Pengurus Knights

266 30 1
                                    

Hana pov

Sepulang sekolah aku disuruh oleh guru untuk membawa dokumen. Saat aku membawanya menuju ruang guru, tiba-tiba seseorang menghadangku di pintu kelas. Ternyata dia Leo, yang menghadangku. Wajahnya tersirat kemarahan dan aku tidak menyadarinya karena tumpukan dokumen ini sampai menutupi wajahku.

" Hana!! Kenapa lama sekali pulangnya? Aku sudah lama menunggumu lho."

" Leo?! Haah...Kau nggak liat aku lagi ngapain sekarang? " Leo memperhatikanku membawa tumpukan dokumen yang ku bawa. Tiba-tiba dia mengambil banyak dokumen yang menutupi wajahku.

" Ya ampun...Sini, biar aku yang bawa setengahnya. Harus dibawa kemana tumpukan ini? " Leo bertanya kepadaku dan aku memandunya ke ruang guru. Saat ini aku masih belum mengerti sikap Leo selama ini. Biasanya dia selalu tidak peduli denganku dan suka mengerjaiku. Tapi, tiba-tiba saja dia jadi baik kepadaku. Aku tidak tahu kenapa, Tapi itu membuatku senang melihatnya sudah berubah.

" Hana, kau mau kemana? " Leo mengagetkanku membuat lamunanku buyar.

" Eh, apa? " Tanyaku heran.

" Kita sudah sampai di kantor guru, Tapi kau melewatinya. " Saat itu aku sadar dan menuju ke ruang guru.

***

Setelah ke ruang guru, aku dan Leo pulang bersama. Rumah kami berdekatan atau bisa dibilang bertetangga. Aku mengambil kucing yang kuambil dari kotak belakang gedung sekolah dan membawanya.

" Jadi disini tempat kau meletakkan kucingnya. Kukira dibuang ketempat sampah. " Leo dengan santainya membawa tas sekolahku.

" Leo, aku bukan orang sadis lho. Nggak mungkin aku buang kucing ini. "

" Lalu, mau diapain tuh kucing? " Tanya Leo. Sejenak aku berpikir dan tiba-tiba mendapat ide bagus.

"Bagaimana kalau aku rawat kucing ini? Sepertinya dia tidak ada yang punya. Juga aku menemukan kotak di samping pohon sakura, tempat kau jatuh tadi. Mungkin dia ditelantarkan." Leo kaget dengan ideku, setelah berpikir agak lama akhirnya dia mengerti.

"Terserah kamu, rawat aja kucing itu. Aku nggak peduli." Leo langsung pulang ke rumah. Tapi aku cegat dia.

"Leo, tadi bilang apa? 'Aku nggak peduli' Jangan bercanda!! Kau juga dan harus, mengerti!!" Ucapku dengan penuh penekanan. Aku memaksanya dengan tatapan ingin membunuhnya. Setelah dia diam menatapku agak lama akhirnya dia mau. Aku pun tersenyum penuh kemenangan.

Akhirnya kami tiba di rumahku. Aku membuka pagar rumahku. Tiba-tiba Leo memegang tanganku, mencegahku. Aku menoleh ke arahnya, Sepertinya ada hal yang ingin dibicarakan. Leo diam ditempat.

" Ngomong-ngomong...Kamu  tetap nggak ingin jadi pengurus kami?"

" Hm? Pengurus apa?"

" Grup Idol Knights " Aku terdiam. Nggak kusangka Leo masih membicarakan itu. 

Sudah setahun berlalu, aku nggak ingin mengingat hal itu. Masalah yang membuatku keluar dari pekerjaanku dan yang membuat Knights harus istirahat dari kegiatan Idol mereka. Leo masih diam menunggu jawabanku.

" Maaf, Leo. Aku masih belum bisa jadi pengurus Knights. " Leo menghela napas panjang, dia tahu kalau aku akan menolaknya.

" Nggak apa-apa, lagipula kami bisa istirahat juga. Jangan maksakan diri." Lalu dia menatapku.

" Tapi, kami nggak akan menyerah. Sampai kamu jadi pengurus kami. Knights akan selalu menerimamu." Leo tersenyum kearahku.

Knights, Grup Idol yang populer tahun lalu, istirahat dari kegiatan mereka. Aku sebagai pengurus mereka telah melakukan kesalahan yang membuatku berhenti dari sana. Tapi, Knights belum menyerah, Mereka masih menginginkanku menjadi pengurus mereka. Sedangkan aku...


*To be continue*


Hai readers! ini fanfic pertamaku jadi wajar banyak salah di penulisan. Bahkan sampai membuat judul saja butuh waktu lama.

Jangan lupa di vote ya! Sekalian beri komentarnya!

Our Friendship || Ensemble star | KnightsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang