Balas Dendam?

94 15 0
                                    

Satu minggu berlalu, sudah genap satu minggu pula Alya menjalani rutinitasnya sebagai siswi SMA.

Hari ini, Alya berangkat ke sekolah dengan sedikit malas. Hal itu karena Lia, sahabatnya tidak bisa masuk sekolah karena sakit.

Saat jam istirahat pun, Alya pergi ke kantin sekolah sendirian. Ia memesan minuman kesukaannya, yaitu jus jeruk.

"Bu, saya juga pesan jus jeruknya satu." Ujar seorang siswa.

Alya menoleh, ingin tahu siapa yang juga memesan jus jeruk sama sepertinya. Ternyata orang itu adalah BAGAS!

Setelah menerima jus jeruknya, Alya segera melangkah menuju bangku di sudut kantin. Bagas mengikutinya di belakang, sambil membawa jus jeruk juga.

Alya tahu Bagas sedang mengikutinya, namun Alya tak menghiraukannya.

Tiba-tiba, Bagas merasa licin saat ia menginjak lantai, hingga Bagas pun hampir terpeleset. Melihat Alya ada di depannya, Bagas spontan mencengkram bahu Alya dengan tangan kanannya. Mencoba menahan dirinya agar tidak terjatuh.

Dan memang, Bagas tidak terjatuh, namun jus jeruk yang berada di tangan kirinya, tak sengaja ia tumpahkan ke punggung Alya.

Alya sontak menjerit. Merasa kedinginan saat jus jeruk milik Bagas itu tumpah ke punggungnya.

"Aduh, Alya maafin gue ya.. Gue gak sengaja." Ujar Bagas.

Setelah Alya mendengar Bagas memanggil namanya, Alya pun tahu satu hal; Bagas masih mengenalnya. Dan Alya merasa kalau Bagas masih menyimpan dendam padanya.

Lalu Alya menuduh Bagas sengaja menyiram Alya dengan jus jeruk itu.

"Lu sengaja ya nyiram gue?" Ucap Alya marah.

"Nggak, Al. Sorry ya! Tadi gue hampir kepeleset." Ucap Bagas mencoba menjelaskan.

"Alah.. udah deh, ngaku aja! Lu sengaja kan? Apa lu masih dendam sama gue, karena dulu lu pernah diskors gara-gara gue?"

Alya berbicara panjang lebar, ia tak bisa mengendalikan emosinya saat itu.

Alya tak peduli pada beberapa pasang mata yang kini tengah melihat ke arahnya, juga ke arah Bagas.

Bagas segera menarik tangan Alya, dan menyeretnya keluar kantin.

"Alya, lu gak berubah ya! Dari dulu buruk sangka terus sama gue! Asal lu tahu aja, gue udah gak dendam sama lu. Oh ya, gue juga minta maaf karena dulu sering ngejahilin lu." Ucap Bagas tepat di telinga Alya.

Namun Alya tak mempedulikan Bagas. Alya segera berlari ke toilet untuk membersihkan bajunya, walaupun Alya tahu baju itu tidak akan bersih kecuali dengan dicuci.

Alya pulang dengan baju seragam yang kotor, juga dengan wajah yang lesu. Seperti biasa, Alya pulang naik bus. Untunglah, kali ini masih ada tempat duduk yang kosong. Alya pun segera duduk, lalu menyandarkan kepalanya ke kaca jendela bus.

Akan tetapi, Alya langsung mendongakkan kepalanya saat melihat Bagas berjalan menuju ke arahnya, tepatnya ke arah tempat duduk di samping Alya. Kebetulan, tempat duduk itu masih kosong.

"Aku tidak akan membiarkan Bagas duduk disini." Gumam Alya dalam hatinya.

Kemudian Alya melepaskan tas yang digendongnya dan Alya segera menyimpan tas miliknya tersebut disamping tempat duduknya, sebelum Bagas benar-benar duduk disana.

Bagas hanya tersenyum melihat tingkah Alya yang masih marah padanya (karena insiden di kantin saat istirahat tadi).

Bagas terlihat sangat manis saat tersenyum, matanya yang sipit membuatnya terlihat memejamkan mata saat tersenyum.

Alya mati-matian berusaha untuk menahan diri agar tidak membalas senyuman Bagas, dan Alya segera memasang ekspresi wajah sesinis mungkin. Namun, senyuman itu makin mengembang di pipi Bagas saat melihat wajah sok sinis Alya.

Lalu, Bagas menyingkirkan tas milik Alya yang menghalanginya untuk duduk.  Kemudian, Bagas duduk disamping Alya, sambil memegangi tas milik Alya.

Hening. Tidak ada perbincangan diantara mereka. Tidak ada yang berani memulai pembicaraan.

Mereka terus diam sepanjang perjalanan, hingga akhirnya mereka turun dari bus dan pulang ke rumah masing-masing.

Untuk Bagas (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang