[7]

3.1K 315 60
                                    

"Jangan berhenti menyukaiku!"

"Hentikan, Taemin!"

"Kau hanya boleh menyukaiku!"

"Lee Taemin!"

Taemin menyemburkan tawa begitu keras, mengabaikan Jongin yang menekuk wajahnya. Kesal merasa dicela habis-habisan oleh sang sahabat—Lee Taemin. "Bisakah kau berhenti tertawa? Semua orang menatap aneh kita," sungut Jongin kesal.

"Yah, maaf-maaf," ujar Taemin sembari menyeka setetes cairan bening di sudut matanya. "Tapi Jongin, mau aku tertawa sekeras apapun juga tidak akan memecahkan rekor keberanianmu tadi," celoteh Taemin, kembali mengabaikan tatapan garang Jongin. "Wow, akhirnya si pendiam Kim Jongin ditaklukan oleh seorang gadis belia. Ijinkan aku memberitahu teman-teman sekolah menengah kita. Pasti semua akan tercengang karenanya."

"Dan aku pastikan lehermu patah beberapa detik setelah berita konyol itu tersebar," Jongin mengultimatum. Lelaki berkulit tan itu menghela napas sembari mengusap wajahnya kasar. "Ayolah, Taemin. Tidakkah kau memberiku sedikit rasa simpati. Aku benar-benar frustasi setelah kejadian tadi," ujar Jongin kemudian. Terdengar geraman putus asa diloloskannya, tanda bahwa lelaki itu telah dilanda kegundahan yang memuncak.

Tidak ada lagi tawa terdengar. Taemin tidak berani lagi menertawai Jongin. Mengabaikan kelakuan Jongin yang tidak jauh berbeda dengan remaja yang baru pertama kali jatuh hati, Taemin cukup bersimpati terhadap sahabatnya itu. Mungkin lebih dapat disebut kasihan juga, mengingat bahwa sang sahabat telah ditinggal begitu saja tanpa kepastian oleh si gadis pujaan hati.

Sesaat setelah pernyataan cinta Jongin yang disaksikan beberapa pengunjung cafe beserta pelayannya—termasuk Taemin, Soojung meninggalkan Jongin begitu saja. Tanpa berucap apapun apalagi berpamitan. Gadis itu seolah tak bernyawa saat meninggalkan cafe milik Taemin ini. Rasanya pernyataan cinta Jongin cukup membuat gadis itu syok hingga kehilangan kesadarannya.

"Apa yang harus ku lakukan?" Satu pertanyaan terlontar dari bibir Jongin. Lelaki itu seolah bertanya kepada dirinya sendiri, tetapi tak kunjung mendapat jawaban pasti.

"Yang penting jangan kau hindari, Kim Jongin," Taemin mencoba memberi saran tanpa bermaksud menggurui. "Seperti yang kau lakukan barusan, lakukan saja sesuai nalurimu. Ku rasa apapun yang kau lakukan adalah yang terbaik untuk kalian berdua," tambahnya.

Jongin merenungkan saran yang Taemin sampaikan. Mengingatnya seperti sebelum ini. Lelaki itu menarik napas dalam seiring menetapkan keputusan dalam hati. Baiklah, Jongin sudah melangkah sejauh ini. Jadi, dia akan menghadapinya.

O0O

Yang Soojung lakukan sejak tadi hanya memandangi langit-langit kamarnya. Suasana hening, hanya suara detak jarum jam yang ditangkap indra pendengarannya. Cukup bersahabat dengan diri Soojung yang masih menghadapi ketidakpercayaan atas apa yang dialaminya siang tadi.

Jangan berhenti menyukaiku.

Suara Jongin siang tadi masih tengiang, menghantui diri Soojung yang sejak tadi berniat terlelap memasuki alam mimpi.

Kau harus bertanggung jawab karena membuatku menyukaimu!

Soojung menarik kedua sudut bibirnya tanpa sadar. Suka. Kim Saem kesayangannya mengatakan bahwa menyukai dirinya. Perasaan hangat tiba-tiba saja menyeruak memenuhi sanubarinya. Dadanya terasa sesak, tetapi tidak menyiksa. Pelupuk matanya berat, serasa ingin menangis tetapi bukan karena Soojung merasa sedih.

Dia bahagia, tentu saja. Siapa yang tidak bahagia jika mengetahui bahwa seseorang yang dicintainya memiliki perasaan yang serupa. Ini bagaikan memenangkan sebuah undian berhadiah, bahkan rasanya lebih menyenangkan lagi. Soojung tidak mampu menggambarkannya dengan kata-kata.

The Edge ParadiseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang