Mempesona

623 37 4
                                    

Internet university dot com

A SasuSaku fiction

Naruto©Masashi Kishimoto

Internet university dot com©Nurama Nurmala

Warning : Typo(s), OOC, Alternate Univers, Another ‘abal’ story

[Sapporo-Hokkaido, pukul 18.15]

“Terimakasih karena kalian sudah menyengajakan hadir untuk memenuhi undangan kami,” suara riuh di auditorium raksasa itu seketika lenyap ketika seorang wanita berambut pirang menyiarkan suaranya ke seluruh penjuru ruangan. Mic yang berada di genggaman tangannya menyalak; menggaungkan suaranya hingga terdengar lebih lantang.

“Dari 1023 undangan, hanya 345 saja yang hadir malam ini,” ia mengedarkan pandangan ke seantero ruangan; menjamah wajah para murid online-nya secara berkelompok. “Seperti yang sudah kalian dengar lewat media elektronik dan media massa, bahwa kami sengaja mengadakan acara temu-wicara untuk malam ini, hal itu menyangkut perihal akan diadakannya sekolah selama musim dingin, di tempat ini.”

Ia kembali melempar pandang dengan penuh percaya diri, sementara tatapan matanya tajam, menyoroti setiap gerak-gerik para siswa. “Dalam kurun waktu satu bulan, selain pelajaran umum, kami juga akan mengadakan Internal Tournament bagi seluruh siswa. Ditekankan, turnamen ini bukanlah ajang lomba anak kecil yang dapat dilalui dengan mudah,” semua siswa sudah paham betul dengan apa yang dikatakan wanita itu. “Perlombaan akan diadakan selama satu bulan, bersamaan dengan aktivitas sekolah. Perlombaan bisa dilakukan dimana saja, kapan saja. Harap kalian bersiap dalam posisi siaga.”

Wanita itu dengan lancarnya menyampaikan informasi teknis mengenai alasan diadakannya sekolah selama satu bulan, teknis perlombaan, pembagian kamar berdasarkan grade, dan beberapa tanda pengenal yang akan mereka temukan ketika mereka menyimpan koper untuk melepas lelah di kamar masing-masing.

 

[Halaman belakang villa, pukul 18.30]

“Duh… menyebalkan, kok tidak ada diskon untuk tiket pesawat ya?” rintih seorang gadis berambut pink dengan raut muka lelah. Di dahi dan tengkuknya bergelimpung bulir peluh; menentang udara Sapporo yang sudah mendingin. Itu merefleksikan bagaimana usaha kerasnya untuk sampai di sana tepat waktu, walau nyatanya ia sudah telat selama dua jam. Yah, walau ia harus masuk melalui semak-semak di halaman belakang villa karena petugas keamanan di gerbang masuk melarangnya memasuki area meski ia sudah bersikeras mengatakan bahwa ia juga salah satu siswa.

“Eh?” emerald-nya berkedip-kedip cepat ketika kedua atensinya menangkap sebuah siluet yang berjelaga menatap langit malam. Siluet. Sebuah siluet lelaki. Matanya terbius oleh pemandangan menakjubkan malam itu. Embusan napas pelan dari sang lelaki membentuk sebuah awan kecil. Wajah sampingnya yang diterpa cahaya rembulan semakin menegaskan lekuk tubuhnya yang sempurna. Dalam remang malam, Sakura bagai terhipnotis pemandangan yang tercipta dari raut sentimental. Namun tiba-tiba….

internet_university.comTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang