I love you, Daddy

3.9K 269 3
                                    


Suara teriakkan nyaring terdengar begitu lantang. Anak laki-laki berlari kencang menuju ke arah pria yang ada di hadapannya, yang kurasa ayahnya. Kupandang dalam diam pemandangan di depanku yang selalu membuatku terharu dan jujur, biasanya membuatku iri padanya yang bisa memeluk erat sosok ayah.

Sudah berulang kali aku ingin menanyakkan keberadaan ayahku kepada bunda, tapi setiap kali aku mengatakan kata 'ayah', wajah bunda berubah sedih. Aku tidak menyukainya. Aku tidak suka dengan wajah sedih bunda. Jadi aku selalu mencoba untuk bersabar dan berdoa kepada tuhan, suatu hari aku pasti akan bertemu dengan ayah jika tuhan mengkehendakinya.

Ya. Aku mengikuti ucapan tante Kadek, ketika aku menanyakan mengenai sosok ayah yang anak lain miliki tapi tidak denganku. Tante Kadek tidak mengetahui apapun, bahkan tante Kira. Namun aku tidak pernah menyerah untuk berharap keberadaan ayah.

Pernah suatu hari aku menanyakannya kepada paman Nata. Paman Nata hanya diam dan memasang wajah yang hampir mirip seperti bunda. Paman Nata mengetahui tentang ayahku. Aku selalu menanyakannya tentang ayahku saat kita berdua saja, karena aku tidak mau bunda tahu dan sedih.

Sayang paman Nata tetap diam, malah dia memperkenalkanku dengan paman Andrew. Paman yang tak kalah tampan dengan paman Nata. Dan satu lagi dia bilang dia mengenal ayahku.

"Apa ayah Aneta tampan?" tanyaku pada paman Andrew kala itu.

"Mungkin. Tapi ayahmu kalah tampan dengan paman," jawab paman Andrew yang mendudukanku dalam pangkuannya dan mengecup pipiku.

"Apa paman tidak memiliki foto ayah Aneta? Seperti paman Nata yang selalu menyimpan foto Aneta dan bunda di dompet?" tanyaku kembali.

"Paman Nata memiliki foto Aneta dan bunda Aneta di dompet?" Aku mengangguk dengan yakin, karena aku pernah melihat paman Nata memasukkan fotoku dan bunda dalam dompetnya. "Sayang sekali, paman tidak pernah menyimpan foto ayah Aneta dalam dompet paman."

Aku memasang wajah lesu. Sepertinya semua tidak ingin memberitahu siapa ayah Aneta.

"Tapi ..." Paman Andrew meraih daguku dan membuatku mendongak padanya, "jika Aneta ingin bertemu dengan ayah Aneta, Aneta bisa melihat cermin dan menatap mata Aneta," ucapnya ramah dengan senyum di wajahnya, "Aneta memiliki tatapan dan bola mata yang sama dengan ayah Aneta."

"Benarkah?" senyuman mulai terlukis di wajahku saat itu, mungkin. Aku bahagia. Aku senang. Aku bangga, karena aku memiliki sesuatu yang membuatku dekat kepada ayahku yang tak pernah aku temui.

Sejak itu aku tahu mengenai senyumana bunda setiap kali menatapku lekat dan wajah bunda ketika aku bertanya mengenai ayah. Bunda merindukkan ayah setiap kali aku menanyakannya dan di saat yang sama bunda selalu menatap lekat mataku dan wajah sedihnya berubah menjadi senyuman penuh cinta dan langsung memelukku ke dalam pelukan hangatnya.

Aku menyayangi bunda. Apapun yang terjadi aku selalu menyayangi bunda dan aku akan berusaha menjadi anak terbaiknya yang selalu bersabar menunggu ayah kembali dalam hidup kami berdua.

"Aneta!" panggilan berat yang aku sukai terdengar dari belakang punggungku. Aku memutar kepalakau menatap sosok yang selalu aku inginkan dan akau impikan kini berjalan mendekat padaku, "apa yang kamu lakukan?"

"Bermain pasir," jawabku dengan senyuman lebar. Aku berdiri dari tempatku jongkok, membersihkan sisa pasir pada kedua tangan dan rokku.

Sebelum sosok itu mendekat padaku, aku berlari kepadanya dan melompat ke arahnya yang sudah membuka kedua lengannya yang besar. Aku memeluk sosok itu. Sosok ayah yang aku impikan yang kini hadir dalam hidupku dan bunda seperti yang aku harapkan sebelumnya.

"Ada apa sayang?" tanya ayah yang menatapku bingung saat aku mencium kedua pipinya.

"Aneta sayang ayah."

"Ayah juga sayang dengan Aneta," balasnya yang membalas pelukkanku dan menciumi kedua pipiku sambil menggelitik tubuhku hingga aku tertawa geli.

"I love you, daddy," ujarku mengulang kalimat yang pernah diajarkan tante Alice padaku, dimana dia bilang itu ungkapan cinta yang sangat disukai ayah dan sering diucapkannya kepada bunda saat mereka berdua.

"I love you too, Princess."

EXTRA (Her Sweet Breath & His Eyes on Her)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang