Chapter 3

5.2K 331 20
                                    

" Kau.......!".

Julianne terbangun dari lelapnya dan mendapati diri sedang tertidur dipangkuan Jacob. Dan amarah seketika menjalar membuatnya ingin menghajar pria yang memang terduduk disebelahnya.

Julianne meraih bantal yang ia gunakan sebagai alas tidur dipangkuan Jacob. Ia tidak menyadari bahwa hal ini. Semua hal yang terjadi bukanlah sepenuhnya salah Jacob. Dan akibat ketidaksadaran yang sebetulnya bukan salah siapa-siapa, menyebabkan Julianne mendarat dipangkuan Jacob.

Namun Julianne salah menyangka dan menganggap Jacob berusaha untuk mengambil keuntungan.

Dan hanya dalam sekali lemparan bantal, Jacob terbangun dari tidurnya. Penuh dengan rasa terkejut, ia pun mengigau.

" Apa? Siapa yang berani berbuat kurang ajar? Siapa yang berusaha membunuhku?".

Ucapnya cepat seketika ketika terbangun dari tidurnya secara tiba-tiba. Dia dengan sangat lelap telah tertidur namun bantal yang mengenai wajahnya justru membuatnya terbangun tiba-tiba dan mengira bahwa seseorang sedang berusaha untuk membunuhnya dan membekapnya bantal.

Jacob mengedarkan seluruh pandangan ke seluruh penjuru dan mendapati Julianne sedang terduduk dengan muka yang sangat kesal memandang tajam pada dirinya. Dengan kedua tangan yang terlipat didepan dada, Julianne tampak sangat marah.

" Oh sh't sial sekali jika bangun tidur harus melihat wajah busukmu itu".

Ucap Jacob kesal.

" Kau pantas mendapatkannya, dasar kau serigala licik. Seharusnya aku membekap wajahmu dengan bantal itu!".

Jacob terhenyak mendengar perkataan kasar Julianne. Baginya, wanita seharusnya bersikap anggun dan lembut. Untuk pertama kali ia menemukan seorang wanita dengan sikap seperti istri para pejuang bar-bar. Mengerikan ditambah menyeramkan adalah kesan yang Jacob nilai dari seorang Julianne.

Berbeda dengan Julianne yang menilai bahwa Jacob adalah seorang pria dengan sikap angkuh dan kasar. Jauh dari mantan pacarnya yang memang terlihat hangat dan berbibir manis. Walaupun ternyata didalam ia adalah seseorang yang sangat busuk.

" Oh Tuhan dengan senang hati jika kau ingin membekapku. Lebih baik mati dibandingkan harus duduk disini, bersebelahan dengan ratu serangga yang menyebalkan sepertimu!".

Mereka saling bertatapan kesal. Tanpa disadari suara keras mereka sedang beradu argumen terdengar hingga keseluruh penjuru bussiness class yang mereka tumpangi.

Dan ternyata beberapa penumpang lain yang tampak terganggu dengan sikap mereka akhirnya menyampaikan keluhannya pada pramugari yang melayani penerbangan itu.

Dan karena keluhan tidak hanya disampaikan oleh satu penumpang melainkan beberapa penumpang, pramugari memutuskan untuk mendatangi kursi mereka.

Dengan wajah sedikit merengut ia berdiri diantara Julianne dan Jacob yang masih saling bertatapan kesal. Tatapan yang menyiratkan bahwa tidak satupun dari mereka akan mengalah.

" Ehemmm.....".

Pramugari berusaha keras mencairkan suasana panas yang terjadi diantara mereka. Karena kehadirannya yang kini ada diantara mereka ternyata tidak menyadarkan mereka bahwa terdapat seseorang yang sedang mengamatinya.

Julianne dan Jacob secara bersamaan menatap kearah suara dimana kini pramugari berdiri. Dan tatapan mereka sempat membuat pramugari tersebut terhenyak hingga terdiam.

" Kenapa?".

Tanya mereka bersamaan.

" Begini.. Begini Tuan dan Nyonya. Hanya.. Hanya.. ingin memberitahu untuk sedikit mengecilkan volume suara kalian. Karena penumpang yang lain menyampaikan keluhan kepada kami. Dan semoga Tuan dan Nyonya sekalian bisa menyelesaikan permasalahan suami dan istri secara baik-baik".

Fake Husband ( A wedding tale story )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang