Lima

789 13 0
                                    

On Rainy Days

"Luvhy Dwi Astuti"

Iqbaal menatap intens wajah cantik itu, tanpa ekpresi apapun. Memandanginya hingga ia merasa sangat puas dengan kecantikan alami yang dimiliki istrinya, sejujurnya ia merasa nyaman berada disamping (namakamu) dan selalu ingin melindunginya dengan baik.

Hanya saja, sulit Iqbaal lakukan jika ia tidak bersikap dingin pada (namakamu). Lelaki itu sudah biasa memandang istrinya dengan tatapan datar dan tajam, seperti sulit untuk memberikan senyuman hangatnya pada istri sendiri.

Tangan Iqbaal terangkat, mencoba melepaskan tangan (namakamu) yang melingkar dipingganganya, namun ternyata itu diluar dugaan, ketika Iqbaal menggeser tubuhnya justru (namakamu) semakin bergerak dan menenggelamkan wajahnya didada Iqbaal, semakin erat mendekap tubuh suaminya itu.

"Biarkan..." Gumam (namakamu) dalam tidurnya, Iqbaal tertegun mendengar gumaman istrinya yang terdengar parau.

Kini, tangannya terangkat untuk membenarkan posisi rambut (namakamu) yang menghalangi wajah malaikat itu, ia mengusap lembut ujung kepala (namakamu) dan terus memandanginya dengan hati-hati.

Seulas senyuman manis terukir indah diwajah Iqbaal, ia menundukan kepalanya dan mengecup hangat kening (namakamu) cukup lama. Matanya terpejam dengan memeluk erat tubuh (namakamu), membelai hangat punggung istrinya malam ini.

Keduanya terlelap dengan saling memeluk, membiarkan posisi hangat ini berlalu hingga mentari tiba.

"Beginilah setiap saatnya..."

Next Story...

Disaat sinar matahari itu sudah mulai memancarkan cahayanya, menusuk tepat pada kelopak mata (namakamu) dan mengganggu tidur nyenyaknya. Perempuan itu sedikit menggeram dan menggerakan kepalanya, merasakan sesuatu yang berbeda saat ini.

Ketika ia membuka matanya secara perlahan, ia semakin memperjelas penglihatannya saat ini juga. (Namakamu) melihat wajah tenang itu, wajah tampan bagaikan malaikat tengah tertidur lelap disampingnya saat ini. Ini bukan pertama kalinya saat ia bangun tidur dan melihat wajah tenang suaminya saat memejamkan mata.

Namun, sesuatu yang berbeda ia rasakan pagi ini, tangannya dengan indah melingkar dipinggang Iqbaal dengan posisi mereka yang saling berhadapan. Ia juga merasakan bagaimana pinggangnya yang ramping dipeluk oleh Iqbaal.

Hembusan nafas tenang Iqbaal terasa dikulit wajah (namakamu) saat ini, pagi ini terasa sangat manis.

Seulas senyuman manis terukir indah diwajah cantiknya, perlahan, ia melepaskan pelukannya tanpa mengubah posisi, perempuan itu mengangkat tangannya dan menyentuh lembut wajah Iqbaal.

Sentuhan tangannya yang pertama kali, biasanya (namakamu) akan bersikap acuh dan tak peduli dipagi hari. Ia hanya melirik sekilas pada Iqbaal dan bersiap diri untuk tugas dirumah sakit, sangat berbeda dengan tingkahnya saat ini.

Wajah tenang Iqbaal pagi ini benar-benar membuat (namakamu) ingin terus tertidur dan memandanginya, ini berbeda dengan wajah Iqbaal yang selalu dingin dan tanpa ekpresi itu.

"Aku tahu aku tampan, jadi jangan pandangi aku seperti itu." Tanpa membuka matanya, lelaki ini mengatakan hal itu dengan mudah. Membuat (namakamu) tercengang. "Tidak biasanya kau memandangiku dipagi hari, aku benar-benar merasa risih dengan pandanganmu itu. Matamu pasti masih belekan karna belum cuci muka, aku tidak suka gadis jorok."

(Namakamu) melepaskan tangannya yang semula mengelus lembut wajah Iqbaal, ia mengerutkan keningnya.

"Bagaimana kau bisa tau sementara matamu saja masih terpejam? Kau pandai mengintip, yah?"

On Rainy DaysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang