"Aliiiiiii......."
Ketiduran didepan tv, Ali tersentak karna mendengar suara cempreng yang tingginya beroktaf-oktaf menusuk gendang telinga dan membuyarkan mimpinya yang baru saja dimulai.
"Apaaaa???" teriak Ali menyahut suara yang meneriakan namanya.
"Lo kalau naruh baju kotor jangan sembarangan, jangan nyampur-nyampur sama baju gueee!!" protes Prilly yang mendekati Ali dengan menenteng baju kaos putih cowok itu dan celana jeansnya yang kotor.
"Ya kalau nyampur disisihin, lagian pelit banget sih lo, kalau nyuci sekalian sama baju gue napa?" balas Ali tanpa rasa bersalah memandang Prilly yang langsung berdecak.
"Enak aja, lo malas banget sih, apa-apa gue, masak gue, beresin rumah gue, nyuci gue juga, emangnya gue pembantu, lo bayar gue berapa hah??" teriak Prilly lagi mengabsen pekerjaan rumah yang selalu dia kerjakan sementara Ali hanya enak-enakan tidur.
"Gue bayar pake peluk aja ya!" ucap Ali dengan menurun naikkan alisnya nakal.
"Enak aja kalau ngomong! Enak di lo nggak enak di gue!!" sahut Prilly menghentakkan kakinya jengkel.
"Ya sekalian ngajarin lo cara bersandar yang bener didada cowok, masa kaku kayak gitu sih?"
"Maksud lo, lo ngintipin gue pacaran, kurang ajar lo!!"
Seketika baju kotor Ali melayang kewajahnya. Prilly mendengus sebal dan terlihat puas melihat Ali seperti sesak napas tertutup baju kotornya sendiri yang bau keringat.
"Busettt, galak bener lo, lagi dapet ya, uring-uringan mulu, apaan sih?"
"Mau tau aja lo, beresin bekas makan lo, bungkusan popcorn masukin keranjang sampah didapur, gelas kotor bekas lo minum white coffe lo beresin juga jangan lupa, capek gue ngurusin lo, mending lo laki gue, ini bukan, katanya brosist tapi gue kayak pembantu, hhhhhh...."
Ting tong.
"Noh, bukain pintu!" perintah Ali sambil melempar bajunya yang barusan dilempar Prilly.
"Nooo, buka sendiri, palingan pacar lo, bhayyy..!!"
Ali menatap punggung Prilly yang berlalu dan terdengar menutup pintu dari tempat Ali duduk saat ini didepan tv.
Kenapa sih tu anak? Ali mengeryit heran. Pulang kuliah masuk rumah yang mereka tinggalin berdua kelihatan sudah kusut. Begitu masuk dapur teriakannya luar biasa memekakan telinga. Berisik. Mengganggu Ali yang sedang asik menonton tv, melihat sidang tersangka kasus pembunuh yang sepertinya belum berakhir kayak sinetron sampai ia ketiduran.
Prilly, teman mainnya dikampung halaman sejak kecil sampai mereka memutuskan untuk kuliah bersama dikota besar. Orangtua Prilly menitipkan padanya karna percaya pada Ali yang sejak kecil menjadi teman mainnya seperti saudara. Nenek Ali dan Neneknya Prilly ada hubungan keluarga meskipun cukup jauh. Bersepupu. Memang ditempat mereka tinggal dulu sana sini ada hubungan keluarga.
Ting tong.
"Aliiiii, buka pintunya, bel-nya berisik bangettt!!" Teriak Prilly dari dalam kamarnya.
"Iyaaaaa.....bawelll!!"
Dengan malas Ali mengangkat tubuhnya dari bantalan kursi yang menjadi tumpuan kepalanya didepan tv.
Tak sampai 3 kali bunyi bel, Ali sudah membukakan pintu.
"Prilly sudah pulang?"
"Loh, memangnya tadi nggak sama lo pulangnya?"
Pria didepan Ali menggeleng. Ali memandang Pria itu dan memicingkan mata. Pasti gara-gara dia nih, Prilly datang-datang ngamuk-ngamuk. Pikir Ali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodohku Ternyata Kamu (Tersedia Versi Cetak)
Roman d'amour"Seumur-umur kenal sama lo, baru kali ini lo kelihatan cantik, tumben lo cantik hari ini?" ~Ali~ "Enak aja, gue udah cantik dari lahir tauuu, emangnya lo, dari lahir udah bulukan...!" ~Prilly~ Sejak kecil selalu berdua sampai akhirnya dewasa harus m...