Hubunganku dengan abhin sudah berjalan 2 minggu,semuanya masih sama,masih disembunyikan dari mereka semua,tapi aku makin sayang dengan nya.
"Sha,kayaknya gue nyerah deh pekain si bhian"ujar intan saat kami sedang merebahkan diri dikasurku,karena hari ini aku dan intan sedang mengerjakan tugas kelompok
"Kok gitu sih ntan?" tanya ku kemudian,padahal dalam hatiku sedikit lega juga.
Intan bangkit dari tidurnya,dia menatapku lesu
"Iya gitu sha,masa iya udah lama gue pekain,dia nya gak ngerti juga? padahal udah gue kasih perhatian lebih,masa iya dia gak ngerasa?Kan gak mungkin juga gue yang nembak duluan sha?malulah gue,pokoknya gue berhenti berharap deh sha,siapa tau aja dia udah punya pacar atau orang yang dia suka? Makanya gak mau buka hati kan?" jelasnya panjang lebar dengan tatapan sedih,hatiku meringis,semua yang dikatakan intan benar,bahwa abhin sudah punya pacar yaitu aku,dan gak mungkin mau buka hati lagi buat orang lain,karena aku tau dia itu setia.
"Yaaaah,jangan berpikiran buruk gitu dong ntan,masa iya belum perang udah balik? Mana intan yang gue kenal pantang nyerah?" aku berusaha menghiburnya,lagi lagi aku kembali dirudung rasa bersalah,tak seharusnya aku menerima abhin saat itu,tapi kan sebelumnya aku belum tau intan suka dengan abhin,jadi ini semua bukan salahku kan? Tapi tetap saja aku kasihan dengan intan dan tak tega melihatnya begini.
"Elo sih enak ngomongnya sha,yang ngerasain sakitnya gue"ujarnya lemah dengan mata yang sudah berkaca kaca,baru kali ini aku melihat intan benar benar terluka karena cowok,padahal intanlah yang selalu mematahkan hati para cowok,namun ketika dengan abhin,mengapa semuanya berbeda? Mungkin intan memang sudah sangat menyayangi abhin,apa yang harus aku lakukan sekarang???
"Hmmmm,atau gak gue coba bilang ke bhima gimana?"
"Bilang apa? Bilang kalau gue sayang sama bhian? Mau ditaruh dimana muka gue?"
Aku terkekeh pelan melihat ekspresi wajah intan yang terlihat sangat depresi karena cinta.
"Bukan gitu juga,gue yakin bhima gak ember,gue coba cerita aja sama dia,kalau lo itu suka sama bhian kembarannya,siapa tau aja bhima bisa kasih informasi atau saran,sebenarnya bhian itu sudah punya pacar atau tidak? Kalau seandainya sudah baru lo harus berhenti,tapi kalau belum lo coba usaha lagi,ntar dia peka sendiri"perkataanku kali ini,benar benar berlawanan dengan hatiku,padahal aku sangat yakin bahwa abhin tidak akan pernah bercerita kepada bhima bahwa ia sudah punya pacar,dan itu sama saja aku membuat itu semakin terphpkan,Aaaaaaah quinshaaaaa kamu benar benar bodoh!!!!
"Gaak,gue gak mau,bhima gak boleh tau,mungkin gue sama bhian,belum jodoh kali yah sha" dia mengusap air mata yang sudah mengalir,aku benar benar tak sanggup melihat intan menangis seperti ini
"Yaudah kalau lo gak mau,gue juga gak maksa,yang penting sekarang jangan nangis lagi yah ntan,lo jelek kalau nangis,gue gak suka" aku menggodanya,dia terkekeh geli
"Hehehe,iyadeh gue gak nangis,makasih yah sha,gue sekarang gak mau mikirin itu dulu,mau fokus mikirin Ujian Nasional,hehe"ujarnya kembali bersemangat,tapi aku yakin itu hanya senyuman palsu yang ia keluarkan didepanku,aku tau hatinya sedang menangis saat ini
"Yaudah sha,gue pulang dulu yah,gue udah nyuruh sopir gue jemput kok" aku mengangguk dan mengantarkan intan menuju pintu rumah,10 menit kemudian sopirnya pun datang,dia memelukku untuk kembali berterima kasih,aku pun membalas pelukanya.
Aku segera menuju kamar,dan mengetikan pesan kepada abhin,karena aku sudah tidak sanggup lagi melihat intan seperti tadi.
"Abhin? Bisa ketemu sekarang gak? Aku mau ngomong" ku tarik nafas dalam dalam,rasa sesak menjalar diseluruh tubuhku,3 menit kemudian handphone ku bergertar pertanda ada pesan masuk,dan aku yakin itu pasti dari abhin.
"Aku kerumah sekarang yah" itu balasan dari abhin,mungkin dia sangat penasaran dengan apa yang akan kukatakan
15 menit berlalu,sekarang aku dan abhin sedang berdiam diri di kursi ruang tamuku.
"Ada apa quin?"tanya abhin kemudian,aku masih berdiam diri ragu dengan apa yang akan kukatakan,takut dia akan marah padaku
"Ngomong aja,gapapa kok" seperti bisa membaca gerak gerik ku yang aneh ini,abhin berkata demikian
Aku mengehela nafas,memberanikan diri menatap matanya sebentar dan kembali merunduk.
"Aku mau kamu jadian sama intan" entah dari mana aku bisa mendapat pikiran yang seperti itu,tapi aku benar benar sudah tidak tahan melihat sahabatku menangis seperti tadi,aku hanya ingin intan bahagia,walaupun aku harus mengalah,aku tatap abhin yang terdiam,aku tau dia sangat kesal denganku.
"Kamu mau kita sampai disini?,aku gak quin." ucapnya mantap,air mataku sudah mengalir padahal aku sudah susah payah untuk tidak menangis didepan abhin.
"Aku gak bisa lihat intan nangis bhin,gak bisa,intan sayang sama kamu!!,aku gak mau lihat sahabatku patah hati!!aku gak mau bhin"ucapku sambil tersedu,mungkin aku terbilang lebay,tapi ini benar benar membuatku terpojokan.
Abhin mengacak acak rambutnya kasar,aku tau ia sangat marah.
"Aku gak mau kita putus,dan kita gak akan putus!!!" ujarnya yakin
"Aku juga gak mau bhin,tapi keadaan yang bikin semuanya harus kayak gini,kita udah salah bhin,salah!!"
"Kita gak salah quin!!,bukan salah kita saling sayang,bukan juga salah intan yang suka ke aku,atau bhima yang sayang ke kamu,gak ada yang salah,ini udah takdirnya!!" pekiknya tajam,untung saja,mama papa dan bang yudra sedang tidak dirumah,yang ada hanya pembantuku saja.
"Yaudah,kita gak putus,tapi kamu tetap harus jadian sama intan"putusku kemudian,dia melongo menatapku
"Ini gak adil buat aku quin!! Aku gak sayang sama intan,aku gak mau sama dia,aku maunya kamu quin,cuma sama kamu!!"ujarnya dengan tatapan tajam
"Ini sudah menjadi keputusanku,maafin aku abhin"ucapku lemah dengan air mata yang kembali membasahi pipiku
"Oke,aku bakalan jadian sama intan,tapi kamu juga harus ingat satu hal quin,bhima sayang sama kamu,kalau sempat bhima nembak kamu,kamu harus terima dia!!!"Ucapnya mengancam,dahiku berkerut,seperti senjata makan tuan saja,tapi harus bagaimana lagi? Semuanya harus berjalan seperti ini,walaupun aku dan abhinlah yang harus menerima rasa sakit,tapi apa boleh buat ? Demi intan.
"Oke,aku setuju"jawabku sambil tersenyum manis,kulihat abhin geleng geleng kepala,mungkin tidak mengerti dengan jalan pikiranku
"Tolong perlakukan intan seperti kamu memperlakukanku"ujarku lagi,dia hanya mengangguk kecil,suasana menjadi kaku,aku dan abhin sama sama masih terdiam sesaat setelah perdebatan tadi,sibuk memikirkan hal yang akan terjadi ke depan nya.
"Kamu udah makan?"tanya nya kemudian,kurasakan lega dihatiju saat abhin bertanya seperti itu
"Belum nih"jawabku jujur,memang sih aku belum makan,tadi sibuk ngerjain tugas kelompok bareng intan dan selanjutnya mendengarkan curhatnya jadi gak sempat mikirin makan
"Hmmm,kita cari makan yuk?" ajaknya sambil tersenyum dan menampakkan lesung pipinya yang membuatku jatuh cinta,aku mengangguk dan membalas senyumnya,kami pun akhirnya pergi mencari makan.
•••••
Halo,aku update lagi,setelah 4 hari gak,wkwk,maaf yah banyak typonya:(
Jgn lupa vote and comment😊💙