Lampion Biru

104 15 0
                                    

Beberapa bulan kemudian, Alya semakin sibuk menjalani rutinitasnya sebagai siswa kelas XI.

Banyak sekali tugas yang harus ia kerjakan, hingga ia lupa kalau hari ini ia harus mengumpulkan tugas seni budaya, yaitu tugas membuat lampion.

"Alya, mana lampionmu?" Tanya Lia, saat mereka tengah berjalan menuju kelas.

"Ya ampun, aku lupa membawanya! Bagaimana ini?" Ujar Alya panik.

"Minta tolong orang di rumah untuk mengantarkannya ke sekolah!" Ucap Lia memberi solusi.

"Tidak  bisa, Lia. Ayah dan Ibuku sedang berada si luar kota. Pembantuku juga sedang pulang ke kampung halamannya." Ucap Alya semakin panik.

Bagas yang mendengar percakapan mereka pun segera pergi ke kelas XI.IPA.5. Bagas menaruh lampion buatannya di atas meja Alya.

Bagas tidak ingin membiarkan Alya dikeluarkan dari kelas, saat pelajaran seni budaya berlangsung. Biarlah, Bagas saja yang dikeluarkan dari kelasnya.

Setibanya di kelas, Alya dan Lia terkejut melihat lampion biru yang ada diatas meja Alya. Alya bertanya pada teman-temannya, "Siapa pemilik lampion itu?" Tetapi, teman-temannya tidak ada yang mengaku.

Akhirnya, saat Bu Vera (guru seni budaya) tiba di kelas, Bu Vera mengambil satu persatu lampion diatas meja siswa. Termasuk lampion yang ada di atas meja Alya, lampion yang tidak Alya ketahui siapa pemiliknya.

Bu Vera mengira bahwa lampion itu milik Alya.

"Alya, lampion kamu bagus." Puji Bu Vera.

"Tapi.. Bu.."  Ucap Alya terbata-bata karena gugup.

Alya ingin mengatakan bahwa lampion itu bukan miliknya. Namun, Lia buru-buru menyiku lengan Alya. Memberi isyarat agar Alya tidak mengatakan yang sebenarnya. Lia tidak ingin sahabatnya dihukum oleh Bu Vera.

Seminggu kemudian, barulah Alya tahu siapa pemilik lampion biru itu. Alya tahu bahwa Bagaslah pemiliknya, dan Bagas yang menaruh lampion itu di mejanya. Alya tahu semua itu dari salah seorang teman laki-lakinya yang bernama Mark.

Alya merasa bersalah pada Bagas. Karena selama ini, Alya selalu berburuk sangka pada Bagas. Kini, Alya tahu satu hal,  Bagas sudah berubah menjadi anak yang baik. Bagas tidak nakal seperti dulu lagi. Seusai pulang sekolah, Alya berniat untuk meminta maaf pada Bagas karena sikapnya selama ini.

Untuk Bagas (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang