Sudah berkali kali aku mencoba menghubungi abhin,namun hasilnya sama saja tak di respon sama sekali,jam sudah menunjukan pukul setengah 12 malam,sehabis bhima mengantarkanku pulang dari taman tadi,pikiranku tak tenang,teringat sikap abhin di taman tadi,apa dia marah padaku?atau mungkin dia belum pulang sehabis mengantar intan? Tapi ini sudah pukul setengah 12 malam,aku gak yakin abhin masih keluyuran sehabis mengantar intan.
Handphone ku bergetar,ada panggilan masuk,mungkin itu dari abhin,semoga.
Kupandangi layar handphone sambil tersenyum,karena seperti dugaanku yang benar bahwa yang menelvon adalah abhin.
"Hallo bhin?"
"Kenapa nelvon?" suaranya datar,mungkin kalau sedang bicara dengar suara seperti ini aku yakin tidak ada ekspresi diwajahnya
"Kamu udah ngantar intan pulang?"
"Udah"
"Dari taman tadi,kemana aja sama intan? Kok baru ngangkat telvon aku?" aku tau ini bukan waktu yang tepat untuk bertanya demikian,namun tetap saja aku sangat penasaran,kemana abhin sejak dari taman tadi?
"Pergi makan" aku menghela nafas panjang,aku gak ngerti abhin mengapa menjadi seperti ini,dingin seperti awal bertemu dulu.
"Kamu marah sama aku?"
"Buat?"
"Ya karena aku jadian sama bhima?"
"Gak,itu kan udah jadi kesepakatan kita yang selalu kamu banggakan,itu udah jadi perjanjian yang wajib buat aku jalani,walaupun aku sendiri gak mau kan?,lalu kenapa aku harus marah? Itu kan sudah jadi kesepa-"
"Cukuuup bhin!!!"aku langsung memotong pembicaran abhin yang membuatku tersudut,air mata sudah menggenangi pelupuk mataku,ada rasa sakit yang tak bisa ku jelaskan,intinya aku sangat menyesal dalam mengambil sebuah keputusan.
"Jangan pernah nangis,ini mau mu bukan?"
"Kamu selalu mojokin aku bhin! Kamu pikir aku gak tersiksa kayak gini? Kamu pikir aku mau jadian sama bhi-"
"Dan kamu pikir aku ini mau jadian sama intan? Kamu merasa paling tersakiti saat ini? Kamu salah besar! Yang paling tersakiti itu mereka,harus menjalani hubungan sama orang yang gak ada perasaan sama sekali ke mereka,dan itu semua karena ide gila kamu yang menurut kamu itu adalah sebuah kebaikan,tapi menurutku itu sebuah kemunafikan!!" air mataku makin tumpah,aku membenarkan semua perkataan abhin
"Udahlah quin,aku capek,aku mau tidur,dan tolong berhenti lah menangis,ini sudah terlanjur terjadi,mau gak mau kamu harus jalani semua ini." panggilan terputus,aku terpaku,perkataan abhin tadi sangat membuatku terpojok,semuanya terngiang ngiang di telingaku,aku harus bagaimana sekarang?ini membuatku bingung.
•••••
Kulangkahkan kaki dengan gerakan lesu menuju kelas,aku berjalan menunduk,karena keadaan wajahku sangat kacau,mata panda yang semakin jelas lalu membengkak karena sudah dua hari aku menangisi kejadian malam itu,aku sengaja datang awal kesekolah,aku menghindari jemputan bhima,entah kenapa aku ingin sekali menghindari dia,aku tau ini jahat karena kita baru saja jadian,tapi aku benar benar tidak ingin bertemu dia,itu sama saja aku memutar kembali kejadian malam itu.
"Sha?" aku mendongakan kepala keasal suara,rupanya orang yang aku ingin hindari sejak tadi sudah berdiri disamping mejaku dengan tatapan bingung
"Eeh bhim,baru datang?" tanyaku canggung
"Iya,kok tadi kamu duluan aja? Kan aku udah bilang bareng perginya"
"Duuh maaf yah,tadi kak yudra ngajakin pergi bareng,jadi aku gak enak nolak,trus aku lupa kasih tau kamu,maaf yah,hp aku juga mati bhim" aku sengaja menjelaskan bertubi tubi,karena bhima pasti akan bertanya perihal penjelasan yang kusebut tadi.
"Iya gapapa kok sha,itu mata kamu kenapa bengkak?"
Deg.
Bhima baru saja menyentuh ujung mataku,jantungku berdegup kencang,jarakku dan bhima sangatlah dekat
"Eeeh,gapapa kok bhim,kemaren gak bisa tidur,hehe"jawabku jujur dan mencoba menjaga jarak dengan bhima perlahan lahan,aku tidak nyaman dengan posisi tadi,sungguh.
"Kok gitu? Kenapa? Mikirin aku?Atau Saking senengnya karena kita jadian?" tanya bhima dengan ekspresi lucu,aku ingin sekali tertawa melihat tingkahnya itu,tapi ada suara derap kaki,aku menoleh ke pintu masuk,rupanya abhin datang,dan yang paling mengejutkannya dia datang bareng intan!! Walaupun itu sudah sering kulihat setiap pagi namun tetap saja hatiku sakit melihatnya.
"Hei shashaku,tumben datang cepat"ujar intan sembari duduk disebelahku,kalian harus tau bahwa saat abhin melewati mejaku dia tak menoleh kearahku sedikitpun!
"Lagi ke pengen datang cepat aja ntan" jawabku bohong
"Oh gitu ya,itu mata kenapa bengkak gitu yah?"tanya intan lagi dengan pandangan menyelidik
"Habis nangis yah quin? Lagi sedih kayaknya? Padahal baru jadian sama bima kok sedih sih???" itu suara berat abhin,jantungku terasa sakit mendengarnya,itu bukan seperti pertanyaan tapi lebih tepatnya sindiran.
"Itu dia gak bisa tidur kemaren gara gara mikirin gue" bhima langsung menimpali,untung saja abhin tak menanggapi lagi,dia langsung meloyor pergi dengan intan keluar kelas.
•••••
Aku rebahkan tubuhku dikasur dengan kasar,hari ini disekolah sangat membuatku tertekan,pertanyaan orang-orang tentang hubunganku dengan bhima,ditambah lagi dengan tatapan abhin yang seperti ingin menelanku hidup hidup."Sha? Udah pulang yah dek? Kok langsung ke kamar? Gak makan dulu?" itu suara bang yudra,aku tersenyum tipis,jagoanku yang satu itu memang sangat memperhatikanku.
"Aku lagi gak lapar bang,abang masuk sini dulu deh,pintu nya gak aku kunci kok"
Pintu terbuka,aku menoleh ke ambang pintu,bang yudra tersenyum manis kepadaku,walaupun kondisi hatiku sedang tidak bagus aku mencoba membalas senyum jagoanku itu.
"Lagi ada masalah,tapi gak mau cerita ke abang? Kamu gitu sekarang yah" ujarnya sambil duduk di kasurku dan menghelus pelan rambutku.
"Gak kok bang,aku sedang gak ada masalah,aku baik baik aja kok" jawabku bohong.
"Abang ini saudara kamu,kita itu punya ikatan yang kuat,jadi kamu gak akan bisa bohong sama abang,ayo cerita sekarang" ujarnya tanpa ampun dan gak akan mungkin dibantah,aku tersenyum miris dan berdiri dari tidurku dan duduk sejajar denganya di kasurku.
Lebih dari setengah jam aku berceloteh panjang lebar,air mataku sudah tumpah ruah,dadaku terasa sesak lagi,ini membuatku gila,tapi pelukan dari bang yudra membuatku sedikit nyaman,bang yudra memberi masukan panjang lebar kepadaku,aku yakin masukan yang diberikan ini bisa membuat sedikit bebanku hilang.
"Gimana? Kamu setuju dengan masukan abang? Menurut abang sih gitu yah,dari pada kamu stres gini? Abang gak suka lihat kamu nangis,jangan bikin abang khawatir,jangan malas makan,jangan dikamar terus,jangan lagi yah?" wajah bang yudra begitu tulus berbicara,mungkin benar dia sangat khawatir denganku,aku memeluk bang yudra lagi,kali ini lebih lama.
"Oke,aku setuju dengan masukan abang,dan aku juga gak bakal sedih lagi,gak bakal malas makan lagi,aku juga bingung kenapa aku bisa sekacau ini hanya karena masalah cinta? Memalukan sekali yah bang?" bang yudra tertawa,aku juga ikut ikutan tertawa melihat dia tertawa,padahal aku sendiri tidak tau bagian mana dari perkataanku yang lucu?
"Itu hal biasa,kamu kan masih muda,jangan terlalu di pikirin dan terlalu berlarut larut,masa depan masih panjang,wajar aja sih kamu sedih banget,ini kan pertama kalinya buat kamu,yaudah sana makan,abang kekamar dulu yah" aku mengangguk bang yudra melangkah pergi meninggalkan kamarku,aku menghapus sisa-sisa air mata,aku tersenyum manis,pokoknya aku gak boleh sedih lagi!! Aku harus dengarin masukan bang yudra,HARUS QUINSHA!!!!
•••••
oke,aku tau aku kelamaan gak update,karena benar benar aku lagi sibuk(mikirin doi)
Aku usahain bakalan cepat update lagi💚
Thx udah baca💚
Jgn lupa vote and comment yah💚💚💚
Sayang kalian💟