Indah duduk di atas tempat tidurnya,ia melihat jam yang menunjukan pukul 4 sore. Handphonenya pun berdering dilihatnya itu panggilan dari Rehan. Indah pun menarik nafas panjang dan mengangkat telpon dari Rehan.
"Aku udah mau kerumah kamu"
"Okey" jawab Indah singkat
Indah langsung bediri dan mengganti pakaiannya dan merias wajahnya dengan make up namun tampak natural. Tak berapa lama kemudia Rehan datang, Indah pun berpamitan degan mamanya kemudian langsung keluar. Dan menuju ke arah Rehan yang tampak sedang memperbaiki rambutnya di kaca spion motornya.
"Ayo naik, kamu cantik sekali hari ini" kata Rehan. Indah tidak menjawab dan langsung naik keatas motor dan sedikit tersenyum etika mendengar Rehan mengatakan dia cantik. Rehan pun menyalakan motornya dan melaju dengan kencang, mereka berhenti di sebuah toko buku. Rehan berjalan menuju buku-buku komik Indah kemudian mengikuti Rehan.
"Kamu gak mau beli buku Ndah?" tanya Rehan
"Gak deh" jawab indah
Rehan kemudian kembali memilih-milih komik, Indah tidak sengaja memandang buku-buku tentang melody piano. Indah berjalan ke arah buku-buku itu. Rehan yang melihat indah pergi kemudian berjalan mengikuti indah, indah pun meraih sebuah buku.
"Kamu suka piano ya?" tanya Rehan
"Aku suka ketika ia bersama biola" jawab indah
"Kamu pandai memainkan piano?" tanya Rehan lagi
"Dulu" Indah pun membalikan badannya menghadap ke Rehan kemudian tersenyum dan menjawab pertanyaan Rehan.
"Sekarang?"
"Sekarang? Sepertinya aku tak bisa lagi." Jawab Indah dengan tersenyum dan kembali melihat buku-buku itu.
" Kenapa? Menurut pandanganku. Sepertinya kamu menyukai musik dan piano" kata Rehan penasaran.
"Sekarang aku benar-benar tak ingin memainkannya. Aku tak pernah bisa memaikannya semenjak manusia yang satu itu pergi."
"Kemana dia pergi?"
"Entahlah, yang aku ingat terakhir kali aku bertemu dengannya ketika kami didanau"
"Kamu rindu dia?"
Indah terdiam kemudian dia membalian badannya mengadap ke arah Rehan ditatapnya mata Rehan. Rehan pun menatap Indah mereka terdiam sejenak. Indah pun menarik nafas panjang kemudian melihat kearah buku yang dia pegang. Jantung mereka saling berdetak kencang serasa jantung akan terlepas dari tubuh.
"Ya. dia begitu berharga, dia seperti alunan musik yang bisa membuat hatiku merasa senang namun terkhir kali dia seperti alunan musik menyedihkan dan membuat aku menangis. Setiap kali aku memikirkannya , aku sungguh ingin marah karna dia pergi tanpa tanpa alasan. Dan setelah dia pergi dia tak pernah kembali dan sepertinya tak pernah berniat untuk menghubungiku. Dia seperti menganggap aku tu seakan udah mati" jawab Indah
Rehan terdiam mendengar kata-kata Indah, Rehan menarik nafas panjang dan tersenyum kepada indah.
"Wah Kamu sangat mencintainya, apa dia cinta pertama mu?" goda Rehan
"Apaan sih?" jawab Indah samil sedikit tertawa.
"Hei kamu bisa tertawa juga? Cantik. Aku bayar ini dulu" jawab Rehan yang akhirnya dapat melihat tawa indah walau sedikit.
Menunggu Rehan antre untuk membayar buku Indah kemudian berjalan-jalan mengelilingi toko buku itu dan melihat buku-buku lain. Ketika dia sedang melihat-lihat buku ia tak sengaja menabrak seorang pria, dan buku-buku yang pria itu pegang jatuh. Indah membantu pria itu untuk mengambil buku itu sambil meminta maaf, Namun pria itu hanya tersenyum kemudian keluar toko meninggalkan Indah. Entah dimana Indah pernah melihatnya namun sepertinya mereka pernah berjumpa. Ketika indah melihat kebawah ternyta pria tadi meninggalkan bukunya terjatuh satu. Bukunya sudah tercap lebel sudah di bayar indah pun berlari mengejar pria itu namun ketika indah keluar pria itu sudah masuk kedalam mobilnya dan meninggalkan area toko.
Indah pun melihat buku yang di beli pria itu, sebuah buku yang penuh dengan not-not indah untuk memaikan piano. Indah pun memasukan buku itu kedalam tasnya dan berniat akan megembalikannya ketika mereka bertemu kembali. Indah pun kembali masuk dan menunggu Rehan. Ketika Rehan selesai mereka langsung pergi meninggalkan toka dan pergi kesebuah restoran. Mereka masuk dan memesan makanan.
"Han ketika kamu pertama kali ngantar aku, dari mana kamu tau rumah aku padahal aku gak kasih tau" tanya indah memulai untuk menanyai satu-persatu yang membuat ia pensaran.
"Aku tinggal di komplek itu juga dan pagi sebelum aku nganterin kamu, aku ngelihat kamu berdiri di depan pagar rumah mu" jawab Rehan dengan entengnya sambil tersenyum. Indah pun tersenyum dan kembali diam.
"Indah. Boleh ku tanya tentang mu dan teman mu itu?" tanya Rehan hati-hati agar Indah tak marah. Indah tersenyum sambil menganggukan sedikit kepalanya seakan setuju.
"Apa yang membuat dia begitu berharga?" tanya Rehan
"Hmm Entahlah ya. Aku menyukainya tapi membencinya." Jawab Indah
Indah melanjutkan makan Rehan pun tak mau membuat suasana jadi tak nyaman kemudian dia mengganti topik dengan membicarakan tentang kota kecil mereka tinggalkan sekarang. Tak terasa waktu berjalan sudah hampir magrib , Rehan pun langsung mengantar indah pulang.
"Makasih han" indah memulai percakapan mereka di depan pagar rumahnya
"Ya, Sama-sama. Indah.. Umm...Ndah kehilangan seseorang bukan berarti kamu mati bersama kepergiannya. Kalo mau ketawa ,tertawalah lepas. Kalo mau nangis, nangis aja kuat-kuat. Jangan sembunyikan perasaanmu." Kata Rehan namun Indah hanya tersenyum.
Rehan pun pergi meninggalkan rumah indah. Hari ini ntah apa namun Rehan dapat membuatnya sedikit tertawa hari ini. Indah pun mengambil tasnya dan mengeluarkan handphonenya dan di ambilnya buku pria yang di tinggalkan pria tadi.sepertinya pria itu menyukai piano juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Melody Masa Lalu
RomanceTanpa berfikir panjang indah langsung menelpon mamanya, belum sempat indah menekan nomor mama sebuah motor besar berhenti di depan depan halte tempat Indah menunggu, perhatian indah yang semula menatap hpnya ini melihat orang yang mengendarai motor...