Mata Hujan

646 35 5
                                    

Tentara hujan mulai gugur

seperti pemenang yang kalah dalam perang

dan rebah dengan gagah

pada entah: seolah mempertanyakan bagaimana

sebuah peradaban menjalar di sudut kota

dengan relrel beserta keluh kereta tiap jamnya

yang sebelumnya mengingatkan kita

tentang rumah, tentang sejuk nimbus kelabu,

serta riuh pengajian dan sajadah yang menggelepar

pada entah: seolah lelah mempertanyakan mengapa

kita selalu lupa memungut sisa ayat di udara

MetamorfosaWhere stories live. Discover now