Aku tidak pernah berbuat jahat sedikitpun...tapi aku malah mendapatkan masalah seperti ini...
Adikku, Alisha, juga anak perempuan yang baik...tapi kenapa akhir hidupnya begitu tragis?
14 hari menuju eksekusi kematianku...
~000~
Seminggu telah berlalu...
Mendekam di penjara bukanlah sesuatu yang menyenangkan. Engkau harus menghadapi sisi gelap dari kehidupan. Keras dan brutal. Tak akan engkau temukan kasih sayang diantara para penjahat. Kecuali di film fiksi dan semacamnya.
Hidup memang selalu tidak bisa ditebak. Seorang yang baik tidaklah selalu berakhir dengan baik. Begitu pula yang buruk, tidaklah ia berakhir dengan sesuatu yang buruk pula.
Lalu bagaimana denganku? Mungkin aku salah satu yang termasuk dari orang orang yang tidak beruntung. Berbuat baik tapi malah mendapatkan keburukan yang tak ada habisnya.
Kadang aku juga bertanya, apakah Tuhan benar benar ada? Benar benar pertanyaan bodoh. Mungkin Karena keputusasaanku ini yang menimbulkan keraguan akanNya.
Aku memang manusia yang sangat lemah. Menyalahkan takdir karena tak mampu melawan ketidakadilan. Dan akhirnya aku hanya terdiam dan terbodoh. Bisu mencekam.
7 hari sebelum pelaksanaan eksekusi...
Ruangan ini tidak brubah sama sekali. Lembab dan kurang pencahayaan. Hidup disini tak semewah apartemen. Tidur harus beralaskan lantai dari batu. Mandi dengan sabun cuci piring.
Jeruji – jeruji ini memisahkanku dengan yang lainnya. Di ruangan ini hanya terdapat 6 sel tahanan. Satu sel tahanan diisi oleh dua orang tahanan. Namun jeruji – jeruji ini tidak lah benar benar seperti yang kupikirkan.
Pada saat aku kemari, mereka yang ada di sel tahanan yang lain, datang ke sel tahananku. Awalnya aku yakin bahwa mereka tidak akan bisa melakukannya. Namun aku salah. Sipir yang menjaga di ruangan ini benar benar bangsat! Ia menerima suap dari para tahanan untuk diberikan kebebasan di dalam ruangan.
Seperti hukum alam, yang terlemah harus menuruti yang kuat. Dan inilah yang harus kuhadapi. Menjadi seorang pembantu para tahanan bangsat.
Mungkin lebih dari seorang pembantu. Aku bahakn dijadikan karung tinju mereka. Terkadang menjadi bantal. Pernah juga menjadi pelampiasan kemarahan mereka.
Aku benar benar ingin membunuh mereka...
~000~
Aku sedang memijat seseorang lagi hari ini.
"OIOIOI! Cuma segini?" teriaknya.
"Maaf..."
Ia melotot seperti ikan tongkol. Dia adalah Brian. Saah satu dari tahanan yang diberi hukuman mati. Sama sepertiku. Hanya saja ia benar benar seorang kriminal.
"Kenapa kau bengong saja, HAH?!" matanya semakin keluar.
Aku gelagapan. Dan tanpa pikir panjang, aku melakukan tugasku disini sebagai seorang pembantu tahanan. Benar – benar miris. Di luar sana maupun di dalam sini...sama saja. Aku...terus dimanfaatkan oleh orang lain.
"Kenapa orang orang sampah seperti mu, masih bisa hidup tanpa rasa malu..." gumamku.
Tiba – tiba saja, ia yang tadinya telungkup mulai bangkit. Otot – otot dibadannya menebal. Kerutan di dahinya itu bukanlah tanda kalau ia sedang senang. Tapi sebaliknya.
"Apa kau bilang? Kau sebut aku ini 'sampah' , HAH?" tangannya yang kekar itu menyambar leherku. Dan mendorongku ke dinding. Aku menjadi sulit bernafas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reverse ME
Mystery / ThrillerSiapa yang tidak menginginkan dunia penuh dengan keadilan. Presiden, menteri, gubernur, bupati, pedagang, mahasiswa, petani, bahkan pengangguran sekalipun. Semuanya menginginkan keadilan. Semua orang mendapatkan apa yang menjadi haknya dan melaksan...