"Pagi ini tak lupa aku bersyukur kepada sang Maha Segalanya. Atas nikmatNya yang luar biasa dan sempurna." Ucap Aldi diatas puncak gunung Semeru.
Aldi Mahesa, di usianya yang masih remaja ia begitu akrab dengan alam. Jiwanya seolah terlahir untuk bercengkrama dengan ciptaan Allah itu. Bukan kali pertamanya ia membawa raganya menuju puncak gunung, mengiringi kakinya medaki menuju tempat dimana ia mampu melihat betapa sempurnanya Tuhan menciptakan alam untuk manusia. Ia bukan pendaki yang hebat. Pramuka yang membuatnya menjadi pribadi yang tangguh.
Kali ini dia mendaki bersama 4 sahabatnnya, Dean, Farel, Putri dan Alya. Mereka yang selalu bangga membawa bendera merah putih yang diikatkan dengan tongkat bambu, mengibarkannya disetiap puncak gunung yang mereka daki.
"Kita udah sampe dipuncak. It is time for ceremony. I'm so proud of Indonesia." Ucap Putri. Lalu mengangkat tangannya,hormat kepada bendera merah putih yang sudah berkibar.
***
Saat itu ialah muncak terakhir mereka menjelang keberangkatan Aldi dan Farel ke Australia, 2 diantara 5 orang sahabat itu patut berbangga dan berjuang atas kesempatan yang telah mereka raih, menjadi peserta dalam kegiatan Jambore Dunia. Keduanya yang terpilih dari kwartir daerah untuk mewakili Indonesia,bukan hal mudah bersaing dengan Pramuka dari seluruh Indonesia. Kecakapan, Ketangkasan dan Kecerdasan mereka benar benar di uji.
Aldi dan Farel telah berjanji di atas puncak gunung semeru, bersama alam yang menjadi saksi bisu. Mereka akan kembali menginjakkan kakinya di Tanah Indonesia, setelah mereka mengharumkan nama Indonesia di Negeri kanguru sana.
"Karena aku terlahir dari Indonesia dan untuk Indonesia. Tempat aku kembali meski langkahku tak hanya disini." Itulah yang mereka ucapkan, sebuah komitmen yang akan selalu mereka pegang teguh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cahaya Di Atas Tanah Pijakan
ContoKarena aku terlahir di tanah Indonesia, tempat aku kembali meski langkahku tak hanya hanya disini.