Kesempatan kedua?

1K 41 5
                                    

Maap sebelumnya gue mau memberi kata sambutan sedikit :D makasih banget yang udah baca cerita gue ini gak nyangka udah 20k yg baca thank you so much gue seneng banget!! Maap kalo cerita ini lama di lanjutin karena gue juga baru inget kalo cerita ini belum ending :v

Happy Reading ^^

***

Dinda Point Of View

Seminggu kemudian....

          Sudah seminggu gue kembali membuka praktek gue, karena gue sudah kembali ke jakarta. Ya pada kenyataannya gue harus melewati ini semua dan menghadapi kenyataan yang ada. Gue sudah membuat suatu keputusan dan semoga saja kali ini keputusan gue gak salah lagi seperti dimasa lalu gue yang selalu salah dalam membuat keputusan.

'Tok...tok...tok'

"Ya silahkan masuk"

"Maaf bu, didepan ada tamu katanya tamu spesial untuk ibu" ucap neli ketika ia masuk kedalam ruangan gue.

"Suruh saja dia masuk"

"Baik bu"

    Gue menutup buku ilmu psikolog gue, dan membenarkan posisi duduk gue yang mulai gak enak. Gue hanya diam melihat seseorang yang sudah masuk kedalam ruangan gue lalu ia berjalan menuju meja gue kemudian ia duduk dikursi yang biasa menjadi tempat duduk para pasien gue. Melihat gue yang masih diam menatapnya, ia mengeluarkan sebuket bunga mawar berwarna pink warna kesukaan gue. Gue tersenyum kearahnya, dan gue menghampiri dia lalu duduk disampingnya.

"Ada apa kesini?" Tanya gue.

"Gapapa, gue hanya kangen aja sama seseorang yang sangat berarti untuk gue"

"Sangat berarti? Oh ya? Kalo emang gue itu berarti kenapa dulu lo tega melakukan hal itu sama gue?"

"Oh ayolah, kita kan sudah sepakat untuk tidak mengungkit masalah itu lagi, gue sudah capek dengan karma yang telah gue dapat karena menyakiti elo. Gue sungguh menyesal karena itu"

"Bagus dong, ternyata karma yang menyadarkan elo. Gue kira lo gak bakal berubah"

"Ah sudahlah, daripada kita terus membahas masalah itu sebaiknya kita makan siang diluar yuk"

"Lagian kenapa bahasanya baku banget sih males gue"

"Hahaha sorry kebawa karena slalu ngomong sama klien jadi ya gitu"

"Yaudah yuk, gue udah laper nih"

gue menarik tangannya keluar dari ruangan gue dan melemparkan sebuket bunga itu dengan asal. Gue berjalan mendahuluinya meski gue tau dia kesal dengan perlakuan gue terhadap bunga yang ia kasi itu. Menurut gue dengan dia datang membawa bunga atau tidak itu gak penting buat gue. Yang penting itu adalah dia.


*

       Gue duduk dibalkon kamar gue sembari memeluk tubuh gue sendiri. Gue tak henti nya tersenyum ketika mengingat saat gue sama gari. Ya gue udah membuat keputusan untuk memberikan gari kesempatan untuk terakhir kalinya. Jika ia gagal dia harus pergi dari hidup gue selamanya. Karena gue berfikir everyone have a change, right?. Karena itu gue memberikan dia kesempatan, entahlah ending nya akan bagaimana, gue gak tau. Intinya semoga aja tuhan memberikan jalan yang terbaik untuk gue.

Banyak banget kejadian saat gue di Bandung. Dimana disana gue ketemu dengan mantan terindah gari yaitu Rean, yang ternyata ia sedang honeymoon disana bersama suami nya. Gue sempat kaget ketika dia mengenalkan suaminya sama gue. Karena setau gue, Rean itu balikan sama gari dan karena itu gue putus sama gari.

2. BrittlenessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang