Halte Bus

101 15 0
                                    

Singkat cerita, bel pulang pun berbunyi. Semua siswa bergegas pulang ke rumah masing - masing. Tak terkecuali dengan Alya.

"Alya, aku duluan ya!" Ujar Lia kepada Alya, ketika mobil yang menjemputnya tiba.

Sebenarnya, Lia sempat menawarkan tumpangan pada Alya, agar Alya mau pulang dengannya. Namun, Alya menolak dengan alasan arah pulang mereka berbeda.

Padahal, Lia sudah mengatakan kalau ia tidak keberatan, tetapi tetap saja Alya menolak karena merasa tidak enak hati. Alya lebih memilih pulang naik bus kota.

Alya pun menunggu bus di depan halte, tidak jauh dari sekolahnya.

"Kring..kring.." Alya mendengar bunyi ponsel, namun bukan bunyi ponsel miliknya.

Kemudian Alya melirik orang di sebelahnya, ternyata Bagas. Bagas sedang berbicara dengan seseorang di telepon. Dan rupanya, saat itu Bagas juga sedang menunggu bus.

Alya pura-pura tidak melihat Bagas, padahal sebenarnya dia sedang memperhatikan gerak-gerik Bagas tiap detiknya. Bagas tahu betul kalau Alya sedang memperhatikannya. Bagas pun tersenyum dalam hati.

Tak lama kemudian, bus pun berhenti tepat di depan halte. Semua siswa yang ada di halte pun segera masuk ke dalam bus, setelah sekian menit mereka menunggu bus tersebut.

Alya dan Bagas juga masuk ke dalam bus. Sialnya, Alya tidak mendapatkan tempat duduk, karena semua kursi di dalam bus tersebut sudah diduduki penumpang lain.

Alya terpaksa harus berdiri sambil memegang besi pegangan yang ada di atap bus.

Alya melihat Bagas duduk di kursi barisan ketiga di depan, Bagas duduk disebelah teman perempuannya.

"Huffft." Alya menghembuskan nafas, kesal.

Namun, tiba-tiba Alya melihat Bagas berjalan ke arahnya. Alya mengernyitkan kening, heran.

"Duduk disana gih!" Ucap Bagas memerintah Alya. Bagas pun menunjuk kursi yang tadi sempat diduduki oleh Bagas.

Alya terdiam, tak mengerti maksud ucapan Bagas.

"Cepet duduk, kursinya aman kok. Gak ada permen karetnya. Hahaha. Biar gue aja yang berdiri." Bagas memperjelas ucapannya.

"Permen karet? Apa Bagas memang masih mengingatnya?"

Alya bertanya-tanya dalam hati.
Alya menuruti perintah Bagas, lalu ia segera berjalan menuju kursi yang sempat diduduki Bagas.

Namun, Alya lupa berterima kasih pada Bagas yang sudah membuatnya terbebas dari berdiri lama-lama di dalam bus.

Untuk Bagas (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang