•SATU•

127 19 12
                                    

1 Maret 2016

Malam ini, aku titipkan rindu padanya. Berharap dia juga merindu. Hujan seakan mengejek ku pada kenangan dan masa lalu. Menggingat masa-masa yang pernah kita lalui. Apa kau masih mengingat nya? Saat kita melewati jalan raya dan turun hujan, tertawa sepanjang jalan, dan kau tak peduli hujan turun selebat apapun itu. Kau tak takut aku sakit. Karna nyatanya hujan adalah setitik berkah tuhan yang dijatuhkan untuk manusia di setiap waktunya. Kau mengajarkan ku untuk tak takut sakit pada hujan, karna itu berkah. Berkah juga aku bisa bermain hujan bersama mu. Kita berharap setelah hujan tercipta pelangi. Tapi pada kenyataannya kau yang pergi. Mengapa kau datang jika ingin pergi? Apa aku salah jika aku merindu? Tak hanya kenangan, namun juga dirimu. Tapi, untuk apa aku bertanya jika kau tak tau bila aku merindu.

Tak seharus nya aku tertekan oleh masalalu. Tak seharusnya aku berlarut-larut dalam kesedihan ku. Saat aku selalu berusaha melupakan, banyak hal yang mengingatkan. Seakan kau meracuni pikiran ku menggunakan kenangan.

Mengapa kau menjadikan ku pelarian mu? Mangapa kau egois? Mencintai 2 orang sekaligus? Namun, mengapa kau datang bila tak cinta? Aku tau, untuk mu bersama ku adalah waktu yang sangat singkat. Tapi lama untukku. Lama untukku melupakan nya, lama untukku menghilangkannya dari pikiran ku.

Saat takdir membawa ku pada jalan yang salah. Sulit untuk berfikir sejenak. Mengambil keputusan disaat aku benar-benar mencintai mu. Namun, kau tidak. Mau bagaimana pun, aku bahagia. Bahagia bisa mengenal dirimu dan bahagia penah menyayangi mu, walau pada akhir nya aku yang tersakiti.

Terkadang memang kita tidak butuh waktu lama untuk bisa sayang sama seseorang, tapi butuh waktu lama untuk kita bisa melupakan nya. Andai kebalikan nya, aku tak takut untuk jatuh cinta. Tapi nyatanya, melupakan yang lebih sulit. Sialnya semesta punya kenyataan seperti itu.

~Agatha Andira

RAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang