Leherku belum terpenggal.
Suara dentuman keras dan teriakan kekacauan menggelora di sekelilingku. Tidak ada lagi yang menahan tubuhku. Akupun langsung membuka kain hitam yang membungkus kepala. Aku terdiam. Betapa kacaunya ini. Mereka yang seharusnya mengutuk dan mempermalukanku di tanah eksekusi ini, malah menjerit! Malah berteriak ketakutan! Mereka berlarian menyelamatkan diri masing – masing. Para eksekutor saling menyerang satu sama lain.
Militer yang berada di lokasi tidak mampu mengendalikan situasi. Ketakutan akan kematian menguasai mereka. Bagaimana tidak, seolah sebahagian dari mereka menjadi gila dan membunuh yang lainnya. Seolah dikendalikan oleh sihir jahat dan mengubah mereka menjadi mesin pembunuh.
Mereka yang memakai topeng aneh itu seolah yang menjadi dirigen dalam pentunjukan besar ini.
Apa...ini... benar benar lucu...
"Uwahahahha" aku...tertawa?
Aku tidak bisa menahannya. Seolah seluruh tubuhku tergelitik melihat kekacauan yang terjadi.
Cipratan darah, jeritan, dan ledakan menjadi kesatuan yang luar biasa dalam orchestra kehancuran ini.
Dari balik kekacauan itu, salah seorang yang kuduga memulai kekacauan ini, mendatangiku.
"Ini..." ia memberikan semacam serum, "Berhenti menjadi manusia dan hidup atau mati sebagai manusia tidak berguna? Itu pilihanmu" Ia langsung pergi melanjutkan sesi bunuh membunuh. Aku tidak tahu kalau ia begitu menikmatinya.
"Cepat eksekusi dia!" seseorang yang entah dimana memberikan perintah.
Dari pintu masuk keluarlah sosok eksekutor yang tubuhnya begitu kekar. Ia langsung menuju kepadaku sambil mengayunkan – ayunkan kapak besar. Walau stadium ini penuh kekacauan ia berhasil menemukanku. Wajahnya yang ditutupi oleh kain hitam itu tak mampu menyembungikan nafsu membunuh yang sangat kuat.
Serum itu langsung ku tusukkan ke lengan. Seketika, gambaran – gambaran mngerikan muncul di dalam kepalaku. Aku langsung muntah dan badanku merasa kejang – kejang. Gambaran – gambaran itu mulai merasuki jiwaku. Bergerak cepat untuk mengambil alih kesadaranku. Kepalaku terasa mau pecah.
Entah bagaimana...aku mulai mengerti apa yang sebenarnya terjadi di hidupku. Seolah gambaran – gambaran mengerikan itu menjadi kunci atas kegusaranku selama ini. Kepalaku perlahan terasa ringan, seolah terlepas dari beban yang begitu berat.
"Ah...jadi itu yang terjadi..."aku tersenyum pulas sambil memungut pisau yang ada di dekatku.
Eksekutor yang tadi berlari sudah berada di depanku. Kapaknya sudah melayang di udara. Namun...ia berhenti. Kenapa? Karena sebuah pisau telah menembus tengkoraknya.
Satu per satu mayat yang ada di tempat duduk stadium itu berterbangan ke dalam lapangan. Seolah memberikan persembahan pada iblis.
Ya. Seluruh manusia yang hidup saat itu telah mati. Hanya aku dan mereka yang memakai topeng aneh saja yang masih bernafas.
Aku mengangkat tangan kanan ke atas. Semua orang yang memakai tpoeng aneh itu berhenti melakukan kebengisannya, dan langsung bergerak ke arahku. Kurang lebih dua puluh orang yang berkumpul di hadapanku. Dan satu orang lagi berada di sampingku. Tangannya membawa sebuah jubah dan topeng aneh itu.
"Kenapa kau lama sekali...Judas?" tandasku.
"Akhirnya ingatanmu kembali...Asa. Bukan. Pemimpin dari Deadlocker, Iblis!"
Mereka semua bersorak atas diriku. Menangis, dan tertawa sekeras yang mereka bisa. Mereka tampak sangat bahagia atas kembalinya aku sebagai pimpinan mereka.
Akupun langsung memberikan titah kepada para pengikut setiaku.
"Bunuh diri kalian dan jadilah persembahan paling indah untukku"
Mereka langsung mengambil senjatanya, dan menaruhnya tepat di depan leher mereka.
Mereka meneriakkan sumpah kesetiaannya.
"Demi ketidakadilan! Demi Dia yang menanggung harapan kami! Ku persembahkan jiwa kami padanya! Pada Iblis yang menguasai dunia!"
Pisau – pisau itu seketika merobek leher – leher mereka. Memuncratkan darah yang begitu merah.
Judas membuka sebuah laptop yang sedang melakukan siaran langsung. Ia mengarahkannya padaku. Dengan menggunakan topeng aku berbicara kepada manusia.
"Ini hanyalah langkah awal.Kami, Deadlocker, akan terus memberikan mimpi buruk pada kalian mulai detik ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
Reverse ME
Gizem / GerilimSiapa yang tidak menginginkan dunia penuh dengan keadilan. Presiden, menteri, gubernur, bupati, pedagang, mahasiswa, petani, bahkan pengangguran sekalipun. Semuanya menginginkan keadilan. Semua orang mendapatkan apa yang menjadi haknya dan melaksan...