Psychopath-6

459 48 9
                                    


"Sebenarnya kita mau makan dimana Ver? Kok aku perhatiin, aku sama sekali tidak mengenali arah jalan ini. Kok sepi dan gelap seperti ini?" tanya Bella yang penasaran.

Vero hanya diam dan tidak meladeni semua ucapan Bella tadi. Bahkan Vero menatap Bella dengan sinis dan penuh amarah yang bergejolak dihati.

"Ke.. Kenapa Ver? Kok kamu natap aku dengan pandangan seperti itu?" lanjut Bella penasaran.

Vero menghentikan laju mobilnya kepinggir jalan yang tampak sepi tanpa cahaya yang memancar. Vero turun dari mobil lebih dulu dan langsung mengajak Bella untuk keluar juga dari mobilnya.

Nampaknya tangan Vero sudah gatal sekali ingin menyiksa dan menghabisi Bella malam ini.

"Gak usah banyak tanya! Ayo turun!" seru Vero dengan nada membentak Bella.

Raut wajah Bella seperti orang bodoh dan bingung. Yang tadinya ia membayangkan akan makan malam dengan Vero, pria yang ia idam - idamkan karena ketampanannya yang memikat.

"Kamu kenapa Ver? Aku takut! Disini gelap sekali.." ucap Bella pada Vero.

"Takut? Apa? Apa? Coba kamu katakan sekali lagi! Wanita pesilat lidah seperti kamu masih punya rasa takut ya? HAH?jawab!!!" bentak Vero yang membuat tubuh Bella semakin bergetar dengan cepat.

Suasana disana sangat sepi. Karena, sangat jauh dari pemukiman . maka sangat malang nasib Bella malam ini. Terbujuk rayuan seorang pembunuh berdarah dingin seperti Vero.

"Vero.. Kamu pasti sekarang lagi bergurau kan?
apaaa kamu lagi mempersiapkan kejutan untuk aku?" tanya Bella sambil memegang pipi Vero dengan lembut.

Sontak Vero yang sudah geram akan kelakuan Bella dari tadi langsung menolak godaan Bella dengan cara memukul leher Bella hingga pingsan.

Vero hanya tersenyum, tanda ia puas telah menyakiti Bella. Vero membawa Bella yang pingsan tadi ketempat yang lebih sepi.

Selama Vero menggendong Bella, ia terus menatap wajah Bella yang terlihat lebih cantik daripada kekasihnya yaitu Ana.

"Kamu memang lebih cantik daripada kekasihku. Tapi, kekasihku memiliki hati yang jauh lebih baik darimu." batin Vero.

Mau sebaik apapun hati Ana, seharusnya Vero tidak melakukan hal segila ini. Pembunuhan sadis yang dilakukannya secara beeruntun akan membawanya pada hasil yang buruk.  

...........

Vero terus berjalan sambil tertatih lelah karena menahan beban tubuh Bella. Sekarang ia sudah sangatlah lelah dan memutuskan untuk membaringkan tubuh Bella ditanah.

Vero terduduk dibawah pohon besar serta mengipaskan seluruh tubuhnya dengan dedaunan.

Bella membuka kedua matanya secara perlahan karena tubuhnya masih terasa sakit setelah terkena pukulan keras dari Vero.

"Aku... Dimana? Hah! Vero kamu ingin melakukan apa padaku?." tanya Bella dengan degup jantung tak terkonrol. Dilihatnya Vero yang tengah memegang besi besar di tangan kirinya dan lakban di tangan kanannya.

Vero dengan sigap menutup rapat - rapat mulut Bella agar ia tidak berteriak meminta bantuan.

"Sudahlah Bella.. Toh sebentar lagi kamu akan menyusul sahabatmu Katy." ujar Vero sembari menutup mulut Bella dengan lakban.

"Mmmmm...! Mmmm...!" Bella berusaha berteriak dengan sekuat tenaganya. Tapi teriakannya itu tidak akan didengar oleh siapapun kecuali, Vero.

Hanya dedaunan kering, pohon besar yang bergoyang, dan suara jangkrik yang nyaring terdengar telinga. Vero terus menoleh kekanan dan kekiri untuk memastikan apakah situasinya kali ini sudah aman.

 Psychopath Boy FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang