Tentara hujan mulai gugur
seperti pemenang yang kalah dalam perang
dan rebah dengan gagah
pada entah: seolah mempertanyakan bagaimana
sebuah peradaban menjalar di sudut kota
dengan relrel beserta keluh kereta tiap jamnya
yang sebelumnya mengingatkan kita
tentang rumah, tentang sejuk nimbus kelabu,
serta riuh pengajian dan sajadah yang menggelepar
pada entah: seolah lelah mempertanyakan mengapa
kita selalu lupa memungut sisa ayat di udara

YOU ARE READING
Metamorfosa
Poesíakayaknya akan dimusnahkan dari beberapa tempat. saya memilih tempat ini sebagai brankas nomor tiga setelah hardisk dan satu tempat yang dirahasiakan (apaan sih XD)