Sebenarnya, kita berdua itu sama.
Aku dan kamu sama-sama sedang mencari waktu. Saat kedua takdir bersatu dan saat semua ego meluruh.
Kita hanya perlu sama-sama menghilangkan ragu, lalu menyandarkan harap dalam lantunan doa syahdu. Agar dua hati ini bertemu. Di waktu tepat yang telah lama ditunggu.
Sebenarnya, kita berdua itu sama.
Aku dan kamu, sama-sama ingin mengakhiri masa ini. Sesekali coba berandai melabuhkan diri pada sesuatu yang belum pasti.
Tapi pada akhirnya kalbu menyadari, bahwa sesuatu yang tak pasti hanya akan berujung perih. Akan selalu ada hari bagi mereka yang sabar menanti.
Sebenarnya kita berdua itu sama.
Sama-sama mendamba cinta, tetapi taat adalah yang utama. Sama-sama membangun rasa, untuk tempat yang paling utama.
Sama-sama mengerti bahwa akhir dari semua kisah adalah kembali pada Ilahi.
(Dalam Perjalanan Menuju Ilahi, 10 Oktober 2016)
KAMU SEDANG MEMBACA
Jawaban dari Pertanyaan yang Tak Terjawab
Poesia"Jangan. Jangan kalian larang aku mengenang kesenduan yang mungkin lain waktu akan kurindukan. Biarkan aku merasakannya seperti melahap suap demi suap nasi goreng yang penuh kenikmatan." Sejak lahir, kita hidup dengan berbagai pertanyaan yang sejati...