•EMPAT•

38 9 0
                                    

"Tata!" teriak seorang wanita dari lantai dasar rumah.

Segera gadis itu keluar dari kamar dan berlari menuruni tangga rumah.

"Mama," rengek gadis itu.

Keduanya saling memeluk satu sama lain. Melepas rindu.

"Kata bibi, mama pulang nya-" suara Agatha terputus saat handphone Ratna taklain ibunya Agatha berbunyi.

"Sebentar ya sayang,"

Gadis itu hanya mengganguk kecil, wajah nya kembali manyun. Awalnya ia sangat senang ibu nya pulang, tapi entah mengapa ia menjadi sangat kesal.
"Mama harus pergi lagi sayang, maafin mama ya, seminggu lagi mama balik sama papa ke rumah, sama Reno juga," ucap wanita paruh baya itu.

"Tapi ma-" suara Agatha terputus saat Ratna memeluknya.

"Hati-hati ya ma," ucap gadis itu.

Agatha hanya melihat ibunya pergi menggunakan mobil, hingga akhirnya mobil itu tidak terlihat lagi. Ia berjalan menaiki tangga dengan lemas.

"Permisi!" seru seseorang dari arah pintu.

"Permisi!" diulang nya ucapan itu sambil mengetuk pintu.

"Iya sebentar!" jawab Agatha.

Agatha langsung berbalik badan dan menuju sumber suara.

"Demas?" ucap gadis itu setelah melihat wajah laki-laki itu.

Demas hanya tersenyum.

"Lo ngapain ke sini? Sejak kapan lo ke sini?" tanya gadis itu.

"Gue mau ajakin lo jalan, gue tau lo bete,"

"Jadi lo udah ada disini dari tadi?" tanyanya.

"Iya Tata sayang," ucap Demas sambil mengacak kecil kepala Agatha.

"Lo apa-apaan sih!" Kesal gadis itu.

"Ayo ta jalan, plis," mohon Demas.

"Gak mau, sekarang lo pulang!" bentak Agatha.

"Gini aja, kita nonton lomba Volly aja di sekolahan,"

Gadis itu berpikir sejenak. Ia akan menuruti permintaan Demas, karna semakin lama semakin penat bagi dirinya.

"Yaudah, tapi gue cuma pergi aja sama lo, kalo udah disana gue gabung sama temen-temen gue dan pulang nya gue sama temen gue juga," jelas gadis itu.

"Yaudah gakpapa Demas selalu tabah," ucap laki-laki itu dramatis.

•••

Jalan raya mereka berdua lewati menggunakan motor yang berukuran besar berwarna hitam yaitu Ninja Kawasaki. Tidak ada yang membuka suara dikeduanya, baik Agatha maupun demas.

Saat mereka sudah berada di lingkungan sekolahan, banyak pasang mata yang melihat mereka. Apalagi saat motor yang dikendarai Demas memasuki sekolahan.

"Demas, Demas, gue turun disini aja, ntar gue jalan aja ke lapangan," pinta Agatha.

Motor itu terhenti seketika. Agatha turun dari motor, tanpa aba-aba ia meninggalkan Demas dan berlari.
Demas hanya diam, ia mungkin mengerti karna ia tau banyak pasang mata yang melihat mereka berdua tadi.

Sepasang mata Agataha melirik-lirik, mencari temannya berada. Ia tersenyum tipis saat ia telah menemukan posisi temannya.

"Hai!" sapa gadis itu pada Tesya dan Sonia teman satu kelasnya.

RAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang