Teman

65 0 0
                                    

Banyak yang bilang, biarkanlah waktu yang berbicara. Menjawab pertanyaan tentang rasa, mengusir gelisah dalam penantian asa.

Ada yang bilang, semua akan tersibak oleh waktu. Tentang dengan siapa kita akan bertemu. Juga ada apa antara aku dan dirimu.

Dulu, kita memulai untuk berteman.

Teman biasa. Kau dengan riangmu yang selalu menyala. Aku dengan semua keanehan untuk menutupi lara.

Lalu, kita berjalan sebagai teman.

Berbagi cerita satu sama lain. Kau yang mengisahkan gundah yang beralasan, saat aku, sibuk menceritakan galau tanpa tujuan. Tapi, entah mengapa, telinga ini masih mau mendengarkan.

Lalu, ada hal baru yang dulu tak aku lakukan.

Setiap melalui tempatmu, kusempatkan melempar pandang. Sekedar ingin tahu, apakah kau ada di sana, atau sepatumu sedang membawamu bertualang.

Kemudian, tanpa disadari setiap hari semua itu terjadi berulang. Hingga dalam memori ini, tempatmu ada di satu ruang.

Aku sendiri. Kau sendiri. Benakku pernah berpikir untuk memulai, sesuatu yang dulu tak terbayangkan sama sekali.

Tapi, benar bila waktu selalu datang untuk menjawab.

Kita memang masih sendiri. Tapi, saat kita berdua dan lekat-lekat ku menatapmu, dalam matamu tak terlihat diri ini. Dan sekian lama, suara dalam hatiku tak pernah memberikan jawaban pasti tentang kisah ini.

Kemudian, kita tetaplah teman.

Setidaknya dari berbagai ceritamu, aku tahu bahwa kau punya rencana yang baik. Hingga benakku tak perlu panik, karena kau pasti akan bertemu dengan yang terbaik.

Dan aku akan menunggu, kabar baik darimu. Karena apa yang terbaik untukmu, merupakan kebahagiaan untukmu.

Jawaban dari Pertanyaan yang Tak TerjawabTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang