata Joshua dan tanpa ia sadari sebuah senyum kini melengkung sempurna diparasnya.

“Minkyeong punya pacar?” tanya Jiyeon yang entah mengapa ucapannya itu membuat Joshua engap.

Tanpa sadar telapak tangan Joshua pun kini mengepal – dan hal ini tak luput dari mata Jiyeon.

‘Kau menyukainya..’

‘Tunggu – kenapa aku tak suka melihat Minkyeong bersama pria itu’

--

“Kim Mingyu – haruskah kau merangkulku seperti ini” jengah Minkyeong yang sejak tadi menjadi pusat perhatian semua penghuni kantin.

Mingyu menatap sekitar cuek, “Memangnya apa yang salah? Aku biasa seperti ini” enteng Mingyu seolah adegan rangkulan yang ia lakukan bukanlah masalah yang besar.

Hal ini tentu berbeda untuk Minkyeong, gadis ini baru beberapa jam yang lalu mengenal Mingyu, yang tak lain adalah murid baru di kelasnya – tapi, lihatlah bagaimana bisa pria yang kelewat tinggi ini menempel sempurna didekatnya. Minkyeong tau, beberapa saat yang lalu Park Saem memang memintanya untuk menemani Mingyu berkeliling sekolah, tapi kan – ia tak harus merangkul Minkyeong segala.

Bagaimana jika Joshua Oppa melihat?

“Mingyu..” lagi dan lagi Minkyeong mencoba mengenyahkan tangan Mingyu di bahunya, tapi tetap saja nihil – tangan Mingyu terlalu kuat untuk ia lepas.

“Hey, kau mau makan apa?”

Minkyeong menyerah – bagaimanapun sosok teman sebangku barunya ini sepertinya keras kepala. Walaupun Minkyeong baru mengenal Mingyu, tapi – entah mengapa sifat Mingyu seolah telah tergambar sempurna di wajahnya. Ngomong-ngomong dengan wajah Mingyu, entah mengapa wajah dan namanya begitu familiar untuk Minkyeong. Apa Minkyeong pernah bertemu dengan Mingyu sebelumnya? Entahlah.

Belum sempat Minkyeong membuka suaranya, tiba-tiba sebuah suara yang selama ini Minkyeong rindukan menggema dengan sempurna.

“Kim Minkyeong, apa yang kau lakukan?”

MInkyeong membeku. Tanpa ragu Minkyeong memutar tubuhnya dan membuat mata mereka bertemu.

“Oppa..”

“Oppa? Kau kakaknya?” tanya Mingyu penasaran.

Joshua berdecih, pria itu tak berniat sekalipun untuk menjawab pertanyaan konyol pria yang tak ia kenal

“Kim Minkyeong – kita harus bicara..” tanpa babibu, Joshua pun segera menarik tangan kecil Minkyeong dan membuat rangkulan Mingyu terlepas.

Joshua marah – itulah yang bisa ditangkap oleh Minkyeong.

Tapi, untuk apa Joshua marah? Cemburu? Tak mungkin. Jangan bodoh Kim Minkyeong.

TBC


161011

Between [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang