[12]

2.3K 273 27
                                    

"Kau benar-benar datang?"

Suara Tuan Jung mengalihkan perhatian Jongin yang tengah duduk dengan tenang di ruang tamu kediaman keluarga Jung. Sebagai bentuk sopan santun, Jongin segera berdiri, menyapa Tuan Jung dengan membungkukkan sedikit tubuhnya. "Apa kabar, Tuan Jung?"

"Baik," jawab Tuan Jung singkat tanpa berniat balik menanyakan kabar Jongin. Lagi pula untuk apa juga?

"Tunggulah, sebentar lagi Soojung turun."

Jongin hanya tersenyum guna menanggapi perkataan ayah dari kekasihnya ini. Sempat terbesit niat untuk mengajak Tuan Jung mengobrol. Sekadar berbasa-basi untuk mengubah pandangan Tuan Jung mengenai dirinya. Akan tetapi, tidak juga Jongin lakukan. Terlalu beresiko jika dirinya sok akrab dengan calon mertua---Jongin mengamini ini dalam hati---bisa-bisa Tuan Jung membatalkan pemberian izinnya kepada Jongin untuk mengajak Soojung keluar siang ini.

Cukup sulit meyakinkan Tuan Jung siang itu, di mana Jongin mengajukan negoisasi yang sedikit memberatkan Tuan Jung. Lelaki berusia 40 tahunan itu tidak menjawab saat Jongin meminta diberi kesempatan sekali lagi untuk mendekati Soojung ketika gadis itu sudah siap. Tuan Jung hanya menekankan agar Jongin meninggalkan Soojung, titik. Tidak ada tawar-menawar lagi.

Berakhir dengan Jongin mengajukan syarat, yaitu minta diberi kesempatan untuk menghabiskan waktu bersama Soojung untuk yang terakhir kali. Setelahnya, lelaki itu akan memenuhi permintaan Tuan Jung, akan meninggalkan Soojung. Akan tetapi, Jongin tidak menjanjikan bahwa itu akan berlangsung selamanya.

"Jadi, kau benar-benar tidak akan mengganggu Soojung lagi setelah ini, bukan?" tanya Tuan Jung setelah mendiamkan Jongin cukup lama.

"Tentu, Tuan. Lagi pula saya akan ke Jerman mulai minggu depan."

"Kau apa?"

Jongin tidak menjawab. Lelaki itu hanya tersenyum misterius. Mendapati raut terkejut Tuan Jung, sudah dipastikan bahwa ayah dari kekasihnya itu tidak tahu-menahu mengenai rencana studi lanjut Jongin. Ini baru permulaan. Jongin berjanji kalau akan membuat Tuan Jung lebih tercengang lagi saat dia kembali nanti.

"Oh, Soojung!"

Tuan Jung tersentak saat Jongin memanggil nama Soojung begitu antusias. Ayah Jung Soojung itu secara otomatis berbalik, hingga mampu menangkap raut datar putri semata wayangnya. Ekspresi Soojung berbanding terbalik dengan Jongin. Kelihatannya gadis itu tidak senang karena akan menghabiskan waktu bersama Jongin.

Bagaimana bisa senang jika ini adalah kesempatan terakhir Soojung bersama Jongin?

"Siap pergi sekarang?"

Soojung menatap uluran tangan Jongin, lantas beralih menatap ayahnya. Ketika Tuan Jung mengangguk, Soojung tanpa ragu meraih uluran tangan Jongin. Membuat senyum Jongin terukir begitu lebar. "Kami pergi dulu, Tuan Jung."

Tuan Jung hanya mengangguk, tidak menanggapi pamit yang Jongin layangkan. Ekor mata lelaki itu terus mengikuti ke mana Jongin membawa Soojung pergi. Sebagai seorang ayah, rasanya berat jika harus menyerahkan putrinya meski hanya sekadar untuk pergi berdua. Dan Tuan Jung tidak bisa membayangkan jika suatu saat Jongin akan membawa putri kecilnya pergi suatu saat nanti.

O0O

Soojung tidak mengerti mengapa Jongin bisa tersenyum begitu lebar hari ini. Kesannya lelaki berkulit tan itu bahagia bisa menghabiskan waktu berdua saja dengan Soojung. Mengabaikan satu kenyataan bahwa mereka akan berpisah setelah ini.

"Buka mulutmu, Soojung-a!"

Dengan begitu patuh, Soojung menuruti perintah Jongin. Membuka mulut dan menerima suapan popcorn sisa camilan kegiatan nonton mereka tadi. Tidak banyak ide yang Jongin berikan untuk acara mereka siang ini. Jongin hanya mengajaknya ke bioskop, lalu berniat mengajak Soojung berputar-putar saja. Persis dengan kencan pertama mereka dulu. Benar-benar tidak kreatif.

The Edge ParadiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang