Sebelas

545 12 0
                                    

On Rainy Days
Genre: Thriller, Romance, Dewasa.
Cast:
• Iqbaal Dhiafakhri
• Park Hyojin as (namakamu)
• Older cast.

"Luvhy Dwi Astuti"

Sebelumnya...

"cepat kembali ke ruangan, kau tidak tahu pasien sudah lama menunggu, dan hentikan setiap omong kosongmu! Kalau alasan kau berada di sini untuk menemui Salsha maka katakan saja. Sebelum Ryzki-senpai melamarnya dan kau kembali jomblo seumur hidupmu."

Iqbaal melangkah keluar meninggalkan Ruang Apotek,

"kenapa aku?" Salsha bergumam tidak mengerti.

"kau dengar Dokter Ryuji?" Ryzki tersenyum hangat pada Ryuji, mungkin lebih tepatnya senyuman mengejek. "sebelum aku melamarnya dan mengajak dia untuk menikah. Maka katakan saja yang sebenarnya sebelum terlambat."

"a-a-apa?" Salsha terkesiap mendengar ucapan Ryzki, "Senpai?"

"a-aku tidak menyukainya." Ryuji melangkah meninggalkan Ruang Apotek.
"Senpai," Salsha memandanga wajah Ryzki bingung, "apa kau benar-benar akan melamarku?"

"Ya Tuhan,"

Next Story....

"huhh.." hembusan nafasnya sangat jelas, perempuan itu mengeringkan rambutnya dengan handuk dan duduk di ranjangnya. Pandangannya ia tunjukan ke berbagai arah dan focus pada tujuannya saat ini-mengeringkan rambutnya dengan handuk dan bersantai di apartemen.

Selagi suaminya masih bertugas di Rumah Sakit ia tidak akan keluar kamar dan akan menetap di sini. Kejadian kemarin benar-benar membuatnya takut dan trauma, perempuan yang kerap menerornya itu tidak pernah mengatakan apapun selain kata 'membunuhmu' dan menghilang dengan (namakamu) hilang kesadaran. Sebenarnya ada banyak petunjuk mengenai terror tersebut, (namakamu) sendiri tidak pernah tahu bagaimana bisa ia mengalami terror aneh tersebut. Karena selama ia tinggal di sini semuanya baik-baik saja namun setelah menikah semua itu terasa aneh. Tidak mungkin terror itu dating karena pernikahannya. Sudah jelas, perempuan menyeramkan itu berwajah sama dengan Ibunya. Bukan dengan perem[uan-perempuan yang mungkin mantan kekasih suaminya, Iqbaal.

Cukup lama lamunan itu terjadi, (namakamu) terdiam dan menoleh kea rah jendela kamar. Ia berdiri dan menatap keluar sana. Tampak ramai, sangat ramai, namun mengapa dirinya merasakan kesepian dan perasaan aneh. Haruskah ia menghubungi Iqbaal dan memintanya pulang lebih awal, namun rasanya itu tidak harus. Terlalu kekanakan jika meminta Iqbaal pulang cepat hanya karna merasa kesepian. Lagi pula besok ia akan kembali bekerja dan bertugas seperti biasa di Rumah Sakit.

'nggttttttttttttttt...'

Decitan itu terdengar di telinga (namakamu), ia menoleh ke belakang sana dan mendapati pintu lemari kamarnya terbuka dengan perlahan.

"terbuka?" gumamnya menatap bingung, "aku tidak merasakan ada angina sedikitpun." Lanjutnya menoleh ke luar sana. Jendela kamarpun masih tertutup rapat, tapi mengapa pintu lemari terbuka dengan sendirinya.

Kakinya melangkah mendekati lemari pakaiannya, tidak ada apa-apa selain tumpukan pakaian dirinya dengan Iqbaal. Keningnya kembali berkerut merasakan kebingungan yang menjalar. Ini benar-benar aneh. Sangat aneh.

Belum lama (namakamu) berdiri di sana, ponselnya bordering cukup nyaring. Tanpa butuh waktu lama ia segera meraih dan mendapati siapa yang menelponnya siang ini.

"Hallo.. Ibu?"

'hallo anakku, bagaimana keadaanmu? Sudah lama aku tidak mendengar bagaimana kabarmu.'

"kabarku baik Ibu, sangat baik. Tapi aku memang sedikit ada masalah selama satu minggu ini." Kakinya melangkah menuju dapur untuk mengambil minum. Rasanya ia akan membicarakan banyak hal dengan sang Ibu melalui ponsel.

On Rainy DaysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang