KEDUA

24 2 0
                                    

"Pandu!" Teriak perempuan paruh baya dari depan televisi.

"Ya?" Balas Pandu singkat.

"Dari mana?" Tanya perempuan itu lagi.

"Nongkrong sama anak-anak mah" balas Pandu yang sedikit nyengir kepada ibunya.

Pandu Van Sanvada. Laki-laki yang sangat cuek terhadap lingkungan sosial di luar dan akan berubah apabila bertemu dengan ibunya, Pinanti.

Pandu. Anak laki-laki yang harus mematuhi keinginan ibunya bahkan ayahnya, namun itu hanya berlaku apabila ada ibunya atau ayahnya. Anak pertama dari keluarga Sanvada, memiliki adik yang setahun lebih muda darinya, Pandi Vano Sanvada.

"Vano!" Teriak Pandu dari kamarnya.

Pandu keluar dari kamarnya, menutup pintu dengan keras. Lalu pergi ke kamar Vano.

"Lo apaan coba, berantakin lemari sepatu gue! Parah lo!" Kata Pandu yang berkacak pinggang di depan Vano yang sedang asik memainkan laptopnya.

"Gue mau pinjem sepatu, tapi sepatu yang gue cari gada" kata Vano cuek.

"Ya, tapikan lo harusnya ngera-"

"Abang! Ade! Ayo turun makan malam dulu!" Teriak dari bawah tangga, suara itu sangat terdengar jelas karena pintu kamar tidak tertutup, yang mampu memotong perkataan Pandu.

"Awas lo!" Kata Pandu yang langsung beranjak dari sana.

Makan malam di keluarga Sanvada berlangsung sangat senyap, hanya terdengar gesekan antara sendok dengan piring yang menjadi sumber bunyi.

Terdengar tegukan seseorang meminum air. "Malam besok ayah mau ngajak kalian untuk makan bareng teman ayah" kata seseorang yang duduk di tengah antara mereka, Haris Sanvada -ayah Pandu dan Vano.

"Membahas pertunangan Pandu kan yah" sahut Pinanti.

Pandu yang asik makan langsung batuk terselek mendengarnya.

"Iya"

Pandu langsung mengambil air putih yang berada di depannya, lalu pergi meninggalkan meja makan tanpa pamit, tidak seperti biasanya.

Pandu berdiri di balkon kamarnya, membiarkan suhu dingin di luar menusuk tubuhnya. Meneguk air ludah dengan tidak beraturan. Memikirkan apa yang harus dia lakukan nantinya, setelah kejadian itu benar-benar terjadi.

Pahit.

Bertunangan dengan orang yang tidak dicintai.

***

"Apa aku bisa menolaknya?"

"Tidak, itu harus dilaksanakan karena itu keinginan kakek kamu"

Pandu berdecak sebal dengan laki-laki di depannya. Meninggalkan tempat itu. Pandu keluar meninggalkan rumah, malajukan mobilnya dengan tujuan tidak pasti.

Dunia malam bukanlah tempatnya, dia tidak suka itu dan tidak akan sampai terpengaruh itu.

Tok.. Tok...

Clekk.

Pintu yang ada di depannya terbuka. Terlihat perempuan di balik pintu tersebut.

"Pandu? Thala lagi ke rumah Nada" kata perempuan itu.

Pandu mengangguk mengerti, dia langsung meninggalkan tempat itu setelah berpamitan dengan ibunya Thala.

Pandu
Lo di mana?

Pandu mengirimkan pesan singkat kepada Thala. Tidak perlu menunggu waktu yang lama, Thala langsung mengirim pesan kembali.

HARDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang