Robby membawa Lia pergi berlibur. Ia mengajaknya ke salah satu kepulauan seribu. Ia harap dari sini ia bisa membuat Lia melupakan kesalahannya yang lalu yang telah melukai istrinya begitu dalam. Satu hal yang ada dalam hatinya, Ia masih sangat mencintai istrinya itu dan tak ingin berpisah darinya. Bahkan tak ingin istrinya itu sedikitpun terlintas di pikirannya untuk
berpisah darinya karena masalah ini. Robby hanya bisa berusaha dan berharap.Lia berjalan menyusuri tepi pulau yang berpasir putih dengan air laut yang masih bersih dan bening hingga terlihat karang-karang didalam sana. Ia tersenyum bahagia melihatnya. Ia menengok ke arah suaminya yang berdiri jauh dibelakang memperhatikannya dengan senyum hangat sambil melambaikan tangan ke arahnya. Ia bahagia, terenyuh akan kebaikan dan usaha Robby untuk mempertahankannya dan mempertahankan pernikahan ini. Lalu kenapa ia harus berpikir untuk berlari menjauh? Apalagi luka nya sudah semakin membaik. Walau masih ada rasa khawatir yang tertinggal didalamnya. Khawatir ia akan tersakiti lagi ataupun yang lainnya. Ah... Lia segera menepis pikiran itu.
Berulang kali ia menghirup dan membuang nafasnya untuk melegakan semua pikiran dan dadanya yang kemarin terasa sesak. "Ya Tuhan... seharusnya aku bersyukur dan bahagia telah memilikinya. Ini adalah resiko setiap pernikahan. Akan ada rasa bahagia dan juga rasa sakit. Aku harus bisa menerima semuanya. Ia memang tak sempurna sebagaimana aku. Kini ia yang bersalah dan aku harus bisa memaafkannya sebagaimana aku juga berharap jika suatu saat aku melakukan kesalahan ia mau menerima permintaan maaf dariku"
Lia membalikkan tubuhnya dan berlari menghampiri suaminya dengan senyuman hangat yang telah lama tersembunyi dibalik luka. Ia memeluk dan mengecup bibir suaminya sekilas. Menatap dalam-dalam mata suaminya.
"Aku milikmu dan semoga akan terus jadi milikmu selamanya, Robby suamiku tersayang. I love you so much." Ucap Lia dengan sepenuh hati.
Robby hampir saja meneteskan air matanya namun ia tahan sembari mengerjap-ngerjapkan matanya. "Ya, kamu akan selalu jadi milikku selamanya, Lia istriku tercinta. Terima kasih sudah mau kembali. I love you forever." Robby mencium mesra bibir istrinya lalu mengangkat tubuh istrinya yang ramping menuju pantai.
Mungkin ini baru awal dari sebuah akhir satu kisah pernikahan kami. Mungkin akan ada kisah yang akan lebih menghantam kapal kami diperjalanan berikutnya. Tapi semoga dari sebuah awal ini kami jadi semakin kuat dan kokoh menerjang dan melaluinya bersama. Karena kamu dan aku telah menjadi kita.
The End.
#asthie#
Makasih sekali lagi yang sudah berkenan membaca kisah pertamaku. Semoga suka. Dan semoga jadi awal cerita yang bagus yaaa... tunggu aku dicerita lainnyaaa :-*