Berbeda Kisah

13.5K 2.1K 21
                                    

"Bikin kuatir orang aja, datang-datang jatuh, ceroboh banget jadi cewek, kalau ketindihan kayak gitu depan rumah masih mending, coba kalau dijalan, udah jatuh ada mobil misalnya trus ditabrak, gimana coba?" Omel Ali menggerutu dan tak sadar kalau ada Loly yang melihat dan mendengar teriakan berantem Ali dan Prilly didapur.

"Kenapa mandangnya kayak gitu?" Ali menatap Loly ketika ia sampai diruang tamu setelah mengantar Prilly ke kamar mandi. Terlihat Loly menatap dengan penuh tanda tanya.

"Ah nggak," Loly menggeleng. Menyembunyikan rasa lain dihatinya ketika melihat apa yang dilakukan Ali pada Prilly didepan matanya.

'Merekakan kakak adik kenapa gue rasanya nyes gitu ya ngeliat mereka Akur banget kayak pacaran aja, lebih mesra daripada sikap Ali ke gue, romantis banget sih punya kakak ganteng kayak gitu tiap hari digendong!' bisik hati Loly.

"Heiii, kok melamun?" Ali mengibas-ngibaskan tangannya didepan wajah Loly.

"Eh oh, itu, nggak, cuman asik aja ngeliat kakak adik ada yang kayak gini, deket banget!" Sahut Loly tergagap.

"Deket apanya, berantem mulu sama dia, dia bawel soalnyaaa," ucap Ali sambil menyandarkan tubuhnya disandaran kursi. "Shhhhh..." Ali tiba-tiba meringis mengelus lengan sampai bahunya.

"Eh, kenapa?"

"Pegel, tu anak berat tau, udah gitu bergerak terus digendong!"

"Siniii, dipijitin yang pegel..."

"Asikkkkk..."

Buggg.
Bunyi benda jatuh mengejutkan Ali yang langsung berdiri. Tangan Loly tergantung diudara ketika gagal menyentuh bahu Ali lebih jauh. Padahal tadi Loly sudah siap-siap, setelah memijit akan memeluk bahu lebar Ali yang sepertinya empuk banget untuk disandari. Apalagi tadi melihat Prilly dengan nyamannya digendong dan memeluk lehernya.

"Kenapa lagi tu anak?" Ali melangkah masuk kedalam. Terlihat Prilly tersungkur beberapa meter dari kamar mandi persis disamping meja makan.

"Ya ampun Mpril, kenapa sih?" Ali menghampiri Prilly yang masih menggunakan handuk yang terlilit ditubuhnya.

"Kepelesetttt, tadi licin, kaki guekan pincang Li, coba lihat perih, udah merah bekas ketindihan motor!" Prilly menunjuk kakinya yang tadinya putih mulus tapi sekarang ada bekas merah disana.

"Ck. Hati-hati makanya, untung nggak melorot ini handuk!" Komentar Ali sambil berjongkok sambil membantu Prilly berdiri dan mengangkat tubuhnya lagi tapi kelihatan bingung mau dibawa kemana. Akhirnya Ali membawanya ke Sofa didepan Tv dan menurunkan Prilly disana. Dari ruang tamu, Loly melongok dan menyaksikan adegan itu. Entahlah, hatinya mendadak nyes lagi melihat mereka.

"Anterin ke kamar napa Li, biar gue pake baju dulu."

"Aduhhh, bukannya dari tadi ngomongnyaaa! "

"Ya udah kalau nggak mau, jangan judes, gue bisa sendiri kok, udah sana tinggalin!"

Prilly berdiri dengan wajah cemberut. Begitu aja ngeluh. Mentang-mentang ada Loly. Kemarin-kemarin juga nggak pernah minta bantuin sampai nyusahin, cuma begitu doang kayak nggak ikhlas.

"Idih, gitu aja ngambek!"

Ali yang masih berdiri didepan Prilly membantu Prilly yang berusaha meluruskan badannya saat berdiri.
Dan Ali bersiap menggendong Prilly lagi.

"Ikhlas nggak nih?" tanya Prilly sebelum Ali menggendongnya lagi.

"Ikhlas, bawel!" sahut Ali sambil mengangkat tubuh Prilly.

"Bilangnya ikhlas tapi ditambahin bawel sih Mali?" Prilly melingkarkan tangannya dileher Ali.

"Habis ditambahin apa, tambahin telor?" Ali balik nanya tapi nggak nyambung. Apa hubungannya coba sama telor? Tapi Prilly langsung melebarkan matanya. Kesempatan nyinggung telor, dingin-dingin, laper.

Jodohku Ternyata Kamu (Tersedia Versi Cetak)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang