Ulang tahun

928 36 2
                                    

         Gue melangkahkan kaki gue keluar dari kamar, menghampiri kakek nenek, bibi dan ibu gue. Ya sejak gari kembali gue memutuskan untuk tinggal sementara bersama ibu. Dan ayah gue gak mempermasalahkan hal itu. Justru ayah gue setuju dengan keputusan gue ini.

Gue meletakkan tas gue di kursi sebelah gue yang memang kosong. Sebenarnya itu kursi tempat kakak gue yang kedua, tapi dia sekarang udah bahagia bersama keluarga kecilnya. Ia dibawa oleh suaminya ke Malaysia, karena suaminya memang orang sana.

Ya tertinggal lah gue yang masih sendirian belum punya pasangan. Tapi gue merasa nyaman dengan hal itu.

"Dinda...." panggil ibu kearah gue.

Gue menoleh kearahnya lalu tersenyum, "ya? Ada apa bu?"

"Kapan kamu punya rencana menikah?"

"Ya ampun bu, pacar aja dinda gak punya gimana mau mikir sampai kesana"

"Ibu harap kamu tidak terlalu terlarut dalam masa lalu dan trauma mu itu dinda, ibu pingin bisa melihat anak bungsu ibu dipelaminan dengan lelaki pilihannya"

"Iya bu, nanti ya dinda fikirkan. Soalnya dinda sibuk sama pasien bu jadi belum sempat untuk cari, hehe"

"Ibu harap tidak terlalu lama ya dinda.."

"Iya bu, yasudah dinda pamit kerja dulu ya"

*

Gue sedang berada di dalam mobil gue membawa nya dengan santai karena berhubung gue gak terlalu sibuk juga. Gue jadi kefikiran sama omongan ibu gue pas dimeja makan tadi.

"Huhh ada ada aja deh permintaan ibu, gue aja susah banget mau ilangin ini trauma"

Ya sejak 5 tahun yang lalu tepat terakhir kalinya gue sakit hati dan itu dilakukan oleh gari. Gue mengalami sebuah phobia menurut dokter firman namanya adalah L-word phobia yaitu rasa takut di dalam diri sendiri yang muncul karena pengaruh masa lalu, atau kekhawatiran yang berlebihan dalam hal cinta pada pasangan. Itu gue alami sekarang. Dokter firman berkata trauma gue ini harus secepatnya disembuhkan karena itu bisa membahayakan buat gue.

Apalagi reaksi gue begitu berlebihan ketika melihat gari kembali. Dan sekarang gue berusaha untuk menyembuhkan trauma gue ini.

Gue baru kefikir sekarang, kenapa ya si gari balik lagi ke jakarta? Apa karena dia tau gue ada dijakarta? Eh tunggu dulu, pas gue baru nyampai di jakarta. Mobil gue ditabrak sama seorang cowok bernama nino?

Dan juga pas gari dateng kerumah gue, ibu gue manggilnya nino? Terus inisial di buket bunga yang slalu dikirimkan untuk gue itu huruf N. Jadi selama ini semuanya ulah gari....

*


Setelah selesai praktek, gue pulang kerumah. Entah kenapa udah beberapa hari ini gue gak ada ketemu gari. Dia juga gak ada ke kantor gue. Yaudah deh serah dia.

Ngapain gue ngurus dia? Emang dia siapa gue?. Gue membuka pintu depan dengan perlahan, karena hari sudah malam. Gue gak mau membuat kegaduhan.

Terlihat rumah gue begitu sepi dan gelap. Gue melepaskan sepatu gue dan meletakkannya dirak. Berjalan menuju kamar, melepaskan jas dinas gue dan tas kerja gue diatas kasur. Hari ini begitu terasa capek. Karena pasien lumayan banyak.

Gue memutuskan untuk bersih-bersih dahulu. Setelah itu gue akan membuat teh hangat dan kemudian tidur. Setelah gue udah membereskan semuanya.

Gue berjalan membuka pintu kamar dan menuruni anak tangga satu persatu menuju dapur. Gue mengambil secangkir gelas berukuran sedang, menaruh bubuk teh ke dalam cangkir, kemudian memasukkan gula beberapa sendok dan menyeduhnya dengan air panas kemudian di aduk dengan sendok teh.

2. BrittlenessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang