Rasa Lain

13.4K 2.1K 39
                                    

"Udah sembuh lo, sukurlah, jadi Ali nggak sibuk mikirin lo aja!" suara Loly mengejutkan Prilly yang melangkah dikoridor kampus menuju kelasnya. Prilly menoleh dan melihat Loly melebarkan langkah mensejajarkan dengan langkahnya.
Prilly tersenyum miring. Kenapa ni anak? Bukannya kemarin udahan ya sama Ali? Apa dia nganggap sama Ali masih lanjut? Hanya bertengkar saja?

"Maksud lo apa?"

"Lo jangan pura-pura nggak ngerti, gue ini pacarnya Ali, harusnya lo paham dong Ali juga butuh buat seneng-seneng bukan buat ngejagain lo aja, lo kan juga udah gede," ucap Loly lagi menbuat Prilly tersenyum sedikit kecut.

"Iya gue ngerti, maafin gue ya!"

"Dimaafin."

Padahal kalau Loly tahu, Ali kemarin cerita bertemu seorang cewek lembut, baik hati, cantik dengan tutur kata yang halus. Sepertinya Ali sedang beraksi untuk mendapatkan cewek itu karna tiap hari tu anak mencari informasi dan mencoba main kerumahnya. Selama ini yang dibawa Ali kerumah bukan karna dia yang mau bawa, tapi cewek itu sendiri yang datang dengan berbagai alasan. Seperti Loly. Sedangkan cewek yang dikejar Ali kali ini seperti gadis yang susah untuk didapatkan.

"Susah banget sih mau ketemu sama dia, dia kayaknya anak mama banget, ini itu nggak boleh!" keluh Ali semalam.

"Emangnya lo serius suka sama dia?"

"Seriuslah, dia bikin gue penasaran, beda sama cewek-cewek lain!"

"Ohhh....." Prilly mengangguk-angguk dengan mulut seperti huruf O.

"Doain gue ya..."

"Iya gue doain, ntar bayarin gue makan ya kalau udah jadian!"

"Pamrih banget lo!"

"Iyalah, bisnis is bisnis."

"Bisnis apaan?"

Tuk. Ali melayangkan jitakan kecil kedahi Prilly. Prilly terkekeh. Mudah sekali bikin Ali jengkel padanya.

"Woyyy, dari tadi gue ngomong lo diem aja..." suara Loly kembali mengagetkan Prilly.

"Emangnya lo ngomong apapagi selain yang tadi?" tanya Prilly berlagak bingung. Memang dia kurang nyimak yang dibicarain Loly tadi karna teringat kelakuan Ali.

"Hadeh, gue nanya kemana Ali, kok telpon gue nggak diangkat, sms dan chatt gue nggak dijawab?"

"Nggak tau gue, tadi sebelum gue pergi kekampus dia pergi duluan!"

"Kemana tu orang? Sebel deh, guekan kangen, berantem baru tiga hari nggak nahan kalau nggak denger suara dan natap wajah doi!"

Prilly ingin tertawa mendengarnya. Bagaimana kalau Loly tahu dalam tiga hari Ali sudah membicarakan cewek lain? Hmm, dasar Mali parah.

"Kenapa lo malah senyum sih Pril?"

"Masa gue harus nangis-nangis?"

"Hadeh, dasar si Mpril ini emang minta ditabok pantesan aja berantem mulu sama kakaknya," Loly menepuk dan mendorong bahu Prilly hingga Prilly sedikit oleng. "Eh tapi gue ngiri loh sama lo, punya kakak ganteng yang so sweet banget, apa-apa perhatian, apa-apa gendong," lanjut Loly dengan wajah iri yang berlebihan.

Kakak? Bagaimana kalau dia tau kalau Ali cuma kakak sepupu yang jauhhhhh banget. Prilly meringis sendiri.

"Kasih tau sama kakak lo, gue kangen!" Kata Loly lagi ketika mereka sudah sampai dikelas dan duduk bersampingan.
Prilly hanya mengangguk dan tak lama dosen masuk kedalam kelas membuat Prilly sedikit bernapas lega karna selama dua jam akan terbebas dari serangan Loly.

'Emang si Mali kemana sih? Apa dia sedang asik ngejar-ngejar tu cewek? Siapa namanya? Pricil?'

>>>>>

Jodohku Ternyata Kamu (Tersedia Versi Cetak)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang