Part 4

73.4K 669 0
                                    

Drrttt…Drttt…Drttt….

“hallo”

Ku picingkan mataku, menatap layar ponsel di tanganku.

Sial. Pantas saja tak ada jawaban, ternyata hanya pesan singkat.

Dengan malas ku senderkan punggung telanjangku di kepala ranjang. Ku naikkan selimut yang membungkus tubuh telanjangku untuk menutupi buah dadaku.

“Singkirkan tangan nakalmu, tuan mesum!” ujarku menepis tangan pria yang masih memejamkan matanya dari payudaraku.

Tak habis akal, tangan usilnya kini merayap di balik selimut. Mengelus paha telanjangku, dan berhenti di pusat tubuhku. Mengusap-usapnya lembut, sebelum jari-jari panjangnya masuk-keluar berulang kali membuatku merintih.

“tuan…”

“Hm? Kau ingin lagi, sayangku?”

“Jangan gila! Kita baru selesai dua jam yang lalu. Bahkan spermamu masih belum kering di selangkanganku,” kesalku.

“Kalau begitu biarkan aku mengeringkannya, sayang,” ujarnya dengan tatapan mesum andalannya.

“Dan membuatku keluar lagi. Lalu setelah itu kau membuatku menjerit tanpa henti hingga matahari tenggelam lagi?”

“Ayolah. Bukankah hari ini libur? Kita bisa menghabiskan waktu panas yang panjang di atas ranjang,” rengeknya dan mempercepat gerakan jari-jarinya di pusat tubuhku.

“Dan membuat putra tampan kita kelaparan? Ahhh… tuan…”

“Kita bisa meminta pak dodi menjemput dan mengantarnya ke rumah nenek. Lagi pula… rendy pasti senang jika kita membuatkan adik untuknya.”

“Oohhhh… tuan… hentikan….”

“tuannn!”

“Ahhh..….”

“kenapa? Apa aku harus berhenti sekarang, nyonya muda gibson? Hmm?”

“Sialan kau, gibson! Jangan berhenti, lebih cepat lagi!” pintaku dengan suara serak menahan nikmat.

Bahkan kini tubuhku sudah berbaring kembali dengan kedua kaki mengangkang. Mempermudah gerakan tangannya yang semakin cepat.

Dengan jari-jarinya yang masih mengobrak-abrik pusat tubuhku, kini badan besarnya ikut mengurung tubuhku dengan tindihannya. Sebelah tangannya ia gunakan untuk mengocok penisnya yang mulai menegang.

“Engh… sabar sayang. Sedikit lagi aku akan memenuhimu,” ujarnya dengan napas tersengal dan wajah memerah menahan nikmat saat mendorong masuk benda perkasa miliknya.

My Husband Sex enthusiastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang