"Lia...' Robby menggenggam erat tangan Lia. "kamu masih belum percaya mas berubah? Kenapa sikap kamu dingin seperti ini terus ke mas? Mas harus melakukan apa lagi supaya kamu percaya lagi sama mas?" Tanya suaminya dengan kesungguhan hati.
Lia menunduk. Hatinya memang masih terasa sakit walau sudah mencoba memaafkan dan menerima takdirnya. Rasanya butuh waktu lama bagi Lia untuk menyulam kembali rajutan yang telah terputus.
Sudah sebulan ia masih bersikap dingin pada suaminya. Butuh berapa lama lagi? Entahlah... Lia rasa seumur hidup."Entahlah mas, aku bingung. Aku masih butuh waktu. Butuh waktu membangun rasa kasih dan sayang untukmu lagi, butuh waktu memperbaiki lukaku dan masih banyak lagi waktu yang aku minta darimu. Tetaplah seperti ini mas jadi suami yang baik untukku agar nanti nya aku bisa kembali membangun rasa kepercayaan itu lagi untukmu." Ucap Lia menjelaskan.
"Mas mohon jangan terlalu lama Lia, mas juga butuh perhatian darimu agar nantinya mas tidak berpikir untuk kembali melakukan hal yang seperti dulu. Mas butuh perhatian dari seorang wanita dan mas pengen itu cuma dari kamu."
Lia terisak dan seketika menghambur ke pelukan suaminya. Robby membalas pelukannya erat.
"Mas sayang sama kamu, Lia" Robby mengecup puncak kepala Lia. "Mas bener-bener minta maaf, mas menyesal Lia. Maafin mas..."
"Jika tak bisa lagi aku mencintainya seperti dulu... jika tak mampu lagi aku memperbaiki lukaku apakah perpisahan bisa mengobati rasa luka?"