Andai Di Surga Ada Cinta (Last Part)

1.6K 45 6
                                    

Pagi ini kulihat Aisyah telah rapi dengan seragam dan menggenggam Al-Qur'an  sedang memurojaah hafalan di depan kelas,

“Hey, ayyu saa’ah al an?* Ucapku sedikit berteriak sembari melangkah menghampiri Aisyah,

“Aisyah kita kembali…” Ujarku semangat dan dibalasnya dengan senyuman lalu kembali fokus pada deretan huruf-huruf hijaiyah yang sambung menyambung membentuk syair-syair indah dan menentramkan ketika dibaca, menenangkan saat didengarkan.

Meski belum sepenuhnya kembali seperti dulu, aku bahagia, setidaknya Aisyah bisa cepat mencerna kejadian yang menimpanya sebagai sebuah ibroh lalu memetik hikmah darinya.
 
“Hari ini Sarah datang, katanya dia membawa sesautu untukmu” ujarku pada Aisyah yang masih asyik berkomat-kamit membaca Quran dengan mata tertutup.

“Benarkah?” Aisyah memutar badannya hingga tepat berhadapan denganku,

“Heem, haqqon*!” Aku mengangguk.
"Kita tunggu saja, mungkin sebentar lagi."
 
Tak berapa lama kami melihat sebuah mobil memasuki gerbang pondok kami,

“Itu dia Sarah datang..” Seruku setelah melihat Sarah melambaikan tangan dari dalam mobil.
Kami berlari menjemputnya,

Ahlaan Sarah…*” Aku merangkul Sarah, begitu pula Aisyah.

"Kalian apa kabar?" Tanya Sarah.

“Seperti yang kau lihat, tanpa cacat sedikitpun...” Gurauku sembari mengedipkan mata.

Sayangnya hari ini Ahmad tidak ikut mengantar Sarah, Ahmad sudah mulai sekolah lagi.

assalamu’alaikum ‘ammu, ’ammah,”* Aku membungkuk memberi salam pada dr. Abdullah dan istrinya saat mereka menghampiri kami. Mereka menjawab salam kami dengan senyum ramahnya yang khas.

“Aisyah, Aulia, apa kabar?” Tanya ibu Sarah.

“Alhamdulillah baik ‘ammah..” Jawab kami serentak.

“kami turut berduka cita atas...."

“Ya, terimakasih ya binti*..” Kalimatku terputus oleh jawaban dr. Abdullah secara tiba-tiba.

Setelah mengantar mereka pulang, kami bertiga segera menuju asrama. Masih ada waktu sebelum pelajaran dimulai,
 
“Isy, maafkan kakakku ya.. Sarah membuka percakapan saat kami telah berada dikamar.

“Sarah, sudahlah.. Suatu kepastian yang telah terjadi tidak seharusnya diungkit lagi...” Aisyah tersenyum.

“Terima kasih, Aisyah, itu yang kuharapkan..” Jawab Sarah riang.

“Oh, ini ada titipan dari ummi untuk kalian berdua... Dan Aisyah, ini ada sesuatu yang ditinggalkan kakak untukmu...” Sarah menyerahkan 2 bingkisan kepada kami dan sebuah amplop surat untuk Aisyah.

“Aku tidak tahu apa isi surat itu, yang jelas kakak berpesan untuk memberikannya padamu..” Terang Sarah.

“Eh, udah bel… Pekikan khas Aisyah mengagetkan kami.
Kami pun berlari menuju kelas dan nyaris terlambat,
huft
Batinku dengan nafas yang masih tak teratur.
 
 
@@@
 
 
“Sarah, kamu gak kangen sama tempat favorit kita?” Ujarku pada Sarah.

“Kangeeenn bangeeeeet!” Sahutnya.

“Kalau begitu ayo kita kesana” ajak Aisyah.

Kami bertiga duduk di atas batu favorit kami masing-masing.  Ketiga batu itu kami ukir nama kami diatasnya sebagai tanda hak milik, itu kata Sarah saat menyarankannya.

Kulihat aisyah mengeluarkan surat pemberian Harry dari sakunya,

“Ayo, Isy... Iqro' ...” Ucapku tersenyum.

Andai Di Surga Ada CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang