His Eyes

17 1 0
                                    

Adlan dan Juna masuk ke dalam Cafe yang berukuran sedang berada di Mall Jakarta. Dia langsung melihat ke arah Arga yang berada di outdoor Cafe ini.

"Sorry, lama nih." Adlan dan Juna langsung mengambil tempat duduk di depan Arga. Arga memperhatikan orang yang di samping Adlan.

"Kenalin temen sekelas gue, Juna." Juna dan Arga langsung bersalaman ala laki - laki.

"Jadi? Lo manggil gue ke sini gara - gara apa?"

"Lo pasti taulah, Ga. Tadi gue sebelum ke sini kayaknya liat Anthony deh."

Arga mengernyitkan dahinya "Bang Anthony? Kayaknya yang lo liat beneran abang gue deh soalnya dia sempet bilang ada meeting sekitar restaurant sini."

Adlan langsung menyenderkan badannya yang awalnya tegak "Dia ngeliat gue kayak gak suka gitu, Ga."

"Maksud lo apaan?" Arga mengernyitkan dahinya sambil menatap Adlan.

"Kayak benci. Dan gue gak tau alasannya apaan."

Arga langsung tertawa "Lo ngomong kayak cewek! Berasa homo gue," Juna ikutan tertawa sedangkan Adlan hanya mendengus kesal.

"Jadi lo masih berharap sama peri kecil gue?" Adlan hanya mengangguk kecil.

"Tapi gue pengen tau kenapa dia lupa sama gue dan berasa pura - pura gak kenal."

"Terus? Lo mau nekat nanyak sama bang Anthony?"

"Ya mau gak mau, cuma itu satu - satunya. Gue gak peduli mau babak belur."

Juna langsung menarik baju Adlan "Lo serius, Lan?"

Adlan hanya mengangguk mantap sambil memandang ke arah Arga dan Juna "Gue yakin dan gue serius."

"Tapi tapi kalau alasannya masuk akal dan lo balik ngejar Kanya. Gimana sama kembaran lo?" Seketika pertanyaan Arga membuatnya berpikir berkali - kali karena sama saja dia mengkhianti orang yang mempunyai darah yang sama dengannya.

"Kalau memang lo sayang sama Kanya biarin dia bahagia sama Ladit tapi lo juga mau gak mau harus kasik tau dia semuanya." Juna memberikan saran kepada Adlan.

Arga tersenyum mengangguk "Biarin mereka bahagia dan seenggaknya lo harus kasik tau Ladit dan Kanya setelah lo tau semuanya."

"Gue bakal rebut Kanya kalau dia gak bahagia sama Ladit kalau dia bahagia gue gak akan ganggu mereka." Arga menatap Adlan tersenyum sambil menepuk pundak Adlan.

"Bagaimana pun lo dan kembaran lo sebenernya bisa buat Kanya bahagia. Gimana kalau lo jadi pacar kedua aja buat Kanya?"

"Eh goblok banget sih abangnya Kanya ini." Juna langsung memukul kepala Arga dengan sendok yang ada di tangannya.

Sedangkan Adlan tersenyum tertawa sedikit "Hari ini bang Anthony lagi di kantor, Ga?"

"Kayaknya gak deh hari ini dia meeting di luar, Lan."

"Mungkin besok pulang sekolah gue ke sana sendiri deh."

"Lo yakin? Gak takut di usir?"

Adlan hanya tertawa sedangkan Juna menyipitkan matanya "Emang bang Anthony segalak itukah? Gue jadi ngeri."

"Seperti itulah kalau udah menyangkut adik kesayangannya apa lagi gue yang paling di sayang,"

"Jibang!" Adlan melemparkan sedotan ke arah Arga sedangkan Juna langsung mengekspresikan gaya sok cool Arga mengatakan seperti tadi. Mereka tertawa dengan pembicaraan yang ngalur ngidul.

***

"Kamu yakin anter aku ke toko buku?" Kanya dengan nada yang membuat Ladit gemas sendiri kalau sedang merajuk seperti ini pasti Kanya akan memangilnya dengan kamu.

The MemoriesWhere stories live. Discover now